Cklek
Di kamar, ku lihat dia tengah memegang sebuah hairdryer yang tidak dia gunakan.
" Dousta? "
" Sepertinya rusak "
Ku ambil hairdryer itu dan coba menyalakannya. Tapi tak ada reaksi apapun.
" Shisui "
" Ha-i Sasuke-sama "
" Ambilkan hairdryer di kamar lain "
Tak berapa lama Shisui datang dengan hairdyer lain. Aku naik ke ranjang, membaca buku.
Ku lirik mereka sesekali karna suara obrolan mereka menggangguku. Dan yang lebih menggangguku adalah kenapa dia lebih akrab dengan Shisui ketimbang denganku?
" Sasuke-san "
Aku kembali berpura-pura membaca buku.
" Hn "
" Aku boleh ke mall besok? "
" Kau butuh sesuatu? "
" Ingin membeli ini " ucapnya menunjuk hairdryer.
Ku tutup buku di tanganku.
" Ah dengan Shisui-san tentunya " lanjutnya.
Dia pikir aku marah?
" Hn "
Aku bersiap tidur. Tapi entah kenapa aku tak bisa memejamkan mataku. Kejadian beberapa saat lalu saat dia pergi dengan Shisui ke rumah orang tuanya sudah cukup menggangguku karna Shisui tak memberikan laporan.
Dan jika aku diam saja, kejadian yang sama mungkin akan kembali terulang. Sial. Kenapa semua jadi begitu menjengkelkan.
Pagi hari usai sarapan. Dia bersama Shisui bersiap pergi. Tapi mungkin menungguku pergi duluan.
" Moshi-moshi, apa jadwalku hari ini? " tanyaku via telpon pada sekertarisku.
Mataku sesekali melirik mereka di ruang depan.
" Aku tidak datang hari ini, alihkan semua pertemuan hari ini menjadi besok " ucapku mengakhiri.
Aku berjalan menghampiri mereka. Berdiri diantara mereka berdua.
" Pergi sekarang? " ucapnya.
" Hn.. ayo.. "
Dia tak beranjak dari tempatnya.
" Ke mall kan? " lanjutku.
" Bukankah kau kerja? " ucapnya.
" Libur "
Dan kamipun pergi bertiga menuju mall. Setibanya disana..
Kau tau, dia seperti anak kecil yang diajak bermain orang tuanya. Ya, dia sangat memalukan. Tapi entah kenapa aku senang melihatnya.
" Sasuke-san.. Sasuke-san.. "
Dia menunjuk sebuah dasi dengan motif aneh menurutku. Akupun menggeleng, menolaknya.
" Sasuke-san.. Sasuke-san.. "
Dia kembali menunjuk dasi lain.
" Bukankah kau ingin membeli hairdryer " ucapku mengingatkan.
" Tapi aku ingin membelikanmu dasi juga"
" Hah.. " desahku.
" Boleh? "
" Terserah kau sajalah "
Aku tak begitu mengerti dengan jalan pikiran gadis ini. Tunggu, dia bilang ingin membelikanku dasi. Apa dia memikirkanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - By my side
FanfictionDiantara cinta dan benci hanya terdapat benang tipis yang memisahkan. Sangat tipis hingga mudah dihancurkan. Jadi jangan katakan benci karna mungkin nanti kau akan jatuh cinta padanya