first day

52.6K 4.3K 51
                                    

Samar, aku merasakan hembusan nafas seseorang di leherku. Aku mencoba untuk membuka mataku yang masih berat karena mengantuk.

"Shhh... Sleep, mate" bisik orang itu lembut, disertai dengan belaian di rambutku. Entah apa yang membuatku menuruti laki-laki itu, mataku kembali terpejam, menghampiri alam mimpi.

"Ella, bangun" suara ibuku membangunkanku dari mimpi indah ku.

"Kamu lupa, kamu harus masuk kuliah hari ini?" tanya ibu sambil menarik selimut ku.

"Iya, iya, aku bangun" kataku dengan suara serak. Aku menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagiku.

"Jangan lama-lama, ibu tunggu di bawah" kata ibu sebelum menutup pintu kamarku.

Sepertinya ada sesuatu yang kulupakan, aku mencoba untuk mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dan akhirnya setelah kepalaku mendapat guyuran air dari shower, aku mengingatnya.
Tadi malam ada laki-laki di kamarku!!!
Aku segera menyelesaikan mandiku. Aku yakin aku tidak bermimpi soal itu.
Setelah melilitkan handuk di tubuhku, aku segera keluar dan meneliti semua barang yang ada di kamarku.

Tapi, sepertinya tidak ada yang salah, semua barang ku masih di posisi yang sama. Apa aku cuma bermimpi?

"Ella" suara panggilan ibuku membuatku segera mencari baju untuk ku pakai. Pasti dia akan marah kalau melihatku yang belum bersiap-siap.

Setelah memastikan aku sudah berpakaian rapi, aku segera turun kebawah, menghampiri ibu dan ayahku yang sedang ngobrol di meja makan. Aku tersenyum menyapa mereka kemudian duduk di sebelah ibuku.

"Kalau mau tidur, jendelanya di kunci, sayang" kata ibu menatapku, aku mengerutkan keningku, tak mengerti. Aku menelan ludah ku kasar saat aku sadar apa maksud ibu. Aku tahu aku tidak bermimpi tadi malam! Aku sudah mengunci jendelaku. Tapi kata ibu jendelaku tidak terkunci? Bagaimana bisa?

"Ada apa? Kamu kelihatan pucat" tanya ayahku, kelihatan khawatir. Aku langsung menggelengkan kepalaku menjawabnya.

"Bener?" tanya ibuku. Aku tersenyum menenangkan mereka berdua.

"Iya, cuma ingat kalau hari ini hari pertamaku kuliah dan aku tidak kenal siapapun disini" jawabku meyakinkan. Ibu tersenyum maklum. Setelah itu suasana kembali hangat seperti biasanya.

Terdengar sebuah ketukan di pintu, membuat ibu segera berdiri.
"Itu pasti dia" katanya. Aku melihat ayah dengan tatapan bertanya, tapi ayah hanya mengangkat bahunya, tak tahu.

"Ella, kesini, sayang" teriak ibuku. Aku berdiri dan menghampiri ibu yang sedang berbicara dengan seorang gadis seumuranku.

"Ada apa?" tanyaku bingung.

"Perkenalkan ini Anna, dia tetangga kita, dan dia kuliah di universitas yang sama denganmu, dan Anna perkenalkan ini anakku yang kubicarakan kemarin, Ella" kata ibuku memperkenalkan kami berdua. Aku tersenyum dan mengulurkan tanganku.

"Hai, aku Ella" kataku, bukannya menyambut uluran tanganku dia malah memelukku. Membuatku balas memeluknya dengan kikuk.

"Aku Anna, kau tahu aku kemarin sore kesini, tapi kau tidak ada" ucapnya setelah melepaskan pelukannya. Rupanya dia tidak membutuhkan respon dariku. Karena kemudian dia bertanya.

"Bagaimana apa kau suka disini?" Aku mau menjawab saat ibuku memperingatkan kami bahwa kami harus cepat berangkat kalau tidak mau terlambat.

"Jadi, apa kau suka disini?" tanyanya saat kami sudah berada di mobilnya.

"Lumayan, maksudku, aku belum begitu mengenal kota ini" dia mengangguk, mengerti.

"Tenang saja, aku pasti akan menemanimu mengelilingi kota ini" ucapnya. Anna begitu mudah untuk diajak bicara, hingga aku merasa bahwa aku sudah menemukan seorang sahabat disini.

His QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang