"Buat apa Ale perjuangin orang yang gak perjuangin Ale sama sekali,"
-Iqbaal-
Minggu, 4 Maret 2018
Hari ini hari minggu. Hari dimana sebagian orang mulai menjalankan rencana untuk menghabiskan hari liburnya. Tapi tidak untuk (namakamu), sedari tadi ia terus saja duduk di sofa kamar tidurnya sambil memandangi dan menggeser layar handphonenya.
"Hei, betah amat lo sama hp. Lagi chat sama Alwan ya?" teka Kiki yang langsung duduk di samping kakaknya. Ia tidak perlu mengetuk pintu terlebih dahulu karena pintu kamar (namakamu) sengaja dibuka.
(Namakamu) diam tak menanggapi tekaan Kiki, Kiki terus saja mengganggunya dengan menggoyangkan lengannya bahkan memainkan rambut yang sengaja tidak ia ikat seperti biasanya.
Karena kelakuan Kiki tadi akhirnya (namakamu) melepaskan headset yang sedari tadi menempel ditelinganya dan menatap Kiki kesal, "Apa sih, Ki? Ganggu aja lo,"
Kiki memanjangkan lehernya agar bisa melihat apa yang ada di layar handphone kakaknya, setelah puas ia langsung tersenyum jahil, "Ternyata malah menjadi pecandu sci-fi hum?"
(Namakamu) memutar bola matanya, keberadaan Kiki disini hanya mengganggu konsentrasinya untuk menyelam bersama imajinasi penulis.
"Ah elah Ki, kalau udah gak ada yang mau di omongin, mending lo keluar! Gue ada pekerjaan penting selain ngedengerin celotehan gak jelas lo," kata (namakamu) lalu memasang headsetnya kembali sehingga membuat Kiki kesal dan sempat mengumpatnya sebelum ia benar-benar keluar dari kamar kakaknya.
Saat memastikan Kiki sudah benar-benar tidak ada di dekatnya, (namakamu) menghembuskan nafasnya lega lalu menutup pintunya. Jika ia melakukannya dari tadi, setidaknya imajinasinya tidak perlu terpotong.
(Namakamu) kembali membaca cerita bergenre science-fiction di aplikasi yang bernama wattpad. Ya, dia mengenal itu karena Kiki sendiri yang mengiriminya aplikasi itu dan menyuruh (namakamu) untuk membacanya. Dan lihat? Sekarang ia serupa dengan pecandu. Tapi bedanya, ia adalah pecandu science-fiction.
Dari kecil, (namakamu) memang suka hal-hal yang berbau sains. Itulah salah satu alasan mengapa ia ingin menjadi dokter. Bahkan film kesukaannya saja, Zathura, film yang menceritakan tentang ruang angkasa pun sudah berpuluh-puluh kali ia tonton, tetapi ia tidak pernah bosan melihat zorgons di dalam sana. Oh, tidak. Bukan zorgons, melainkan laki-laki tampan yang bernama Josh Hutcherson.
Terkadang ketika (namakamu) membaca sci-fi di wattpad, ia sempat berfikir bagaimana jika bumi menjadi seperti yang ada di imajinasi penulis? Perang dimana-mana, bahkan daratan yang sudah tenggelam dilahap lautan. Ia bersyukur karena Tuhan masih memberikannya kehidupan yang lebih dari layak. Ia masih bisa menginjak daratan, mendengar jangkrik menyanyi tiap malam, dan bisa tidur dengan tenang. Meskipun tidak bisa dipungkiri, bahwa beberapa negara di sana sudah tidak bisa merasakan hidup damai lagi seperti yang ia rasakan sekarang. Ia berharap mereka semua selamat dan bisa damai kembali.
Baru ia akan kembali fokus pada bacaannya, dentingan suara notifikasi LINE membuatnya berdecak kesal, siapa lagi yang akan mengganggunya kali ini, pikirnya.
Ketika ia melihat, ternyata itu adalah notifikasi dari Alwan. Senyumnya pun langsung merekah dan sesegera mungkin membukanya.
Alwan Naufal
⚫Pagiiii!1!1!1
10.32⚫Please deh Wan, ini udah hampir jam 11
10.32
KAMU SEDANG MEMBACA
Victim of Feeling [Completed]
Fanfiction'Penyesalan Selalu Datang Terakhir' Mungkin, salah satu quotes itu sesuai dengan ceritaku saat ini. Ceritaku dengan dia. Dia yang berhasil membuatku jatuh dalam pesonanya. Dia yang berhasil membuatku menjatuhkan perasaanku kepadanya. Tapi, sayang. D...