war

36.7K 3K 46
                                    

Third Pov

'Kalian pikir aku akan membiarkan kalian bahagia? Tidak akan! Nikmati tawa kalian selagi bisa' sebuah senyum licik terukir di bibir seorang wanita yang sedang melihat kemesraan sepasang kekasih dihadapannya.

Apapun yang direncanakan wanita itu tentulah bukan hal yang baik, sebuah rencana jahat telah tersusun di otaknya. Meskipun dia tahu, dia bisa mati karena rencananya tersebut, tapi tak masalah, setidaknya Aiden akan melihatnya, iya kan?

******

"Aiden, jangan menggangguku, apa kau tidak punya pekerjaan?" Ella berkacak pinggang didepan Aiden, dari tadi laki-laki itu terus mengganggunya sehingga dia tidak bisa menonton TV dengan tenang. Dia terus saja mengecupi wajah atau leher Ella, sehingga membuatnya benar-benar gagal fokus.

"Kau sexy saat marah" ucap Aiden, merasa sama sekali tak bersalah.

"Biarkan aku menikmati waktuku, Aiden" Ella masih berusaha untuk membujuk Aiden agar meninggalkannya sendiri, lama-lama dirinya bisa diabetes kalau Aiden selalu mengganggunya seperti ini. Laki-laki itu terlalu manis untuk ditolak.

"Tapi, aku ingin menikmatimu, sweetheart" Ella bergidik ngeri melihat seringaian Aiden, dirinya benar-benar tidak akan selamat.

"Kemana Luke? Lebih baik aku bersamanya, kau menyebalkan Aiden" Ella berusaha mengalihkan pembicaraan, wajah dan jantungnya sudah tidak bisa mengelak dari pesona seorang Aiden. Wajahnya kini sudah memerah, dan jantungnya? Jangan tanyakan keadaannya, dia sudah berdetak sangat cepat.

"Luke dan aku itu sama, love, tapi jika kau ingin bersamanya tidak masalah" sebuah senyum menggoda hadir di bibir Aiden, entah apa maksudnya, Ella pun juga tidak tahu.

Perubahan iris mata itu benar-benar membuatnya terpesona, mata itu menjadi semakin tajam dan gelap, sekarang, Ella benar-benar bingung apa yang akan dilakukannya, laki-laki dihadapannya ini hanya menatapnya sedari tadi, aura dingin itu juga semakin membuat Ella salah tingkah.

"Eh, L..Luke" Luke tersenyum kecil melihat matenya yang begitu lucu.

"Sini" perintah luke, disertai dengan gerakan tangan yang menunjukkan isyarat bahwa ia ingin ella duduk di pangkuannya. Seolah terhipnotis, Ella dengan perlahan duduk di pangkuan Luke, menatap mata hitam itu.

"Aku juga merindukanmu" wajah Luke sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia baru saja mengucapkan kata romantis itu, wajahnya tetap datar, sedatar papan triplek. 'Kalau dia sedingin gini aja, aku bisa lumer gimana kalo pas Hot, bisa menguap aku' pikir Ella.

Krik...krik...

Ella benar-benar tidak tahu apa yang ingin dibicarakannya dengan Luke, dan Luke sepertinya juga tidak peduli kalau Ella tidak mengatakan apapun, karena dari tadi dia hanya bermain dengan rambut Ella dan mencium rambut dan lehernya.

"Ehem" Ella berdehem menetralkan rasa canggung nya.

"Apa, mate?" tanya Luke.

"B..bagaimana kabarmu?" Ella bahkan meringis sendiri mendengar suaranya yang seperti tikus kejepit.

"Baik" tuhkan, jawabannya singkat banget Ella mengerucutkan bibirnya, kesal karena Luke seolah tidak tertarik untuk berbicara dengannya.

"Alpha, maaf mengganggu, ada penyerangan di wilayah perbatasan" Luke mengeratkan pelukannya di pinggang Ella ketika mendapat laporan dari salah satu warriornya. Sebuah geraman keluar dari mulut Luke membuat warrior itu menunduk karena takut, sementara Ella makin meringis karena pelukan Luke yang menyakitinya.

"Luke" Luke menatap matenya yang terlihat kesakitan, dia segera melepaskan pelukannya begitu menyadari bahwa matenya kesakitan karenanya.

"Maaf" Ella mengangguk. Luke menyuruh warrior itu untuk pergi. Luke menatap Ella dengan serius.

"Kau pergi ke kamar, kunci pintunya, jangan biarkan orang lain masuk, aku akan kesana saat aku sudah menyelesaikan ini semua, mengerti?" Ella mengangguk, tidak mau menambah masalah Luke dengan membangkang perintahnya. Luke tersenyum dan mengecup kening Ella sebelum pergi untuk mengurus para orang bodoh yang berani mengusik daerah kekuasaannya.

Dengan cepat Luke pergi ke daerah perbatasannya, para Rogue yang melihat kedatangan sang alpha justru semakin buas. Tapi pasukan Luke juga bukanlah pasukan yang lemah, mereka terbiasa bertarung dengan liar dan tanpa ampun.

Tiba-tiba ada sebuah serigala yang menyerang Luke dari samping, dengan cepat tangan Luke menahan leher serigala itu, mencekik lehernya, serigala itu berhasil melukai tangan Luke yang memegangnya, namun itu bukan apa-apa bagi Luke yang dengan kekuatannya meremukkan leher serigala ditangannya. Luka bekas cakaran di tangan Luke tertutup dengan cepat, seolah tak ada luka sama sekali sebelumnya.

Luke menyeringai melihat pasukan musuh yang berkurang drastis, seringaiannya semakin lebar saat melihat Laura berada di tengah para pasukan Rogue.

"Jadi kau pemimpin mereka?" tanya Luke sinis. Matanya semakin menggelap, siap menerjang wanita di depannya. Dalam hatinya Laura mengumpat kesal, 'kenapa harus Luke yang menguasai tubuh aiden?' Luke terkenal dengan keganasan dan kesediaannya saat melawan musuh, serigala itu benar-benar tidak punya rasa kasihan terhadap musuhnya. Laura tahu dia lebih berbahaya daripada Aiden, laki-laki didepannya ini sama sekali tidak tahu ampun apalagi kemanusiaan.

Luke dengan cepat berubah ke wujud serigala nya. Menerkam ke arah Laura yang juga sudah siap dengan posisi siaga. Pertarungan antara dua serigala itu terlihat sangat tidak seimbang, serigala Luke dengan tubuh besarnya sangat mendominasi penyerangan dan Laura hanya sanggup bertahan dari serangan Luke yang begitu cepat dan brutal.

"Berhenti semuanya!" teriakan itu membuat para Rogue perlahan mundur dan mendekat pada arah suara. Begitupun serigala Laura yang dengan kaki terpincang menjauh dari Luke. Tentu saja Luke tidak membiarkannya, dengan cepat ia menyambar tubuh Laura dengan giginya yang tajam.

"Lepaskan dia atau aku akan membunuh lunamu ini" ancam seseorang yang berteriak tadi, dia mengapit leher Ella dengan lengannya. Mata Luke semakin menggelap dan kemudian perlahan berubah menjadi merah. Matanya terus menatap lengan yang berada di leher matenya. Luke menggigit leher Laura dengan kuat membuat darah segar mengalir seperti sungai. Luke melemparkan tubuh tak bernyawa serigala Laura begitu saja.

"Kau membunuhnya!" teriak seseorang yang tadi mengancam Luke, tangan laki-laki itu juga sudah siap untuk membunuh Ella. Bahkan Ella kini sudah kehilangan kesadarannya karena cekikan dan luka ditangan serta perutnya.

Serigala Luke dengan cepat menerkam orang yang memegang matenya. Pertarungan juga kembali berlangsung dengan terbebasnya tubuh Luna mereka dari orang yang menyanderanya. Seorang dokter dari pack segera membawa tubuh Ella untuk diperiksa. Luke menggeram dengan keras melihat ada seseorang yang menyentuh matenya. Dengan cepat ia mencabik tubuh orang yang sudah mengancamnya tadi.

Dokter yang akan membawa Ella pergi mengurungkan niatnya, alphanya sedang dalam mode protektif sekarang, siapapun akan dianggap musuh jika mendekati matenya. Luke yang masih dalam wujud serigala nya berusaha membangunkan matenya dengan kepala dan kakinya.

Dokter yang melihat hal itu tidak bisa berbuat apa-apa, dia akan mati jika mendekat. Tatapan Luke beralih ke para Rogue yang masih tersisa. Dia menatap mereka dengan penuh kekejaman.

Dengan sebuah geraman, ia segera menyerang mereka semua dengan membabi buta. Para warrior segera mundur begitu melihat alpha mereka yang ingin menghabisi para rogue sendirian.

Dokter pack yang melihat kesempatan itu, segera membawa lunanya pergi dari sana. Ia berharap alphanya tidak mengejar dan membunuhnya ditempat. Ia tahu serigala Luke tidak akan mendengar alasan apapun, ia hanya akan melihat bahwa matenya sedang berada di tangan orang lain dan akan membunuh siapapun itu.

Dokter itu begitu lega saat melihat klinik pack dihadapannya, ia segera mengobati luka Ella. Ia hanya bisa meringis ketika mendengar geraman dari depan klinik. Pintu klinik di buka dengan keras, Luke yang sudah berubah ke wujud manusianya menatap dokter itu dengan tajam, mengetahui ia akan tamat sebentar lagi dokter itu hanya menunduk dan menjauhkan tubuhnya dari Ella.

"Mine!"

********

Maaf lagi ya, updatenya lama....

His QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang