Chapter 12 - Murid Baru

1.3K 118 3
                                    

Kamis, 18 Januari 2018, 06.08

"Lo bareng Bang Karel kan?" Tanya Kiki disela-sela suapan nasi gorengnya.

(namakamu) melirik Karel yang kebetulan duduk di sampingnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya gue pengen sama lo naik motor baru, tapi ada Karel." Jawab (namakamu) lalu mengerucutkan bibirnya.

Karel yang merasa namanya disebut oleh (namakamu) langsung menatapnya sinis, "Jadi lo gak pengen gue ada disini?"

"Eh, bukan gitu kak, tapi, gue pengen naik motor baru." Ujar (namakamu) lalu memperlihatkan cengiran khasnya.

"Eh, by the way ayah sama bunda kemana?" Tanya Karel yang tiba-tiba sadar jika kedua orangtuanya belum hadir di meja makan.

Kiki langsung menepuk dahinya, "Waduh, lupa gue. Ayah sama bunda berangkat ke Bandung tadi malam jam setengah 12. Kak (Namakamu) aja belum tidur kok."

Seketika tatapan tajam mulai menghantui (namakamu), "Kenapa tadi malam lo cuma bilang kalau lo haus?"

"Memang gue haus kak. Ayah sama bunda pergi jam setengah 12, terus gue ke dapur lagi pas jam 12 lewat dikit lah." Terang (namakamu). Karel hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus pada makanan di depannya.

"Yaudah, gue tunggu di luar ya. Gue hari ini nebeng sama lo, gue malas pake motor. Musim hujan." Ucap Kiki setelah meneguk habis air putihnya.

"Jadi lo gak pake motor ke sekolah? Dasar gendut!"

***

Tiga bersaudara ini sudah berada di dalam mobil ayahnya. Tadi malam ayahnya memberikan STNK kepada Kiki dan meminta Karel untuk mengendarainya.

"Woy, kagak ada lagu bagus apa?" Protes Kiki yang berada di jok penumpang belakang. (Namakamu) hanya mendengus mendengar adiknya itu.

"Rusuh amat lu." Ucap (namakamu).

"Is, mulut, mulut siapa? Mulut gue lah."

"Telinga-telinga siapa? Telinga gue lah." Balas (namakamu) tak mau kalah.

"Is, ngalah kek sama adek." Ucap Kiki kemudian mendengus kesal.

(Namakamu) memutar bola matanya, "Ya sudah sih, nyanyi sendiri aja."

Raut wajah Kiki langsung berubah menjadi senang, ia mulai membuka mulutnya dan-

"Gak usah Ki, udah kenyang gue denger suara lo." Timpal Karel membuat tawa (namakamu) pecah.

"Lo mah kakak laknat semua." Celetuknya lalu bersidekap dada.

"Gak usah gitu, noh sekolah lo. Ntar tunggu aja ya, lo juga mau ekskul kan sebentar?" Ucap (namakamu).

Kiki mengangguk, "Tau aja nih kakakku yang paling cantik." Goda Kiki lalu mencium pipi kanan (namakamu) dan mencium tangan Karel.

"Gue sekolah dulu, dah!" Kiki pun turun dari mobil dan berlari kecil menuju pintu gerbangnya.

***

Mobil yang dikendarai Karel sudah terparkir rapi di parkiran sekolahnya 2 menit yang lalu. Namun sampai sekarang, belum ada satu pun diantara mereka yang keluar dari mobil.

"Lo gak keluar?" Tanya Karel yang masih sibuk dengan tasnya.

(Namakamu) melirik Karel lalu kembali menatap lurus ke depan, "Lo sendiri kagak turun?"

"Gue turun pas bel." Ucap Karel singkat dan membuahkan tatapan mematikan dari (namakamu).

"Lo ketos dan datang pas bel? Gila!"

Victim of Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang