"mungkin ada beberapa kenangan yang tiba-tiba teringat.
tapi semakin kamu mengingatnya semakin rumit kamu masuk dalam alurnya.
karena ada beberapa bagian dalam hidupmu yang kadang tak sengaja terlewati ,
terlalu jauh untuk kamu kembali,
dan terlalu sulit untuk kamu ulangi" -Author-----------
Pagi ini Hazna duduk diruang tengah sambil memeriksa beberapa tugas muridnya. Disampingnya duduk Tiffany yang menonton tv.
Sedangkan Maliq sudah berangkat sejam yang lalu.Setelah setengah jam sibuk memeriksa tugas. Akhirnya Hazna selesai, dia merapikan tumpukan kertas yang berserakan dan hendak bangkit menuju kamarnya.
Tapi niatnya terhenti saat melihat Tiffany menatap kosong tv yang menyala. Dia melamun entah memikirkan apa, dan Hazna duduk kembali lebih dekat dengannya.
Hazna menyentuh pundak Tiffany dan dia langsung terkaget,
ternyata benar dugaannya kalau sejak tadi Tiffany melamun."Hazna."
"Ada apa Tiffany? aku perhatikan sejak pulang dari acara temanmu semalam, kau lebih banyak diam. apa ada yang mengganggu fikiranmu?"
Dua menunduk dan menggeleng pelan tak berani menatap Hazna.
"Tidak ada apa-apa Hazna. Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir."
Tiffany mendongak sambil tersenyum pada Hazna.
Hazna tahu ada yang mengganjal di fikirannya, tapi Hazna tidak ingin memaksa Tiffany.Hazna melihat Tiffany mengalihkan pandangan kembali kearah tv. Hazna menatapnya lalu menghembuskan nafas perlahan, sebenarnya ada sesuatu ingin Hazna tanyakan pada Tiffany. Tapi Hazna takut akan menyinggungnya.
"Tiffany"
"ya?"
Tiffany menoleh kearah Hazna lalu menatapku.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
"Ya, tanyakan saja."
"Boleh aku tahu ceritamu dan mantan suamimu?"
Hazna memandangnya dan dia meyakini bahwa ada yang berbeda dari ekspresi wajah Tiffany.
"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan tentang itu Hazna, bukankah sudah aku katakan aku sudah berpisah dengannya."
Tiffany terlihat marah dan gelisah diwaktu yang bersamaan, dan Hazna semakin meyakini bahwa ada yang Tiffany sembunyikan.
"hmm. Ya sudah baiklah, aku tidak akan memaksamu Tiffany.
Aku hanya sekedar ingin tahu, tidak bermaksud ikut campur urusanmu. Dan maaf jika pertanyaanku menyinggungmu, kalau begitu aku kekamar dulu."Hazna baru saja ingin bangkit berdiri tapi tiba-tiba Tiffany menggenggam lengannya dan membuat Hazna menoleh lagi kearahnya.
"Duduklah Hazna, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu."
Hazna kembali duduk dan menatapnya.
Mereka berpandangan, Hazna tahu ada sesuatu yang mungkin sulit untuk Tiffany ceritakan, dan Hazna mencoba sabar menunggunya."Dulu aku pernah mengalami kecelakaan dan membuat aku koma. aentah berapa lama aku tertidur, yang aku tahu saat aku bangun semua orang menangisiku. Ayah dan Ibu bilang aku mengalami amnesia. Aku tidak tahu bagian mana yang aku lupakan. karena aku juga masih mengingat namaku, orang tuaku dan beberapa hal lainnya."
Tiffany menatap Hazna dalam-dalam..
"Dan Maliq! Dia adalah orang yang aku cari saat aku terbangun, aku bingung. aku seperti merasa tidak melupakan apapun. Ayah dan ibuku menceritakan penyebab aku kecelakan tapi rasanya semua tidak masuk akal, sampai orang tuaku menceritakan bahwa aku sudah menikah."
"Kau tahu Hazna aku sempat menertawakan kenyataan itu, jelas-jelas aku ingat betul bahwa aku masih menjalin hubungan dengan Maliq, lalu bagaimana mungkin aku sudah menikah dan bukan Maliq orangnya.."
"Aku menyangkal kenyataan itu. walau orang tuaku memberiku beberapa bukti mengenai pernikahanku, tapi aku menganggap bahwa mereka hanya mengarang cerita padaku. Sampai hari itu tiba, beberapa polisi mendatangiku hendak menanyakan kronologi kecelakaan yang menimpaku dan mereka mengatakan bahwa suamiku sudah meninggal. Mereka bahkan mengantarkanku kemakam suamiku tapi yang aku rasakan hanya perasaan asing."
"Aku sempat menanyakan mengapa aku bisa menikah dengan laki-laki lain dan bukannya dengan Maliq.
orang tuaku bilang jauh setelah aku berpisah dengan Maliq aku baru bertemu suamiku. Kami kenal cukup lama sampai akhirnya memutuskan untuk menikah, dengan kata lain aku menikah dengannya karna kemauanku sendiri , dan orang tuaku bilang aku dan dia menikah karna kami saling mencintai.."Sekujur tubuh Hazna merinding mendengar ceritanya.
Hazna tidak tahu karena apa, tapu hatinya seperti meyakini satu hal dan dia berharap dugaanku salah."lalu apa yang terjadi ?"
"jelas saja aku tidak percaya Hazna. jika aku mencintainya, kenapa justru hanya suami yang tidak aku ingat."
Hazna terdiam ikut membenarkan kata-kata Tiffany.
"Dan tadi malam Hazna, aku bertemu seseorang."
"Bertemu seseorang, siapa?"
Tiffany menggeleng dengan peluh yang bercucuran.
"Aku tidak tahu Hazna, aku tidak tahu tapi aku yakin dia masih ada hubungannya dengan masa laluku, Dia bahkan mengenalku dengan baik .."
"apa mungkin dia temanmu?"
"aku tidak tahu. aku tidak sempat berkata apa-apa dengannya. Dia pergi tepat saat Maliq menghampiriku, Tapi Hazna aku seperti mengenali wajah laki-laki itu."
"siapa?"
"Dia seperti... seperti wajah mantan suamiku Hazna. aku mengenalinya karena mengingat foto yang diberikan Ibuku."
Hazna menatap Tiffany yg nampak ketakutan, menggenggam tangannya mencoba menyalurkan ketenangan.
"Boleh aku tau siapa nama mantan suamimu?"
Tiffany menoleh pada Hazna lalu menunduk, sambil bergumam lirih yang masih bisa Hazna dengar. Dan setelah mendengar jawabannya, Hazna seperti ditusukkan sebuah belati tajam tepat dijantungnya, tubuhnya langsung bergentar mendengar satu nama yang rasanya langsung meruntuhkan dunianya
"Namanya Ezra ...."
-----------
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING FOR MY HUSBAND (SERIES 1)
روحانيات"Menikahlah dengan suamiku. aku melamarmu untuk menjadi istri kedua suamiku. Aku rela kau menjadi maduku.. " Hazna menolehkan kepala menatap wanita cantik itu Lalu tersenyum penuh harap.. --- Karna cinta saja tidak cukup untuk bertahan dlm sebuah hu...