Pagi menjelang.
" Sasuke-san wa? "
" Masih di ruang kerja, Hinata-sama "
Aku lantas menuju ruang kerjanya. Dia masih terbaring di sofa.
" Sasuke-san, kau tidak kerja? "
" ... "
" Sasuke-san.. sudah hampir jam 8 kau tidak bangun? "
" ... "
Aku mendekat padanya, memastikan.
" Sasuke-san "
Lavenderku kembali membulat saat aku menyentuhnya. Panas!
" Sasuke-san kau demam "
Nafasnya mulai tak beraturan.
" Shisui-san.. Shisui-san.. " teriakku.
" Ha-i Hinata-sama "
" Tolong bantu aku membawa Sasuke-san ke kamar "
" Ada apa Hinata-sama? "
" Sasuke-san demam "
" Ha-i "
Shisui-san dibantu dengan yang lain membawa Sasuke-san ke kamar di lantai atas dan membaringkannya.
" Siapkan air hangat juga handuk " ucapku.
" Ha-i "
" Jangan ada yang mendekat, nanti kalian tertular "
" Ha-i Hinata-sama "
Mereka berhamburan menyiapkan yang ku minta. Aku segera mengompres kepalanya dan memeriksa suhu tubuhnya. Ini pasti karna dia tidur di ruang kerja semalam.
Usai mengompres aku langsung menuju dapur membuatkan bubur untuknya.
" Hinata-sama biar kami yang membuat "
" Tidak apa-apa " tolakku.
" Jangan Hinata-sama "
" Kalian masih punya pekerjaan lain kan "
Orang-orang dirumah selalu melarangku melakukan apa yang ku ingin. Dan itu pasti karna Sasuke-san. Sekarang dia terbaring lemah, aku ingin membantunya.
Ku bawa bubur itu ke kamar dan melihat kondisinya.
" 37.. cukup tinggi " gumamku saat melihat termometer.
Ku ulangi mengompres dahinya.
Greb
Tangannya tiba-tiba meraih lenganku.
" Ikanaide "
" Aku tidak akan pergi kemanapun " ucapku melepas tangannya dan menggenggamnya.
Aku terus menatapnya. Kalau sedang sakit begini, kau tidak menyeramkan sama sekali. Seandainya saja kau bisa seperti ini terus Sasuke-san.
Ku buka mataku perlahan. Shimata.. aku ketiduran!
" Oh.. sudah bangun "
Deg
Ku lihat dia sudah terjaga lebih dulu. Bagaimana ini.. kenapa jadi dia yang menjagaku.
" Bisa kau lepaskan tanganku? "
Aku lantas melihat tanganku yang memang masih menggenggam tangannya.
" Ah.. "
Aku langsung melepas tangannya secepat mungkin.
" Ka-kau sudah makan buburnya? " alihku.
" Bagaimana aku bisa makan, kau tak melepas tanganku sedari tadi "
Blush
Aku langsung memalingkan wajahku.
" Go-gomennasai "
Malu! Apa yang kau lakukan Hinata..
Dia bangun dan bersandar di tempat tidur.
" Ah biar ku bantu " ucapku.
Hening. Dia terus melihatku dan itu membuatku salah tingkah sendiri.
" Mana buburnya? "
" Ah.. go-gomen.. "
Ternyata dia menungguku memberikan bubur itu. Ugh..
" Ka-kau butuh apa lagi Sasuke-san "
" Hm? "
" A-aku akan membantumu "
Duh kenapa aku jadi kikuk begini.
" Gantikan baju ku "
" Oh.. ha..ha-i "
Aku lantas mengambil baju ganti dilemari.
Beberapa saat kemudian...
Suasana macam apa ini!
" Sudah 20 menit, kau bahkan belum selesai melepas kancing kemeja ku "
" go..go..go..gomennasai "
Tanganku gemetar! Keringatku sekarang bahkan mungkin lebih banyak darinya. Apa yang terjadi denganku?
Aku sudah biasa mengganti baju Himetarou juga Himezaki saat mereka demam. Mereka sama-sama pria. Tapi kenapa rasanya begitu berbeda saat dengan Sasuke-san.
" Handuk "
" Ah.. gomen.. "
Aku malah melamun sendiri. Baka Hinata!
" Kalau kau menutup mata begitu, bagaimana bisa bersih? "
" Go-gomen.. a-aku tak bisa melihatmu seperti itu "
" Kalau begitu tidak usah saja "
" Ah wa-wa-wa-wakata "
Aku mengusap tubuhnya dengan mata yang sedikit terbuka.
" Ah selesai " ucapku senang.
" Ini ganti baju terlama dalam hidupku " keluhnya.
" Gomennasai " ucapku menunduk beberapa kali.
Selagi dia beristirahat, aku akan membawa tempat berisi air ini ke bawah.
" Kyaaa.. "
Byur
" Ah.. akhirnya aku mandi juga "
" Hua.. go-go-go-go-gomennasai Sasuke-san "
Betapa bodohnya. Bagaimana bisa aku terpeleset dan menumpahkan se-ember air itu ke tubuh Sasuke-san.
" A-a-aku akan membantu " ucapku meraih kemejanya.
" Tidak perlu, lebih baik kau panggil orang untuk merapikan ini "
" Ha.. ha-i.. "
Menyesal. Kebodohanku sungguh keterlaluan. Gomen Sasuke-san, aku hanya berniat ingin membantumu. Meski nyatanya aku malah mengacaukannya. Duuuhhh...
Setelah kamar dibersihkan, aku kembali. Tak ada siapapun dikamar. Mungkin Sasuke-san tidur di kamar lain. Aku lantas berbaring di matrasku. Terus menutup mataku, masih menyesal dengan apa yang terjadi barusan.
" Gomennasai Sasuke-san " gumamku.
" Hm "
Deg
Ku buka kedua tanganku.
" Sasuke-san? "
" Hm.. nani.. "
Dia ada disampingku sekarang!
" A-apa yang kau lakukan disini? "
" Ha? Kau ingin aku tidur di ranjang yang basah itu? "
" Bu-bukan begitu, tapi ku pikir kau tidur di kamar lain " suaraku mulai merenadah.
" Ha? kau mengatakan sesuatu? "
" I-iie.. "
" Aku tidur, besok aku harus kerja "
" Ha.. ha-i.. "
Duh.. bagaimana aku bisa tidur kalau begini??
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - By my side
FanfictionDiantara cinta dan benci hanya terdapat benang tipis yang memisahkan. Sangat tipis hingga mudah dihancurkan. Jadi jangan katakan benci karna mungkin nanti kau akan jatuh cinta padanya