Plak!
Suara tamparan terdengar jelas, yang selanjutnya diiringi suara ringisan seorang lelaki. "Aw! Kookie, apa yang kau lakukan? Kenapa kau menamparku?" Tanya Taehyung sambil mengelus elus pipi kanannya yang memerah akibat tamparan Jungkook.
"Hehe ... maafkan aku, hyung. Tadi ada nyamuk di pipimu, jadi kupukul saja nyamuknya, tapi malah terlalu keras, ya?" Jawab Jungkook dengan nada bertanya juga cengiran lucu terpatri di wajahnya. Taehyung hanya dapat menghela napasnya.
"Ayo, lanjutkan." Ujar Jungkook mempersilahkan Taehyung melanjutkan penjelasannya sembari melepas jas almamaternya dan menaruhnya di sofa.
Taehyung menganggukkan kepalanya; tanda ia mengerti. "Yang keempat ya? Tandanya ini yang terakhir. Em ... berarti tinggal Jung Hoseok. Baiklah, kepribadianku yang satu ini— dia sedikit aneh, mungkin? Hyung-ku bilang, kepribadianku yang satu ini bukan sebuah sifat, melainkan nama dari sebuah barang, yang kemudian, entah bagaimana caranya, aku malah menjadikan nama barang tersebut menjadi sebuah kepribadian." Satu alis Jungkook terangkat. "Barang apa?" Tanyanya sambil memiringkan kepalanya. Taehyung terlihat berpikir mendengar pertanyaan Jungkook. "Entahlah, aku juga tidak tau. Hyung-ku yang bilang seperti itu." Taehyung mengendikkan bahu tak peduli.
"Hyung-mu? Siapa dia? Apa dia sama sepertimu? Seorang penderita DID juga? Atau memiliki penyakit lain?" Jungkook menghujani Taehyung dengan banyak pertanyaan, Taehyung menggeleng pelan. "Tidak, hyung-ku tidak memiliki penyakit atau kelainan apapun, dia normal. Namanya Park Jimin, sebenarnya selisih usia kami hanya beberapa bulan, tapi dia memaksa agar aku memanggilnya hyung. Dia bukan kakak kandungku, tapi sepupuku." Jelas Taehyung panjang lebar, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Jungkook."Jadi, apa semuanya sudah jelas?" Tanya taehyung sambil menatap ke arah Jungkook yang belum berhenti mengangguk anggukkan kepalanya.
"Oh? Ya, hyung. Semuanya sudah jelas, sangat jelas. Tapi, kenapa aku harus merahasiakan hal ini?"
Taehyung berhenti menatap Jungkook, matanya bergerak gelisah mengelilingi seluruh penjuru ruangan, mencari hal yang dapat ia jadikan sebagai alasan yang tepat untuk diberikan kepada Jungkook.
"Em, sudahlah! Rahasiakan saja! Memang apa susahnya?" Entah kenapa Taehyung mulai kesal dengan Jungkook yang banyak tanya.
"Memang tidak susah, tapi kan ... aku hanya ingin tahu saja." Taehyung hanya dapat menghela nafas berat mendengar jawaban dari Jungkook.
Dengan seketika suasana canggung menyelimuti mereka. Mata Jungkook berjelajah mengelilingi rumah Taehyung, mencari jam, ia tidak tahu sekarang jam berapa, yang jelas langit mulai gelap dan jujur saja, Jungkook takut akan hal itu.
Taehyung yang sadar akan Jungkook yang sedang terlihat seperti mencari sesuatu pun bertanya, "Ada apa?"
Jungkook mengalihkan pandangannya dan menatap kearah Taehyung seakan bertanya 'apa?'
"Ada apa?" Ulang Taehyung, "Apa kau sedang mencari sesuatu?" Lanjutnya.
"Iya, em ... ngomong-ngomong, sekarang jam berapa?" Tanya Jungkook dengan senyum kikuknya, "Kurasa ini sudah terlalu sore, aku harus segera pulang." Tambahnya.
"Oh, kau mencari jam? Sekarang sudah setengah enam sore. Jika kau mau pulang, biar aku antar." Tawar Taehyung.
Jujur, Jungkook malu untuk menerima tawaran Taehyung. Tapi, bukan dalam artian gengsi. Ia malu karena ia baru saja mengomel kepada Taehyung saat mereka hendak pergi ke rumah Taehyung tadi. Tapi, jika Jungkook tidak menerima tawaran Taehyung, ia bisa mati ketakutan di tengah jalan. Jungkook sangat benci gelap. Ia benci karena dulu ada yang menjahilinya saat terjadi pemadaman listrik di rumahnya dan itu sukses membuat Jungkook takut dengan kegelapan hingga saat ini. Tapi sayangnya, ia tidak ingat siapa manusia sialan yang sudah berani menjahilinya hingga ia phobia akan kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Kill Me Heal Me : DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (kth+jjk)
Fiksi PenggemarCover by ©ddaeng-ie Fanart by irene.arts [COMPLETED] * * * Kim Taehyung; pemuda 18 tahun pengidap Dissociative Identity Disorder dengan lima kepribadian ganda, bertemu dengan Jeon Jungkook; seorang pemuda 16 tahun yang bercita cita menjadi psi...