" Nee-san kaus kaki ku dimana? "
" Nee-san sarapannya mana? "
" Nee-san.. "
" Nee-san.. "
Pagi dirumah. Berisik seperti biasa.
" Ini kaus kaki mu, ini sarapan mu, ini baju sekolah mu dan ini tas mu " ucapku memberi yang mereka butuhkan.
Namaku Hinata. Aku tinggal bersama seorang ibu dan 4 orang adik kembar, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Ayahku..
Beliau pergi begitu saja meninggalkan kami beserta hutang.
Ya, ayahku pergi dengan hutang yang luar biasa banyak pada seorang rentenir. Dan akulah yang terpaksa harus melunasi hutangnya.
Mengeluh, marah juga benci.. tak ada gunanya. Lebih baik terus maju semampuku demi Kaa-san dan adik-adikku.
Kaa-san bekerja disebuah rumah sakit sebagai perawat. Dengan jam kerja yang tidak pasti. Kadang masuk malam kadang juga masuk pagi.
Adik perempuanku Hana dan Hanabi masih kelas 4 sekolah dasar. Sedang adik laki-laki ku, Himetarou dan Himezaki kelas 1 sekolah menengah pertama.
Dan aku, kelas 2 sekolah menengah atas. Memiliki dua adik kembar identik, selain membuat rumah semakin ramai dan menyenangkan. Kadang juga merepotkan karna mereka terlalu manja.
" Ittekimasu " seru kami sebelum meninggalkan rumah.
Kami berjalan bersama menuju sekolah. Hana dan Hanabi terus berbicara sepanjang jalan. Sedang Himetaro dan Himezaki asik bermain game.
" Ki otsukete Hana.. Hanabi.. " ucapku
" Haaa..i "
" Nee-san kita berpisah disini " ucap Himezaki.
" Nande? "
" Kita malu setiap pagi selalu kau antar seperti anak kecil " keluh Himetarou
" Tapi aku khawatir pada kalian "
" Khawatirilah dirimu sendiri Nee-san "
" Heh? "
" Ya, karna sebentar lagi usiamu 17 tahun dan kau masih belum memiliki pacar " ledek Himezaki.
Jleb
" Omae.. "
" Jaa..naaa... "
Mereka berdua pergi meninggalkanku.
" Hah.. " desahku.
Ya, aku memang tak punya pacar. Jangankan pacar, dekat dengan pria pun aku tidak. Tak ada waktu bagiku tuk hal seperti itu.
Aku sudah cukup sibuk mengurus sekolah, pekerjaan dan keluargaku.
" Ohayo Hinata-chan "
" Ohayo Naruto-kun "
" Tidak enak badan? "
" Ah.. i-iie.. "
Aku membuang muka sesaat. Ah aku tak sanggup kalau terus begini. Ku kipaskan tanganku diwajahku, berharap rona ini lekas hilang.
Naruto-kun, teman sekelas yang belakangan dekat denganku. Atau aku yang kepedean..
Apapun itu, sepertinya aku menyukainya.. kyaaa....
Teng.. teng...
Bel tanda sekolah telah usai. Aku langsung bergegas pergi. Tak ada waktu untuk ikut klub atau hal lainnya. Aku harus bekerja.
" Irasaimase.. untuk berapa orang tuan? "
Aku bekerja disebuah restoran keluarga dari jam 2 sampai jam 9 malam. Gajinya tidak besar tapi cukup tuk membantu Kaa-san memenuhi kebutuhan dirumah.
" Hyuuga-san "
" Ha-i "
" Ini gaji mu bulan ini "
" Arigatou gozaimasu Manager "
" Doitashimashite " senyumnya.
Beruntung aku bekerja disini. Manager nya sungguh baik hati.
" Tadaima "
" Okaeri Nee-san " sambut Hana dan Hanabi.
" Kaa-san wa? "
" Kaa-san belum pulang "
" Himetarou dan Himezaki? "
Keduanya menunjuk sepasang bocah pria yang tengah serius beradu dalam sebuah game playstation.
Plak.. plak..
" Ini sudah jam berapa hah.. " ucapku kesal.
" Nani yo.. "
" Tidur sana jangan main game terus "
" Iie " seru keduanya.
" Kemarikan stick nya "
" Iie "
Dan akupun menarik kedua stick game ditangan mereka.
" Ara.. ara... "
Semua menoleh kearah suara.
" Kaa-san "
Hana dan Hanabi langsung menghampiri Kaa-san yang baru pulang.
" Kalian bertengkar lagi "
" Nee-san yang mulai "
" Mereka tidak mau tidur "
" Besok kami libur sekolah kenapa kami harus tidur cepat " ucap Himetarou.
" Eh? "
Aku lantas diam setelah mendengarnya.
" Besok libur? "
" Besok itu minggu, kau tau " ucap Himezaki kesal.
Aku membatu diposisiku. Bagaimana bisa aku sampai lupa hari. Ini sangat memalukan.
" Go-gomene Himezaki.. Himetarou.. ehe..he.. "
" Puding "
" Eh? "
" Kami ingin puding "
" Hana juga mau puding "
" Hanabi juga mau "
Bagusnya tadi aku habis gajian. Kembali ku lihat kantong plastik ditanganku. Ada 5 puding dengan rasa berbeda-beda, ya karna memang selera mereka tak sama.
Wuuusss..
Bruk
Sebuah mobil entah darimana datang dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tanganku sakit terkena spion sepertinya.
Ku ambil puding yang berserakan dijalan.
" Oi.. "
Aku menoleh kearah suara. Mobil itu berhenti.
" Kalau jalan lihat-lihat " suara seorang pria dari dalam mobil itu.
" Hah? "
Dan dia pergi begitu saja.
" Bakayarou! " seruku.
Malam ini sangat menjengkelkan. Tidak dirumah, tidak di luar. Semua orang disekitarku membuatku kesal.
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - By my side
FanfictionDiantara cinta dan benci hanya terdapat benang tipis yang memisahkan. Sangat tipis hingga mudah dihancurkan. Jadi jangan katakan benci karna mungkin nanti kau akan jatuh cinta padanya