Jangan bikin gue punya rasa kalau lo cuma niat buat singgah sementara, bukan singgah selamanya.
-----
SMA Negeri 1, 07.12
"Di, lo liat Iqbaal gak?" Tanya (namakamu) pada Aldi yang sedang memperbaiki jambulnya.
Aldi menoleh, "Lah, Iqbaal belum sampai di kelas juga?"
(Namakamu) pun menggeleng, "Enggak, dari tadi gue disini tapi gak ngeliat dia juga. Apa dia izin hari ini?"
"Bisa jadi sih, (nam)," kata Aldi sambil menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus pada layar handphone-nya yang memperlihatkan dirinya dan jambul khatulistiwanya.
Merasa tidak diperhatikan, (namakamu) kembali duduk di bangkunya dan sesekali melirik ke arah pintu. Berharap agar Iqbaal segera muncul di depan pintu itu dengan nafas yang tersenggal-senggal karena kelelahan berlari. Tapi, nyatanya mustahil. Hingga sekarang, lelaki itu belum juga menampilkan batang hidungnya.
Kemudian, (namakamu) melirik bangku Dianty di samping Raffy yang kosong. Ya, untuk beberapa hari, Dianty izin untuk pergi ke luar kota menghadiri acara keluarganya. Andai sahabatnya itu ada bersamanya sekarang, ia pasti akan bercerita berbagai macam topik.
Karena bosan menunggu, (namakamu) pun meraih handphone-nya dan mulai mencari kontak Iqbaal disana.
Iqbaal.dr
⚫Baal
07.06
⚫Lo dimana?
07.06
⚫Lo gak sekolah?
07.10
⚫Baal? Jgn kacangin gw dong:(
07.14
⚫Baaallllll
07.15
⚫Ih Ya Allah Baal, lo knp sih?
07.15
⚫Baal jgn bikin gw khawatir:(
07.15Bel pun berbunyi bersamaan dengan terkirimnya pesan (namakamu). Ia menghembuskan nafasnya pelan kemudian menyimpan handphone-nya di dalam tas.
Tak cukup 1 menit, Iqbaal pun datang dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan langsung berlari menuju kursinya. (Namakamu) yang melihatnya langsung tersenyum, setidaknya ia bisa memastikan kalau hari ini Iqbaal tidak apa-apa.
"Baal, lo telat?" Tanya (namakamu).
Iqbaal menoleh ke arah (namakamu) dan mata Iqbaal kembali bertemu dengan mata teduh milik (namakamu). Mata yang membuat Iqbaal tidak bisa menjauhi bahkan menyakiti (namakamu). Tapi, secepat mungkin ia alihkan pandangannya ke lain arah. Ia tak mau rencana yang sudah disusun sedemikian rupa harus gagal hanya karena mata itu.
"Gak usah sok care lo!" Ketus Iqbaal. (Namakamu) membulatkan matanya, apakah hari ini Iqbaal ada masalah? Ingin (namakamu) bertanya kepadanya dan bersedia menjadi pendengar yang baik jika Iqbaal butuh tempat curhat.
Akhirnya (namakamu) memilih diam dan membaca novel yang ia bawa dari rumah. Paling tidak, itu bisa membuatnya sedikit melupakan perkataan Iqbaal tadi.
***
SMA Negeri 1, 10.02
Bel istirahat pertama sudah dibunyikan 2 menit yang lalu. Hampir seluruh siswa keluar berhamburan dari kelasnya dan berjalan menuju tujuan masing-masing. Ada yang ke perpustakaan, taman, lapangan basket buat ngeliatin cogan, dan yang terakhir kantin. Tempat terakhir tadi juga menjadi pilihan untuk (namakamu) and her bodyguard. Siapa lagi kalau bukan Aldi, Raffy, Bagas, dan si anak IPS, Ari. Betapa beruntungnya (namakamu) dekat dengan 4 cogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victim of Feeling [Completed]
Fiksi Penggemar'Penyesalan Selalu Datang Terakhir' Mungkin, salah satu quotes itu sesuai dengan ceritaku saat ini. Ceritaku dengan dia. Dia yang berhasil membuatku jatuh dalam pesonanya. Dia yang berhasil membuatku menjatuhkan perasaanku kepadanya. Tapi, sayang. D...