Haiiiiii!!!
******
Taehyung sudah cukup dibuat pusing saat ini. Setelah tiba tiba menggusurnya tadi, kemudian berkata ingin membuat misi dengan menyembuhkan Taehyung dalam seminggu. Sekarang bocah kelinci itu tengah berjalan bulak balik di ruang tamu rumahnya. Ibu jari ia gigit dengan wajah gemas.
Taehyung pun hanya bisa menghela nafas jengah dan kembali memutar bola matanya malas. Sebentar ia alihkan pandangan dari Jungkook kepada jam dinding di belakangnya untuk kemudian berdecak.
"Aish! Sebenarnya apa yang kau tunggu, Jungkook? Jangan membuatku pusing."
Jungkook mendelik tajam. Langkahnya terhenti, ibu jarinya pun sudah tidak ia gigit. Melainkan ia turunkan dan merubah posisi tangannya menjadi bersilang di depan dada.
"Kenapa kau bawel sekali sih? Belum bosan sedari tadi bertanya ini itu padaku? Aku saja yang mendengarnya sudah sangat muak."
"Yah! Kau pikir aku tidak muak melihatmu berjalan seperti setrika?! Sudah hampir 1 jam, Jeon Jungkook! 1 jam! Sebenarnya apa yang kau-"
Duk!
Perkataan Taehyung terpotong tepat saat sebuah sepatu converse hitam melayang ke wajahnya. Sangat tepat di wajahnya, ah... bukan, di hidungnya.
Taehyung mengambil sepatu laknat tersebut yang sudah tergeletak di lantai. Menggenggamnya erat dengan wajah yang perlahan memerah. Sedangkan Jungkook masih berdiri di hadapannya sambil menatap horor Taehyung.
Jungkook memberanikan diri bersuara, walaupun sangat pelan, "Hyung..."
Tak ada sahutan. Taehyung masih menunduk sambil memandang sepatu di tangannya penuh dendam. Tepat saat Jungkook hendak menarik nafas untuk kembali bersuara, sebuah suara yang sangat berat dan kencang sudah mendahuluinya.
"YAH! JEON COOKIES!!!!"
"Astaga... mati aku..."
***
Jimin memijat pelipisnya pelan. Matanya menatap jengah kedua pemuda berseragam SMA di hadapannya yang duduk saling berdampingan dengan kuping memerah. Kemudian bergulir menatap sepatu converse hitam tanpa pasangannya yang berada tepat di samping kakinya.
"Siapa yang mau meminta maaf duluan?" Jimin memulai pembicaraan.
Keduanya diam. Jungkook sibuk menundukkan kepalanya, matanya menatap jari jari miliknya yang saling meremat satu sama lain. Sedang Taehyung, sibuk mengalihkan pandangannya kemanapun asalkan jangan pada hyung nya. Tangannya ia topang di atas bahu sofa untuk menyangga wajahnya. Posisi yang sangat tidak sopan di mata Jimin.
"Haruskah aku menarik telinga kalian lagi agar kalian berbicara?" Sontak keduanya menoleh. Jimin berdecih pelan sembari menghela nafas.
"Kalian sudah dewasa, berhenti kekanakan."
Taehyung mendengus jengah, "bocah ini duluan yang memulai keributan." Jarinya menunjuk Jungkook tanpa berniat menatap objek yang ditunjuknya.
"Yah, hyung! Kau juga salah! Kenapa melimpahkan semua kesalahan padaku?!" Satu ucapan protes dilayangkan.
Jimin semakin jengah. Dengan tiba tiba ia menggebrak meja di hadapannya, membuat kedua pemuda yang sedang beradu argumen itu berjengit kaget.
"Aku menyuruh kalian saling meminta maaf, bukan saling menyalahkan."
Tak ada nada membentak disana. Begitu tenang layaknya tak ada amarah. Tapi, nada terselubung di dalamnya yang membuat Taehyung dan Jungkook waswas. Nada dingin dan menusuk itu yang harus diwaspadai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Kill Me Heal Me : DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (kth+jjk)
FanfictionCover by ©ddaeng-ie Fanart by irene.arts [COMPLETED] * * * Kim Taehyung; pemuda 18 tahun pengidap Dissociative Identity Disorder dengan lima kepribadian ganda, bertemu dengan Jeon Jungkook; seorang pemuda 16 tahun yang bercita cita menjadi psi...