Chapter 20

5K 500 28
                                    


Hai,

Ada yang kangen?:""

Btw, chap ini banyak taekook moment nya. Bahagia ga?

*******

Keadaan rumah saat ini nampak sangat suram. Ketiganya berkumpul di ruang tengah, tetapi pikiran mereka tidak berada di tempat. Semuanya merenungkan hal mengejutkan yang baru saja terjadi.

Kepergian Namjoon dan Seokjin.

Mata Jungkook terlihat sangat sembab. Sedangkan Taehyung dan Jimin- keduanya terlihat kacau. Tapi, Taehyung yang paling merasakan. Ada suatu perasaan aneh dalam dirinya saat menyadari bahwa Namjoon dan Seokjin telah pergi. Rasanya sangat kosong dan hampa, tetapi ringan. Terasa seperti- beban pikirannya menghilang. Tapi Taehyung tidak suka rasa kosong dalam dirinya ini.

Belum lagi surat terakhir titipan Namjoon. Surat itu yang sangat berpengaruh pada mereka.

"Tae?" Jimin bersuara, menatap Taehyung dengan sorot khawatir.

Taehyung mendongak, ikut menatap Jimin dengan matanya yang terlihat agak sayu, "apa, hyung?" Tanyanya.

Jimin mengerjap pelan. Ia mengulas senyum tipis dan bertanya, "bagaimana keadaanmu? Perasaanmu?- merasa lebih baik?"

Taehyung tersenyum. Ia mengangguk pelan dan mengusak rambutnya, "baik, hanya saja- aku merasa kosong." Taehyung tersenyum miris sesaat.

Jungkook yang sedari tadi menyimak percakapan dua pemuda itu hanya dapat menahan isakannya. Pembicaraan mengenai alter Taehyung membuatnya sangat sensitif. Terlebih, setiap mengingat Namjoon. Surat Namjoon benar benar membuatnya terhenyak. Kepercayaan yang diberikan alter itu yang membuatnya sangat sensitif. Ia tidak menyangka akan diberikan kepercayaan sebesar itu.

"Mau... refreshing?" Tawar Jimin.

Taehyung dan Jungkook reflek mendongak kemudian saling berpandangan sesaat. Jungkook menarik nafas dalam, "refreshing kemana?" Tanya bocah kelinci itu.

Jimin mengangkat bahunya, "entah. Terserah saja. Mau pergi keluar ataupun di rumah, kurasa sama saja. Yang terpenting kita harus bersantai hari ini. Lupakan masalah kita sejenak, berhubung kalian sedang libur, 'kan?" Jimin tersenyum lebar menatap dua orang di depannya.

"Kita di rumah saja, hyung." Taehyung berujar.

Jungkook mengangguk menyetujui. Kepalanya menunduk menatap jemarinya yang saling bertaut satu sama lain. "Aku hanya butuh istirahat di rumah," ucapnya.

Jimin pun mengangkat bahu dan tersenyum, "baiklah, aku akan memasak untuk kalian." Jimin berkata riang dengan senyum lebar. Sejujurnya, Jimin melakukan ini semua untuk menutupi kesedihannya. Ia tidak boleh terlihat sedih di depan Taehyung maupun Jungkook.

*******

Hari menjelang siang. Baik Jimin, Taehyung maupun Jungkook, semua sama sama sibuk dengan urusan masing masing. Mereka mereka benar melupakan masalah mereka dan memfokuskan diri untuk merehatkan pikiran. Jungkook terduduk di sofa yang berada di ruang tengah. Kakinya bersila dengan buku novel di atas paha. Matanya menatap serius kumpulan huruf dalam buku. Sedang bibir mungilnya terlihat beberapa kali merapalkan kata yang tertera disana. Keningnya berkerut serius saat dirasa konflik mulai datang ke dalam cerita.

Lain Jungkook, lain pula Taehyung. Pemuda itu terlihat serius bermain game di ponselnya. Ia berbaring di atas sofa yang sama dengan Jungkook. Kepalanya bersandar pada bantal yang juga bersandar pada paha Jungkook. Beberapa kali pemuda tampan itu terdengar mengucap sumpah serapah dengan pelan, atau berdecak kesal saat ia kewalahan melawan musuh di game nya. Jimin yang melihat hal itu dari dapur hanya tersenyum.

✔ Kill Me Heal Me : DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (kth+jjk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang