"Tidak ada yang ingin berbagi milik sendiri. Percayalah, cinta memang seegois itu. Tapi saat keyakinan tak lagi cukup untuk bertahan. membagi adalah satu-satunya pilihan." -author-
-------
"Maafkan aku" Hazna memandang seseorang dihadapannya yang baru bicara, sejak 15 menit berlalu duduk diam dihadapannya.
Dia adalah Tiffany, wanita yang Hazna lamarkan untuk menjadi isteri kedua suaminya."Maaf, karena telah menganggu rumah tanggamu dan Maliq. Aku menyesal Hazna, aku menyesal."
Hazna tetap diam, memandang Tiffany yang masih terus menunduk.
Menangis tanpa berani menatapnya."Aku sadar, harusnya aku tidak mengganggu kalian. Tidak memanfaatkan kesempatan hanya karena Maliq tidak mencintaimu."
Tiffany mendongak dan Hazna menatap wajahnya, matanya berair dan mukannya memerah menatap Hazna.
"Aku sudah memutuskan bahwa aku tidak akan menikah dengan Maliq. Aku akan pergi, meninggalkan Maliq dan tidak akan mengganggunya."
Hazna mengangkat sebelah alisnya, Dia menatap Tiffany dalam-dalam mencari kesungguhannya.
Jika orang lain mungkin akan senang mendengarnya, tapi tidak dengan Hazna. Dia membuang pandangan kelain arah, menatap para pengunjung cafe yang lumayan ramai hari ini.Saat ini Hazna sedang berada disebuah caffe, tempat dimana Tiffany mengajaknya bertemu untuk menyampaikan keputusannya.
"Apa kau yakin?" Hazna tetap dalam posisinya, duduk menatap kearah lain tanpa memandang kearahnya. Menyandarkan tubuh dan melipat tangannya didepan dada.
"Ya aku yakin. Aku berjanji tidak akan..."
"Lalu bagaimana dengan anak yang kau kandung?"
Hazna memotong kata-kata Tiffany, menoleh kearahnya yang langsung diam seketika. Tiffany membelalakan matanya mendengar perkataan Hazna.
"a..apa maksudmu?"
Hazna menegakkan duduknya dan maju meletakkan kedua tangannya diatas meja. Menatap kedua mata Tiffany dalam-dalam.
"Jika kau menolak menikah dengan Maliq, lalu bagaimana dengan anak yang kau kandung. Dia anak Maliq bukan?"
"Da..dari mana kau.."
"Darimana aku tahu kau Hamil ? Darimana aku tahu bahwa anak yang kau kandung adalah anak Maliq, sedangkan kau belum mengatakannya pada Maliq. Itu yang ingin kau tanyakan?"
Tiffany mematung ditempatnya, dan Hazna kembali menyandarkan punggung kekursi merasa lelah.
"Bukankah sudah kukatakan bahwa tidak perlu memikirkanku. Salah satu alasan mengapa aku memintamu menikahinya adalah karena aku tahu ada malaikat kecil tak berdosa yang sedang tumbuh dirahimmu dan jika kau bertanya sejak kapan aku mengetahuinya. Sejak pertama kali kau datang kehadapanku memperkenalkan diri sebagai kekasih suamiku."
Tiffany membisu dan Hazna mengalihkan pandangan menahan gelojak didadanya.
Percayalah, bahwa semua ini tidak mudah."Aku belum memberitahunya karena aku ingin kau yang mengatakannya sendiri. Aku berani bertaruh jika dia akan sangat bahagia mendengar kabar ini. Dan dengan begitu, kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan Maliq. ikutlah denganku menemui keluarga Maliq, kita hadapai ini bersama."
Hazna memandang Tiffany penuh kesungguhan.
--------
Hazna turun dari mobil diikuti Tiffany. Mereka melihat mobil Maliq yang sudah terparkir dihalaman rumah milik kedua orang tua Maliq.
Hazna melangkah masuk bersamaan dengan Tiffany yang berjalan gelisah disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING FOR MY HUSBAND (SERIES 1)
Spiritual"Menikahlah dengan suamiku. aku melamarmu untuk menjadi istri kedua suamiku. Aku rela kau menjadi maduku.. " Hazna menolehkan kepala menatap wanita cantik itu Lalu tersenyum penuh harap.. --- Karna cinta saja tidak cukup untuk bertahan dlm sebuah hu...