Misi

6.7K 410 23
                                    

Malam itu dirumah jam 11 malam. Disaat semua sudah terlelap dalam mimpi, samar kudengar suara Kaa-san yang sedang berbicara dengan seseorang.

Aku yang memang belum tidur lantas menuju ruang tamu.

" Aku tidak mau tau, kau harus bayar "

" Kami sedang berusaha.. tolong beri kami waktu "

Seorang pria tengah bicara dengan Kaa-san, dua lainnya yang bertampang garang hanya diam.

" Kaa-san "

" Hinata.. masuk Hinata.. "

" Siapa me- "

" Ku bilang masuk " gertak Kaa-san.

Aku langsung masuk lagi. Ini pertama kalinya kulihat Kaa-san marah. Aku masih berdiri dekat dapur menunggu orang-orang itu pergi.

Saat kudengar sudah sepi. Aku keluar menghampiri Kaa-san yang tengah duduk sambil memegang kepalanya.

" Kaa-san "

" Hinata.. kau belum tidur "

" Siapa mereka? "

" Rentenir, gomen Hinata kau harus melihatnya "

" Hm " gelengku.

Hening. Tak ada percakapan lagi.

" Gomennasai Kaa-san "

" Hm? "

" Aku boleh tau berapa hutang Tou-san? "

Kaa-san memberikan selembar kertas padaku. Lavenderku mendelik saat melihatnya. Satu juta dollar!

Dollar? Untuk apa Tou-san meminjam uang sampai sebesar itu?

" Ini.. "

" Sudahlah Hinata, yang terjadi biarlah terjadi.. aku akan memikirkan cara tuk melunasinya "

" Ini juga tanggung jawabku Kaa-san "

" Arigatou Hinata "

Selesai. Pembicaraan kami usai malam itu. Paginya..

" Nee-san sepatuku sudah rusak " keluh Himezaki.

" Iya nanti beli kalau aku gajian " jawabku.

" Aku juga Nee-san " sahut Himetarou.

" Ha-i "

Gajiku bulan ini habis. Untuk membayar sewa dan membelikan sepatu baru untuk Hana dan Hanabi.

Setahun berlalu, aku belum juga bisa mengumpulkan uang untuk membantu Kaa-san membayar hutang Tou-san. Uang yang kuperoleh selalu habis untuk memenuhi kebutuhan rumah dan adik-adikku.

" Yosh.. setelah lulus aku akan mencari kerja tambahan lagi " batinku menyemangati diri.

" Ohayo Hinata-chan "

" Ohayo "

Ah Naruto-kun. Sudah tinggal beberapa bulan lagi hingga waktu kelulusan. Aku belum juga menyatakan perasaanku pada Naruto-kun. Hanya memandangnya yang semakin menjauh.

" Yosh.. saat upacara kelulusan nanti aku pasti akan menyatakan perasaanku padamu " batinku lagi.

Aku jadi sedikit termotivasi menjalani hari-hari selanjutnya.

Kelas 3 adalah saat yang paling sulit. Dimana aku harus membagi waktu antara sekolah, bekerja dan belajar karna mulai sekarang akan ada banyak ulangan.

Jam tidur ku terus berkurang setiap minggunya karna aku terus memaksa tubuhku tuk belajar dimalam hari meski sudah lelah bekerja.

Dan hari yang dinanti pun tiba. Hari ini upacara kelulusan.

" Bekerja, menyatakan cinta.. bekerja, menyatakan cinta.. "

Aku terus menggumamkan kedua hal itu berharap menjadi kenyataan keduanya.

" Hinata "

" Nee-san.. "

" Minna.. "

Kaa-san datang bersama Hana dan Hanabi.

" Tunggu, Himetarou dan Himezaki? "

" Nii-chan ada kegiatan klub " jawab Hana.

" Hm "

" Omedeto Hinata " ucap Kaa-san.

" Arigatou "

Kaa-san memelukku sesaat. Begitu juga Hana dan Hanabi.

" Naruto-senpai.. bolehkah aku minta kancing kedua mu "

" Kya..kya... "

Aku menoleh ke kerumunan yang cukup ramai. Shimata!

Aku lupa belum mengatakan perasaanku pada Naruto-kun. Dia dikerumuni para gadis sekarang. Apa bisa aku...

" Hinata-chan "

" Eh "

Naruto-kun melambaikan tangannya padaku.

" Naruto-kun "

" Hinata-chan.. bisa bicara sebentar? "

Aku meminta ijin pada Kaa-san yang dibalas anggukan.

" Kalau begitu kami pulang duluan ya " ucap Kaa-san berlalu bersama yang lain.

Aku berjalan mengikuti Naruto-kun menuju kelas, sepertinya.

Sepi. Hanya kami berdua disini. Apa yang ingin dia katakan padaku?

Masaka...

" Hinata-chan.. mmm.. jitsua... "

Jantungku mulai berdegup tak karuan.

" Minggu depan aku akan pergi ke Inggris melanjutkan kuliah disana "

Deg

" Sebelum aku pergi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu "

Aku terus diam hanya mendengarkannya.

" Aku menyukaimu "

Lavenderku membulat mendengarnya. Naruto-kun menyatakan cinta padaku! Apa tidak salah?

" Na..Naruto-kun.. kau sungguh-sungguh? " tanyaku ragu.

" Ya, aku mencintaimu Hinata-chan "

Lavenderku membulat menatapnya.

" A-aku juga " jawabku.

" Benarkah? "

Aku mengangguk sesaat. Dia tersenyum senang sambil memegang kedua tanganku.

" Kau benar akan pergi? " tanyaku memastikan.

Senyumnya mendadak hilang berganti kesedihan.

" Iya.. tapi aku pasti kembali.. pasti.. "

" Hmm "

" Tunggu aku ya.. "

Ya, aku akan menunggumu Naruto-kun.

Hinata POV End

~Skip~

SasuHina - By my sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang