Chapter 5 - Happy Birthday! (1)

2.2K 156 0
                                    

(Namakamu) POV

"Jadi? Gimana kelanjutan lo sama Karel?" Tanya Dianty sambil membolak-balik buku cerita yang ia ambil dari meja belajarku.

Aku hanya mengangkat bahuku pertanda tidak tahu, "Entahlah, gue juga bingung. Di satu sisi, dia berhasil bikin gue baper. Di sisi yang lain, gue malah jatuh dalam pesonanya Iqbaal."

"Gue ngerti rasanya digituin, paling enggak lo harus berusaha untuk bikin hubungan lo itu hitam atau putih. Jangan abu-abu. Tau gak sih? Di PHP-in itu gak enak." Ujar Dianty seraya menutup bukunya.

"Terus gue harus apa?"

Dianty menarik-narik dagunya seolah ia mempunyai jenggot, "Entahlah, gue gak pengalaman sih sama hal ginian." Ucap Dianty sambil memperlihatkan cengiran tak berdosanya. Aku langsung menatapnya tajam. Dari dulu, Dianty memang seperti itu, slalu mengungkit masalah, tapi ia tidak tahu cara menyelesaikannya. Hm.

***

Tring

1 messege from Iqbaal Dhiafakhri

Lo jadi ikut camping?
23.58

Aku mengerutkan alisku saat membaca pesan yang baru saja aku terima.

Tak butuh waktu lama, kedua ibu jari tanganku menari riang diatas tombol keyboard
handphone-ku.

Insha Allah gw ikut kok, Baal😉. Lo?

Send.

Aku menghembuskan nafas perlahan setelah aku  mengirimkan pesan balasan kepada Iqbaal.

"Maaf kalau gue nyakitin lo, Baal."

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu

Aku sedikit terkejut saat mendengar suara itu. Maklum saja, sekarang hampir jam 12 malam, dan hanya aku yang masih bertahan di rumah ini.

"Iqbaal?"

Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

Suara itu makin lama makin mendekat, dan suara itu membuatku semakin yakin jikalau pemilik suara merdu itu adalah Iqbaal.

Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi
Untuk menyuratkan cinta ini

Sebuket bunga mawar langsung berada dihadapanku saat ini.

"Happy Birthday my girl." Bisik seseorang itu tepat di telingaku.

Senyuman langsung mengembang di wajahku saat meraih sebuket bunga pemberian seseorang itu.

"Baal, seharusnya lo gak perlu begini. Besok lo sekolah." Ucapku sambil menoleh kearah datangnya suara tadi.

Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan
Sisa cintaku hanya untukmu

"Ini gak seberapa, (nam). Sans aja lah." Jawab Iqbaal sambil mengedipkan salah satu matanya dan duduk berlutut dihadapanku.

Aku pun langsung memukul pelan lengan Iqbaal, "Nakal ih, pakai kedip-kedip segala."

Tawa Iqbaal meledak, "Lo sendiri kenapa belum tidur jam segini? Gak baik anak perempuan di koridor jam segini."

Victim of Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang