part 23✓

23.9K 1.2K 23
                                    

"Sakit memang kehilangan orang yang kita cintai tapi akan lebih sakit saat kamu menyadari, dia pergi dengan meninggalkan rasa benci " -author-

--------------

Maliq memandang nisan dihadapannya dengan perasaan tak menentu. Ya, ini adalah makam Tiffany dan juga anaknya.
Maliq tidak pernah menyangka bahwa mereka akan pergi secepat ini.

Maliq akui, dia berdosa pada Tiffany. Dia memanfaatkan Tiffany yang hilang ingatan agar Maliq dapat kembali padanya. 
Maliq mengabaikan status Tiffany yang masih menjadi istri orang.

Jujur saja, Maliq senang saat mengetahui suami Tiffany dinyatakan meninggal dalam kecelakaan itu, karena dengan begitu berarti jalannya untuk kembali pada Tiffany akan semakin mudah.
Tapi jangan berfikir jika Maliq yang menjadi penyebab kecelakaan mereka, karna itu tidaklah benar.

Dulu saat berpisah dengan Tiffany, Maliq mencoba mengikhlaskannya karena Maliq tahu dia sudah menyakitinya.
Maliq membiarkan Tiffany bahagia dengan laki-laki lain karena dia tahu, tak bisa membahagiakan Tiffany .

Tapi saat Maliq mendengar bahwa Tiffany dan suaminya mengalami kecelakaan, Maliq langsung mencari tahu keadaan Tiffany.
Karena jika boleh jujur, hanya Tiffany wanita yang benar-benar Maliq cintai.
Niat awalnya hanya untuk mencari tahu keadaannya tapi semua itu berubah saat Maliq mendengar kabar bahwa Tiffany hilang ingatan, dan yang lebih menguntungkannya lagi Tiffany masih mengingat Maliq sebagai kekasihnya.
Dan kesempatan itu Maliq gunakan untuk kembali padanya sekaligus menyakiti Hazna.

Kalian boleh katakan Maliq jahat.
Tapi Demi Tuhan, Maliq tidak punya fikiran sampai menikah dan berpoligami, jika saja Hazna tidak melontarkan kata-kata yang Maliq yakin justru dihindari oleh semua wanita didunia ini.

Bahkan sampai saat ini Maliq tidak mengerti apa yang Hazna fikirkan.
Dia meminta Maliq berpoligami, dan masih bersikap baik pada Maliq maupun Tiffany.

Setelah kepergian Tiffany Maliq bahkan menjauhinya, mengacuhkannya dan tak pernah menganggap kehadirannya.
Tapi dia tetap disana menunggunya pulang hingga larut malam, dan tetap memasak setiap harinya walau tidak pernah Maliq makan.

Ada sedikit perasaan iba dalam hatinya melihat ketegaran Hazna, ditambah saat Maliq menyadari perut Hazna semakin membesar.
Tapi Maliq sendiri bingung apa yang harus dia lakukan.
disatu sisi, Maliq ingin memperbaiki hubungannya dengan Hazna.
Dan disisi lain egonya mengalahkan segalanya.

"kita bertemu lagi Maliq."

Tiba- tiba jantung Maliq berdebar lebih cepat mendengar suara yang familiar ditelinganya.
Dia mencoba mengendalikan dirinya untuk menutupi tubuhnya yang bergetar.

Maliq berbalik dan tepat disana,
laki-laki itu memandang lurus kearah Maliq. Laki-laki yang beberapa waktu lalu mendatangi kantornya.

"Untuk apa kau disini?"

"Bukankah harusnya aku yang bertanya untuk apa kau disini?"

"Aku suaminya jelas aku berhak ada disini."

"haha Maliq, Maliq. Kau masih punya muka untuk mengaku sebagai suaminya, setelah dia mengingat kebrengsekan mu?"

"Tutup mulutmu! biar bagaimanapun aku tetap suami sahnya"

"Suami yang dibenci lebih tepatnya. Bagaimana rasanya, dibenci orang yang kau cintai. Menyedihkan bukan? tapi itu tidak sebanding dengan apa yang menimpa Tiffany juga Hazna, karna ulahmu mereka yang terkena karmanya"

"Jangan bawa-bawa Hazna dengan masalah ini. Dia tidak ada hubungannya dengan semua ini."

Maliq berbalik hendak pergi sebelum kata-kata laki-laki itu menghentikannya.

WEDDING FOR MY HUSBAND (SERIES 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang