Chap 2

7.7K 493 0
                                    

Hye in dengan kesal berjalan menjauh dari Ji sa. Ayolah sampai kapan ia punya teman yang nggak peka sama sekali. Seharusnya ia sadar dari dulu masih ada kekurangan yang dimiliki Ji sa yang baru ia sadari. Ji sa yang lambat untuk mengerti keadaan yang melangkah di masa depan. Sementara Ji sa hanya memikirkan untuk hari ini dan masa lalu.

Mungkin Jimin sudah mengetahuinya. Namun ia tak yakin dengan perasaannya. Dan dihubunginya Jimin.

"Wae?"

"Hanya memastikan sesuatu. Kau sudah tahu semua kekurangan Ji sa?"

"Ahh, geugae....da arrayo. "

"Jeongmal? Ji sa yang lambat memahami keadaan kau sudah tahu?"

"Kenapa kau menanyakan itu! Aku sudah tahu semua itu. Kau tak usah khawatirAku akan menjadi suami yang berguna buat dia. Biarkan saja dia sadar sendiri. Kau akan kesal sendiri jika memaksakan Ji sa peka. Kkeuna! Nan bappasseo!"

Hye in menjauhkan ponsel dari telinganya. Seharusnya ia bahagia ada orang sesabar itu untuk menjadi suami seorang Ji sa yang seperti itu.

Benar apa kata jimin, sebaiknya ia tak usah memikirkan itu. Toh dulu dia juga gak pernah mengurusi Ji sa. Kenapa sekarang ia mengurusi anak itu. Hye in menghela nafas dan berlalu ke kelas.

****

Jimin melajukan mobilnya menuju sekolah  Ji sa. Jadwal dia hari ini adalah menjemputnya, ketoko baju, dan makan malam dengan keluarga dan keluarga Ji sa.

Ia menduga ayah mertuanya akan memberitahu Ji sa tentang perjodohannya dengan Ji sa. Seharusnya Jimin berhak memberitahu Ji sa tapi tidak secepat itu.

Tapi ayah mertuanya bersikeras untuk segera memberitahu Ji sa secepatnya. Akhirnya Jimin menurut saja dengan terpaksa. Ia yakin Ji sa pasti shock sekali. Jimin memberhentikan mobilnya di halaman sekolah Ji sa. Dan lima menit lagi Ji sa keluar dari sekolahannya. Jimin memutuskan untuk menunggu di luar mobil dengan bersandar pada pintu mobilnya.

Ia menelpon seseorang pemilik butik langganan seorang ji sa. Ckh, butik dimana Ji sa bisa memesan baju yang cocok sesuai desain keinginannya.

"Kami akan datang satu jam lagi, jadi kosongkan butik anda, ahjumma. Gamsahamnida." Jimin menutup ponselnya dan menaruh kembali ke saku jasnya.

Ia sudah melihat Ji sa berjalan menghampiri dirinya. Dengan senyuman Jimin menyapa Ji sa dan dibalas dengan muka datar Ji sa seperti biasa nya.

"Ayo, tuan puteri."

"Apa aku akan jadi tuan puterimu?" tanya Ji sa tiba- tiba.

"Kau sudah menjadi tuan puteriku. Ayo." Jimin menggapai tangan Ji sa menuntunnya masuk mobilnya.

Diperjalanan ke butik langganan
Ji sa suasana didalam mobil jimin sepi sebelum Ji sa mengeluarkan suaranya. "Ini bukan arah jalan pulang, kau mau mengajakku kemana?"

"Butik langgananmu. Kau harus memakai baju yang bagus malam ini. Disana juga ada salon jadi kau mandi disana dan habis itu kita bertemu orang tua kita. Kita ada acara makan malam dengan mereka."

"Nugu? Orang tua kita?"

"Ya, kedua orang tuaku dan ayahmu. Kita akan makan malam dengan mereka, tuan putri." terang jimin.

MY LITTLE GIRL [Park Jimin X You] (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang