Chap 29

1.9K 115 6
                                    

Jimin melepas kedua sepatunya dan berganti dengan slipper di samping rak sepatu. Ia melangkah kedalam apartemen nya setelah menyalakan lampunya, kali ini ia pulang sangat larut. Dengan wajah yang sudah kusut ditambah badannya yang lelah, ia langsung melempar tubuhnya ke kasur kamarnya setelah menaruh asal tasnya ke pojok ruangan.

Matanya terpejam sembari bernafas menenangkan pikirannya yang sedari tadi pagi hingga sore, bahkan beberapa hari yang lalu. Mati- matian menahan emosinya untuk tak memecahkan barang atau berteriak pada siapapun. Namun baru saja Jimin mencoba untuk berteriak, suaranta tertahankan oleh suara bel apartemen nya. Membuatnya menyapu rambut kebelakang dan membiarkannya berantakan. Ia langsung menuju ke pintu tanpa melihat layar intercom terlebih dahulu, parahnya bunyi bel terus saja dibunyikan. Ketika ia membuka pintu, semua tubuhnya membeku, terlalu terkejut oleh tamu yang datang. Pelaku yang membuatnya lelah, emosi, dan degupan jantungnya yang tak bisa normal kini bertamu di apartemennya, di jam segini larutnya. Apalagi dia masih memakai seragam lengkap dengan rompinya.

"Ji sa? Kenapa...?" belum sampai ia selesai berucap. Gadis itu sudah memotongnya yang berhasil membuat ia menjadi diam.

"Aku.....aku menyukaimu, maaf baru mengatakannya sekarang."

"Kau bercanda?"

"Apa aku pernah menarik kata- kataku? Kalau kau memperhatikan tingkahku dengan teliti satu tahun yang lalu, kau sudah mendapat firasat kalau aku sudah mulai menyukaimu...." sekarang Jimin lah yang memotong ucapan Ji sa dengan pelukan yang semakin lama mengerat.

Menyebabkan pintu apartemen nya menutup dengan sendirinya dan terkunci. Mereka berpelukan dilorong yang untungnya sepi. Hingga mulai terdengar isakan dari Jimin. Sudah saatnya ia mengeluarkan emosi yang ditahannya selama berhari- hari. Dengan menangis, Jimin lupa tentang menangis untuk menetralkan emosinya.

Tangisannya tak mereda saat usapan Ji sa dipunggungnya berkali- kali. Ia hanya ingin menangis sekarang, sampai benar- benar lelah. Namun usapan Ji sa mulai memelan dan perlahan tak kembali membalas pelukannya. Jimin sesenggukan dan mulai melonggarkan pelukannya dengan takut jika Ji sa akan.......pingsan. Benar saja, membuatnya segera mengangkat tubuh gadisnya ke dalam apartemen nya dan membaringkannya ke kasurnya. Tak lupa melepas ransel milik Ji sa yang lumayan berat.

Jimin mengecek suhu badannya tapi hanya hangat, jadi ia menghubungi teman dokternya dan menyuruhnya kesini. Kemudian ia mengabari Tn. Shin juga karena Ji sa menginap dirumahnya karena tertidur. Ia terpaksa berbohong karena tak mau Tn. Shin panik.

"Bagaimana keadaannya, Hyung?"

"Dia terkena hipotensi." ucapnya, ia segera menginfus Ji sa dengan cekatan. Mendengar itu Jimin masih cemas dengan keadaan Ji sa.

"Dia akan segera sadar, aku akan kesini besok pagi- pagi sekali untuk mengeceknya ulang."

"Gomawo, Hyung."

"Arraseo. Dia akan baik- baik saja."

"Ne."

Jimin mengantar Hoseok sampai depan pintu dan berpamitan. Setelahnya ia mengganti pakaiannya dengan hoddie dan celana pendek selutut di kamar mandi, kemudian menemani Ji sa yang masih menutup matanya. Tangannya sedari tadi menggenggam erat tangan gadisnya. Berharap bisa mengganggu tidurnya. "Kau terlalu memforsir tubuh mu untuk belajar, Ji. Maaf, seharusnya aku menelponmu setiap saat untuk memastikan jam makanmu. Apalagi, kau sering lupa untuk minum air putih. Dia tak berasa tapi menyehatkan, Ji. Minumlah dia untuk kesehatanmu, Ji." monolog Jimin

Tak sekalipun posisi tidurnya berubah, Jimin lesehan di lantai berbantal kasur untuk kepalanya. Tangannya masih mengenggam tangan Ji sa. Saat itu jam masih pagi, mungkin jika Ji sa tak salah lihat dengan mata yang masih buram, jarum jam menunjuk angka tiga lebih. Ia menyimpulkan apa yang terjadi padanya, dan ia menyayangkan bisa pingsan diperlukan Jimin. Ia hendak bangun tapi tangannya di genggam Jimin. Dan membuatnya sedikit nyeri karena tangannya ternyata di infus. Dan gerakannya membangunkan Jimin.

MY LITTLE GIRL [Park Jimin X You] (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang