Chapter 31 - Akhir Segalanya

1.9K 127 11
                                    

Jum'at, 30 Maret 2018

To: Prince Iqbaal Bawel😎
+62857651xxxxx

Sudah cek email?
19.21

Akhirnya, ia berhasil mengirimi Iqbaal pesan singkat seperti itu. Sedari tadi, ia mengetik itu lalu menghapusnya kembali. Saat ia lelah, akhirnya ia menyerah pada egonya dan mengirimi lelaki itu pesan singkat.

Entah kenapa, (namakamu) ingin sekali Iqbaal mengetahui itu malam ini juga.

5 menit..

10 menit..

15 menit..

Tak ada balasan dari Iqbaal.

Mungkin, ia sedang bersenang-senang diluar sana.

Mungkin.

Cklek

"Hai my princess (namakamu)! Nih gue bawain terang bulan spesial pake cinta," pekik Ari lalu meletakkan terang bulan itu di atas piring.

(Namakamu) melirik ke pintu, mencari seseorang.

"Lo sendiri?"

Ari mengangguk, "Yaps, mereka pada belajar. Besok ulangan harian fisika, kimia, matematika. Mampus kan?"

"Hah? Beneran? Yah, ketinggalan lagi gue," ucap (namakamu) sambil memanyunkan bibirnya.

Ari yang sudah duduk di samping ranjangnya terkekeh melihat wajah (namakamu), "Gak usah gitu. Eneg gue liatnya,"

"Terus lo kenapa bisa kesini?"

"Lo lupa gue anak IPS?" tanya Ari sarkastik.

(Namakamu) terkekeh, "Gue lupa,"

Sekarang, gantian Ari yang celingukan di dalam ruang inap (namakamu), "Lo sendiri?"

(Namakamu) menggeleng, "Bunda di kamar mandi, Kak Karel lagi di kantin cari makan sama Kiki katanya,"

Ari hanya ber-oh ria menanggapi jawaban (namakamu).

"Oh iya, lo sama Steffi apa kabar?"

Ari tersenyum tipis, "Ya gitu,"

"Ya apa?"

"Ya gitu,"

(Namakamu) menatap Ari jengkel, tak lama sosok di depannya ini sama menyebalkannya seperti Bagas, "Ya kayak apa sih, Ri?"

"Udah ah, malas bahas itu. Foto yok?" ajak Ari mengalihkan pembicaraan. (Namakamu) langsung mengangguk antusias dan melupakan pembicaraan tadi.

Ari mengarahkan kamera ponselnya ke mereka berdua, setelah siap, ia pun mengambil gambarnya.

Cekrek

"Udah ye," ucap Ari.

(Namakamu) memelas, "Gak terasa, Ri,"

Ari menyentil dahi (namakamu) gemas, "Yang ada hp gue nanti kepenuhan gara-gara foto lo yang sok cantik,"

(Namakamu) mendengus kesal lalu memilih memainkan ponselnya, sedangkan Ari terkekeh pelan.

"Eh, nak Ari. Sudah lama, nak?" tanya Bu Irina yang sepertinya baru keluar dari kamar mandi.

Ari mengangguk lalu tersenyum, "Baru aja, tante,"

Bu Irina tersenyum lalu duduk di sofa, "Kak, Radit sama Kiki belum datang?"

(Namakamu) menggeleng, "Belum bun,"

"Eh, (nam). Cek IG gih, jangan lupa like ya!" ucap Ari.

"Males," jawab (namakamu) singkat,

Victim of Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang