Chapter 11: hello, are you a member of dumbledore's army? (speaking of initials)
Risya baru bisa mengantarku mencari Damar di gedung olahraga beberapa hari lagi. Karena katanya, gedung olahraga paling ramai saat pulang sekolah, dan untuk beberapa hari ini, Risya harus mengurus sepupu kecilnya yang sedang berkunjung sepulang sekolah, jadi dia belum ada waktu.
Aku sih, tidak masalah. Toh, setelah kupikir-pikir, aku harus menghabiskan setidaknya satu semester di Hadir ini. Aku kan, tidak mungkin keluar di tengah-tengah semester.
Tapi, tetap saja, aku tahu aku tidak boleh membuang-buang waktu. Jadi beberapa hari ini kuhabiskan untuk mencari informasi tentang Zikri Putra.
Aku bertanya ke beberapa orang di sekolah tenang Zikri, dan aku juga mencari informasi tentang dia di internet. Ini yang kudapat sejauh ini:
1. Zikri suka bermain musik dan menyanyi
2. Lahir di bulan Februari (Damar lahir di bulan Maret)
3. Punya adik laki-laki yang sekarang kelas tujuh
4. Tinggal di komplek dekat komplekku
5. Setiap ke sekolah naik motor
6. Suka olahraga (menurut anak-anak cewek di kelasku yang sering nongkrong di gedung olahraga)
Baru enam informasi itu saja yang kudapat. Tanggal lahir memang bisa dipalsukan, tapi hobi tidak. Di situ tertulis Zikri suka berolahraga. Dan dari informasi yang kubaca, Damar memang punya seorang saudara—dia punya kakak perempuan. Tapi lagi-lagi, biodata bisa dipalsukan, kan?
Jadi sejauh ini, Zikri merupakan orang yang paling mendekati Damar. Sekarang, aku harus memikirkan bagaimana caraku mendeteksi cyborg yang ada di dekatku.
"Jadi gimana? Zikri beneran temen lo pas TK? Sori gue lupa nanya," tanya Aga, memecahkan lamunanku. Sekarang sudah lewat beberapa hari sejak aku dan Aga ke perpustakaan untuk mencari 'teman TK-ku', dan dari hari itu sampai hari ini, Aga kebetulan diminta bertukar tempat duduk oleh salah seorang temannya—entah untuk apa. Jadi, aku belum mengobrol lagi dengan cowok itu. (Bukannya itu penting, sih.)
"Gue baru inget waktu tadi siang lihat Zikri lagi di perpustkaan," sambung Aga.
Aku sekarang sedang berdiri di depan pintu kelas, menunggu Risya keluar dari kelas di sebelahku. Aga baru saja keluar dari kelas dan dia memutuskan untuk berdiri di depanku terlebih dahulu.
Aku mengangkat bahu. "Kemungkinan besar, iya. Nyokap gue agak lupa."
"Kenapa enggak lo tanya aja ke Zikri? Dia baik, kok," kata Aga. "Atau mau gue tanyain?"
"JANGAN!" seruku, agak terlalu berlebihan, aku tahu. Tapi jangan sampai Aga berbicara dengan Zikri tentang aku. Kalau dia bukan Damar, aku pasti malu berat. Dan kalau ternyata dia memang Damar yang kucari, yah, aku sejujurnya belum siap bertemu dengannya—aku belum tahu apa yang harus kukatakan atau apa yang harus kulakukan. Aku butuh waktu untuk berpikir dan mempersiapkan diri. Tapi kalau Damar tahu dia sedang dicari, dan dia tahu orang yang mencarinya sedang berpikir dan mempersiapkan diri, dia pasti akan kabur, dan aku akan kehilangan dia sebelum sempat membujuknya pulang.
"Gue aja nanti," sambungku dengan cengiran di wajah. Pasti Aga menganggapku orang aneh.
Aga menatapku dengan geli. "Oke, deh. Terserah lo aja. Tapi kalau lo berubah pikiran dan mau gue ngomong sama Zikri, tinggal bilang aja, ya."
Aku mengangguk. Kemudian, Aga berlalu.
Beberapa saat kemudian, Risya akhirnya keluar dari kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Would You Like to Be My Cyborg?
Novela JuvenilLaura ditugaskan oleh SCN (Sekolah Cyborg* Nusantara) untuk mencari dan membawa pulang Damar-seorang cyborg cowok yang dua tahun lalu kabur dari SCN. Damar diberitakan pindah ke sekolah manusia normal dengan identitas dan tampang yang bisa dipastika...