part 11✓

21.9K 1.1K 32
                                    

"Bukan menyangkal luka sendiri, hanya saja dia cukup tahu diri. Tidak akan berarti sekalipun dia merendahkan diri meminta untuk dikasihani. Cukup seperti ini diam dan menikmati" -author-

------

Hazna duduk diruang tv sambil menunggu kepulangan Maliq. ini sudah pukul satu malam dan Maliq belum juga pulang. Fikirannya kembali mengingat pertemuannya dengan Tiffany kemarin. Bohong, jika Hazna katakan dengan mudahnya dia mengizinkan Maliq berpoligami, tapi jika mengingat hubungannya dan Maliq saat ini, Hazna fikir itu adalah satu-satunya cara mempertahankan rumah tangganya.
Walau harus berbagi dia rela, Hazna menarik nafas perlahan mulai bosan menunggunya sedari tadi.

15 menit kemudian, Hazna mendengar suara pintu dibuka dan mendengar langkah kaki mendekat.
Lampu memang sudah Hazna matikan, jadi mungkin Maliq tidak menyadari dia yang sedang duduk di ruang tengah. Saat Maliq melangkah melewati Hazna, dia memanggilnya.

"Tunggu!"
dan Maliq langsung menghentikan langkahnya.

"aku ingin bicara sesuatu denganmu."

"Kau tidak lihat ini jam berapa? Aku lelah ingin istirahat."
Maliq melangkah hendak masuk keruang kerjanya.

"Ini tentang Tiffany" dan detik itu juga dia menghentikan langkahnya, berbalik dan menatap Hazna Tajam. Saat itu Hazna sadar bahwa Tiffany memang begitu pentinh untuk Maliq.

"Ada apa dengan Tiffany? jangan bilang kau melakukan sesuatu padanya karna kau cemburu"

"cemburu? untuk apa aku cemburu? dengar! kau tidak cukup berarti untukku sampai aku harus cemburu. Aku hanya ingin menanyakan padamu. apa kau benar-benar mencintainya?"

"Apa urusannya denganmu hah? apa urusannya denganmu jika aku mencintainya?"

"Aku hanya ingin tahu, mengapa kau dan Tiffany tidak menikah jika kalian saling mencintai?"

"Itu bukan urusanmu!" Hazna melihat Maliq mengepalkan tangannya. Hazna tahu dia mulai terpancing emosi.

"Apa karena dia menikah dengan laki-laki lain?"
Hazna melihat Maliq semakin tajam menatapnya.

"Siapa yang mengizinkankanmu dengan lancang mencari tahu tentang aku dan Tiffany?"

"Aku tidak mencari tahu tentang siapapun. Tiffany mengatakannya sendiri padaku"

"kau bertemu dengannya? untuk apa?"

"Itu tidak penting, yang terpenting adalah apa kau benar-benar mencintainya?"

Maliq tersenyum sinis, lalu membalikan badan tapi masih belum beranjak.

"Jika kau belum tidur hanya karna ingin menanyakan itu aku akan menjawabanya. Dengarkan ini baik-baik! aku mencintai Tiffany, sangat mencintainya. Bahkan aku rela memberikan nyawaku untuknya, dan dia adalah satu-satunya wanita yang akan selalu aku cintai."

Hazna tersenyum miris mendengar penyataan cinta Maliq barusan. Mungkin hanya dia, hanya Maliq satu-satunya laki-laki yang berani menyatakan perasaannya untuk wanita lain dihadapan isterinya. Sambil mengepalkan tangan, Hazna memantapkan hati memandang punggung Maliq.

"Kalau begitu menikahlah dengannya!"

Maliq menoleh cepat kearah Hazna.

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu jelas apa maksudku. Menikahlah dengan Tiffany, aku mengizinkanmu untuk menjadikan Tiffany isteri kedua mu?"

Maliq menatap Hazna dalam-dalam mencari kesungguhannya.

"Apa yang sedang kau rencanakan?"

"Tidak ada. Kenapa memangnya jika aku menyuruhmu untuk menikah dengan Tiffany, bukankah harusnya kau senang?"

"Apa kau fikir aku bodoh dengan mempercayaimu? wanita gila mana yang meminta suaminya untuk berpoligami?"

"Dan laki-laki gila mana yang membawa wanita lain kehadapan isterinya?"

Hazna menjawab cepat perkataan Maliq, dan melihat Maliq menatap marah kearahnya.

"Jangan membalikan kata-kataku!!"

Hazna menggendikkan bahu tidak perduli.

"Aku mengizinkanmu berpoligami dengan satu syarat"

Maliq diam menunggu Hazna meneruskan kata-katanya.
menghembuskan nafas perlahan lalu Hazna melangkah mendekati Maliq

"aku mengizinkanmu menikah lagi dengan Tiffany dengan satu syarat, berjanjilah bahwa kau akan benar-benar menerimanya dengan sepenuh hati. Kau menikahinya karena kau menginginkannya, karna kau mengatakan kau mencintainya.
berjanjilah bahwa Tiffany tidak akan merasakan apa yang aku rasakan.
berjanjilah bahwa kau tidak akan memperlakukan Tiffany seperti kau memperlakukanku. Karna aku tidak yakin dia akan mampu untuk merasakan berada diposisiku."

Hazna balas menatap matanya dalam-dalam menyampaikan sejuta kata yang tak mungkin dia ucapkan. Setelah beberapa saat dia tak menjawab Hazna melangkah menuju kekamar tapi baru dua langkah dia melangkah, Hazna mendengar Maliq bertanya padanya.

"berikan satu alasan agar aku percaya bahwa kau tidak berniat buruk dengan memintaku menikahi Tiffany?"

Hazna menghentikan langkahnya, diam sejenak sebelum aku membalikan badan menatap Maliq .

"Kau ingat aku pernah mengatakan bahwa kau tidak akan menyangka apa yang akan kau terima dari pernikahan ini. jika kau ingin aku menyesali pernikahan ini. aku pun akan membuat kau mengerti betapa pentingnya pernikahan yang kau sia-siakan.
Mungkin bagimu ini adalah sebuah permainan dan kita hanya dua orang yang sedang berada dalam permainan yang sama.
kau yang ingin cepat menyelesaikan permainan ini dan aku yang masih ingin melanjutkan permainan ini lebih lam."

Maliq tetap diam sambil mencerna setiap ucapan Hazna.

"Aku hanya mencoba memberikan sesuatu yang tidak bisa kau berikan dalam pernikahan ini. Kau tau apa itu? keikhlasan.
Kau, hatimu, fikiran , dan jiwamu yang tidak bisa memberi keikhlasan pada pernikahan ini. Yang tidak bisa ikhlas menerima kenyataan jika nyatanya yang kau sebut dalam ijab dan qabul mu adalah aku. yang kau janjikan bahagia nya dihadapan Allah adalah aku."

"Bohong, jika ada wanita didunia ini yang ingin dimadu. Tapi jika itu satu-satunya cara agar aku tetap bisa bertahan diposisiku, aku bisa apa? Aku hanya ingin mempermudah jalanmu, ingin membantu menyampaikan perasaanmu dengan cara yang halal. kau tidak perlu memikirkan tentangku, cukup yakinkan Tiffany bahwa dia akan tetap bahagia walau menjadi isteri kedua. Dan masalah keluarga kita, aku pastikan kau akan mendapat restu mereka."

Hazna berbalik meninggalkan Maliq yang tertegun ditempat mendengar kata-katanya.

------

WEDDING FOR MY HUSBAND (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang