Chap 18

3.3K 249 15
                                    

Hye in sudah sendiri sekarang. Jooeun dan yang lainnya sudah pulang dijemput para supir mereka beberapa waktu lalu. Ia berjalan menuju rumahnya. Jalanan di kompleks perumahan terlihat sepi. Padahal baru jam 9 malam. Namun sepertinya semua orang sudah berada didalam rumah mereka atau malah lembur dikantor. Hye in menghela nafas. Mengingat Yoongi yang tak bisa menjemputnya. Ia tahu dia sibuk. Hye in hanya mengharapkan Yoongi mengiriminya pesan sekedar menanyakan sudah sampai rumah atau belum. Tapi tak ada. Yoongi tak melakukan itu.

Hye in menggeleng. Apa yang ia pikirkan saat ini salah. Hye in memeriksa ponselnya yang sepi. Menimang apa ia harus menghubungi Yoongi atau tidak.

"Kau sudah pulang? Tidak ada jadwal privat atau ekskul disekolahan. Jadi?" sapa Ny. Jung yang menghampiri putrinya di meja makan.

"Aku diajak makan sama temanku, setelahnya pergi ke tempat karaoke."

"Mwo! Yoongi kemana kok tidak menjemputmu..."

"Dia sibuk eomma. Aku juga tidak bisa menuntut dia untuk selalu menjemputku terus." Hye in membela Yoongi. Meyakinkan eommanya untuk tak terlalu khawatir Yoongi tak menjemputnya.

Eommanya tersenyum paham. Detik berikutnya ia mulai menggoda putrinya. "Oohh jadi Yoongi mulai bekerja untuk biaya pernikahan kalian ya...eumm putri eomma sudah berpikiran dewasa sekarang."

"Eomma!!! Aku baru kelas 2 masa sudah berencana menikah."

"Loh...pertunangan kemarin kan seperti acara lamaran.....kalian sudah bertunangan berarti kan tinggal menikah.."

"Eoommaa geumanhae~" rengek Hye in yang semakin merona karena malu.

****

Yoongi masih merenung menikmati suara air mengalir. Walau ditelinganya cenderung menangkap suara gemuruh oleh angin dan kebisingan suara klakson yang bersahutan di jalanan sana. Sekali lagi masalah yang rumit ia alami. Dan itu murni kesalahannya. Jimin yang dulu ikut membantunya supaya menyelesaikan masalahnya malah membantunya menciptakan masalah baru. Seharusnya ia tak disini sekarang. Seharusnya ia ikut membantu Jimin mengejar Ji sa. Namun tubuhnya tak merespon apa yang ada dipikirannya. Apa yang diperintahkan otak untuk cepat menyelesaikan masalah itu.

"Sekarang aku baru sadar, dulu appa ku segera menjauhkanku darimu saat memoriku terhapus. Karena apa? KAU BAJINGAN. KAU TAHU ITU!"

Yoongi menutup matanya menunduk. Air matanya perlahan menetes membasahi pipinya. Membenarkan ucapan Ji sa.

"Aku bajingan...." lirih Yoongi.

Yoongi mendongak, menyeka air matanya dengan kasar. Alih alih hilang, air matanya semakin banyak yang keluar.

"Kau punya kekuasaan yang bisa melindungi Hyein dan Keluarganya dari dendam Tn. Han juga Jooin. Aku tak pernah meminta tolong apapun saat aku disiram tepung oleh Jooin."

Suara Jisa menggema didalam kepalanya. Membuatnya semakin ingin menghilang.

"Oppa....Wae irae?" teriak Hye in yang mendekati Yoongi dan memeluknya.

Alih alih menjawab, Yoongi memperat pelukannya kepada Hye in. Menangis meluapkan emosinya. Hye in hanya mengelus punggung Yoongi dengan teratur.

"Tak apa, Oppa bisa menceritakan apa yang terjadi nanti."

"Mianhae....." rintih Yoongi di sela isakannya. Seterusnya Yoongi terus merapalkan kata maaf pada Hye in.

"Aku akan memaafkanmu, berhentilah meminta maaf padaku."

<<<<

"Hye in? Aku melihat Yoongi sunbae di pinggir danau sendirian."

MY LITTLE GIRL [Park Jimin X You] (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang