part 4✓

26.5K 1K 12
                                    

"Dia terbisa menyimpan hati untuknya sendiri. Menjaganya dengan rapi agar tak ada yang mampu menyakiti sekalipun itu harapannya sendiri,
tapi haruskah dia membagi pada laki-laki yang dia sebut sebagai 'SUAMI'." -author-

--------------------

Hazna memandang keluar jendela pesawat yang akan membawanya ke Bali untuk bulan madu.
Masih teringat jelas dalam fikirannya ucapan Ummi nya kemarin, saat Hazna menghubunginya untuk menanyakan tentang kabar bulan madunya dan Maliq .

Ummi berkata itu adalah hadiah pernikahan mereka dari orang tua Maliq . Mereka ingin cepat memiliki cucu katanya.
Demi Allah, menikah dengan maliq saja masih seperti mimpi untuknya apalagi memiliki anak dari laki-laki yang baru sehari menjadi suaminya.

Tidak dipungkiri sebagai seorang isteri Hazna pun menginginkan seorang anak, tapi tidak secepat ini.
Tidak, disaat Hazna bahkan belum benar-benar mengenal suaminya.

Haznq menolehkan kepala memandang kearah tangan kanannya yang saat ini sedang digenggam oleh Maliq.
Setengah jam yang lalu Maliq izin padanya untuk tidur sebentar. Hazna cukup tahu dia lelah karena satu jam sebelum berangkat ke Bandara, Maliq masih dikantor menyelesaikan urusannya agar bisa cuti untuk seminggu kedepan.

Hazna memandang kearah Maliq saat merasakan Maliq menggeliat dalam tidurnya.
Perlahan matanya terbuka dan mengerjap lalu menoleh kearah Hazna. Mereka berpandangan cukup lama sampai Maliq tersenyum dan mengetatkan gengamannya.

"Maaf aku tertidur."

"Tidak apa-apa, aku tahu kau lelah. kau bisa meneruskan tidurmu." Hazna melihat Maliq menggeleng pelan

"Tidak, aku ingin menemanimu."

Akhirnya mereka sedikit berbicang-bincang bercerita tentang kesibukan masing-masing.

Sampai pemberitahuan pesawat terdengar bahwa mereka akan segera mendarat.

----

Hazna terbangun saat merasa ada yang memandanginya. Dia mengerjapkan mata dan pemandangan pertama yang dia lihat adalah sebuah senyuman.

"Astagfirullah"

Hazna terbangun saat menyadari hari sudah sore. melihat kearah jam menunjukkan angka setengah 5 sore. Hazna menoleh kearah Maliq yang masih pada posisinya berbaring miring dan menopang kepala sambil tersenyum kearahnya.

"Kenapa kau tak membangunkanku Mas? Ini sudah lewat dari waktu sholat ashar."

Hazna bergegas bangun dan turun dari ranjang. Setelah sampai di villa yang maliq sewa, Hazna memang izin untuk tidur karena dia lelah sekali dan alhasil Hazna baru terbangun saat ini dengan Maliq yang hanya memandanginga bukan malah membangunkannya untuk sholat.

Belum sampai langkahnya sampai dikamar mandi untuj berwudhu tiba-tiba tangannya ditarik dan akhirnya Hazna berbalik dan terperangkap dipelukan Maliq.

"Mas...."

"Kau ingin kemana?" Maliq bertanya dengan nada santainya tanpa memikirkan bahwa sebentar lagi waktu sholat ashar akan habis.

"Aku ingin berwudhu mas, kau tau sebentar lagi waktu sholat ashar akan habis. Jadi cepat lepaskan tanganmu dan biarkan aku pergi berwudhu"

"Kau tidak mengajakku?"

"Maksudmu?" Hazba mengerutkan kening tidak mengerti dengan ucapan Maliq yang terdengar ambigu .

"Kau tidak mengajakku untuk sholat bersamamu? kita sudah menikah, bukankah lebih baik jika kita sholat bersama."

Hazna tercengang mendengar ucapan Maliq. secara tidak langsung Maliq meminta untuk mnjadi imam sholat Hazna bukan?
Hazna memandang kearah mata Maliq, mencari kesungguhan yang langsung Hazna dapatkan. Hazna menghembuskan nafas perlahan.

WEDDING FOR MY HUSBAND (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang