Hinata POV
Sebagaimana kehidupan berjalan. Yang di atas tak selamanya di atas, ada kalanya diapun akan merasakan sakitnya hidup dibawah. Begitu juga dengan kebahagiaan.
Seperti yang ku alami saat ini.
" Sasuke-san.. kenapa tiba-tiba kau mengajakku ke mall? " tanyaku.
" Hanya ingin membeli sebuah dasi baru " jawabnya acuh.
Dia selalu begitu. Kadang menyeramkan bagai iblis. Kadang begitu baik seperti dewa. Tapi kadang juga acuh. Meski aku sudah terbiasa dengan sikapnya itu, tapi tetap saja. Kalau kau bisa baik, kenapa kau tidak menjadi baik saja seterusnya.
" Mau nonton? "
Aku cukup terkejut saat dia menanyakan itu.
" Ah.. hmm.. "
Niat beli dasi pun berubah jadi nonton film.
" Jangan-jangan memang dari awal dia ingin mengajakku nonton " gumamku
" Jangan bodoh "
Plak
Dia memberikan tiket yang dibelinya padaku.
" Tunggu disini, aku akan membeli minum "
" Hmm "
Aku duduk di dekat pintu masuk teater, menunggunya.
" Hinata "
Aku menoleh mendengar seseorang menyebut namaku.
" Kau benar Hinata-chan "
Lavenderku membulat melihatnya.
" Na.. Naruto.. kun.. "
" Hinata-chan, kemana saja kau.. aku mencarimu selama ini "
" A-aku.. aku.. "
Kenapa bisa ada Naruto-kun disini??
Aku terus menoleh ke kanan dan kiri. Entah kenapa aku berharap Sasuke-san tidak bertemu dengan Naruto-kun.
" Kau mau nonton? sendiri? aku akan menemanimu "
" Na.. Naruto-kun.. aku.. "
" Tunggu sebentar ya, aku akan membeli tiketnya dulu "
Dan diapun pergi begitu saja.
" Na- "
" Hinata "
Deg
Aku menoleh perlahan ke belakang. Sasuke-san!
" Ada apa? "
" Na-nandemo nai " dustaku.
Aku kembali melihat ke tempat pembelian tiket. Naruto-kun masih antri disana. Beberapa saat kemudian pintu teaterpun dibuka.
" Ki-kita masuk sekarang " ucapku bergegas.
" Hn "
Beruntung tempat duduk kami di pojok dekat dinding. Mataku terus melihat pintu masuk itu, menunggu Naruto-kun.
Film nya sudah hampir mulai bersamaan dengan kedatangan Naruto-kun.
" Gawat, dia pasti mencariku " batinku.
Sikap dudukku semakin tidak tenang. Gelisah.
" Dousta? "
" Ah.. i-iie.. "
Duh bagaimana ini.. Naruto-kun terus mengedarkan pandangannya. Dia jelas mencariku!
Lagi, aku merosot kebawah. Semakin kebawah bahkan hampir duduk di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - By my side
FanfictionDiantara cinta dan benci hanya terdapat benang tipis yang memisahkan. Sangat tipis hingga mudah dihancurkan. Jadi jangan katakan benci karna mungkin nanti kau akan jatuh cinta padanya