Hinata POV
Lemas. Lelah. Kenapa aku masih berusaha mencari pekerjaan meski sudah memiliki 2 tempat kerja. Jika bukan karna baka otou-san, hidupku tak mungkin sekacau ini.
Belajar menerima keadaan, seperti yang Kaa-san katakan padaku.
" Hah.. "
Kuhembuskan nafas panjang sebelum masuk kerumah.
" Tadaima "
" Okeri Hinata "
" Kaa-san.. "
Ku lihat jam dinding. Hampir jam 2 pagi.
" Belum tidur? " tanyaku.
" Bagaimana bisa aku tidur jika putriku belum pulang "
" Jangan selalu menungguku, nanti Kaa-san sakit " ucapku memeluknya.
" Kau juga Hinata, jangan paksakan dirimu untuk bekerja "
" Hm "
Setelah sedikit berbicara, kami masuk kamar dan tidur.
Pagi menjelang. Berisik seperti hari-hari sebelumnya. Himetarou dan Himezaki sudah kelas 1 sekolah menengah atas.
Sedang Hana dan Hanabi sudah kelas 6 sekolah dasar dan sebentar lagi lulus.
Pengeluaran akan terus bertambah dengan bertambah dewasanya mereka. Kebutuhan mereka juga pasti bertambah.
Aku kembali memutar otak. Dimana aku bisa bekerja dengan gaji besar.
" Sumimasen "
Aku berhenti berjalan saat didepanku sudah ada seorang pria berpenampilan rapi tersenyum melihatku.
" Ha..i? " ucapku ragu.
" Hinata Hyuuga? "
" Ya "
" Perkenalkan aku Shisui, kita pernah bertemu sebelumnya di rumah keluarga Uchiha "
Aku diam sesaat, coba mengingat.
" Ah iya aku ingat "
" Anda masih mencari pekerjaan? "
" Ah ha-i "
" Jika anda mau, ada satu pekerjaan untuk anda "
" Benarkah? "
" Ya, ini kartu namaku. Besok datanglah ke alamat yang tertera disana "
Setelah memberi sebuah kartu nama dia pergi meniggalkanku.
Pekerjaan apa ya kira-kira.. Ah mungkin pelayan, karna penampilan orang itu seperti butler. Jika gajinya lebih besar aku akan meninggalkan club.
Besoknya, kebetulan jadwalku off. Aku langsung menuju alamat yang tertera di kartu.
Eek
Sebuah apartemen yang sangat besar. Orang itu tidak salah memberi kartu kan? atau jangan-jangan dia hanya menipuku.
Ku coba masuk kedalam. Memberikan kartu nama yang kemarin kudapat pada resepsionis.
" Silahkan nona "
Seorang pelayan pria membawaku ke sebuah ruangan dilantai atas.
Cklek
" A-ano.. "
" Hyuuga-sama, anda sudah ditunggu " ucap Shisui-san menyambutku.
" Ditunggu? " batinku.
Aku masuk kedalam. Disebuah ruangan, ada seorang pria duduk sendiri.
" Sasuke-sama "
" Hn "
Aku diam disini. Tak berani duduk ataupun bicara.
" Kau mencari pekerjaan? "
" Ha.. Ha-i " ucapku.
Duh tempat apa ini. Jangan-jangan ini tempat penjualan gadis-gadis muda. Shimata.. aku salah ambil pekerjaan.
" Yakin ingin bekerja disini? "
Deg
Sudah kuduga. Dia Mucikari!
" Se-sepertinya aku tidak jadi "
Aku berbalik, bersiap pergi. Tapi Shisui-san menahanku di pintu.
" Gomennasai.. aku salah tempat "
" Benarkah? " ucap Shisui-san.
" Ya "
" Tapi anda belum mendengar apa pekerjaan anda Hyuuga-sama "
Astaga! Aku benar-benar dijebak!
" Aku akan memberimu 10 juta dollar " ucap pria itu tiba-tiba.
Aku membatu diposisiku saat mendengarnya. Menoleh perlahan kearahnya.
" Se-sepuluh.. " ucapku kikuk.
" Sepuluh juta dollar " terangnya.
" Tunggu, kau tidak menipuku kan? "
" Tentu tidak " sahut Shisui-san.
" Lalu apa pekerjaanku? Aku tidak mau jika harus jual diri "
Dia mendekat padaku.
" Kau bukan jual diri tapi menjual hidupmu "
" Apa maksudmu? "
" Menikah denganku "
" Eh? "
Menikah? Orang ini bercanda ya..
" Kau tidak salah? " tanyaku.
" Ya atau tidak "
Kenapa aku jadi terpojok sekarang.
" Hn? "
" I-iya " jawabku.
Entah kenapa aura disekitarnya jadi begitu menyeramkan.
" Shisui "
" Ha-i "
Shisui-san membawaku ke ruangan lain. Meninggalkan pria itu disana.
" Aku akan datang mewakili Sasuke-sama untuk menemui ibu anda dan menjelaskan tentang pernikahan anda " ucap Shisui-san.
" Hm " anggukku.
Shisui-san menuangkan secangkir teh untukku.
" Kenapa bukan dia yang datang sendiri? " protesku.
" Sasuke-sama terlalu sibuk untuk mengurus segala sesuatunya "
" Bukankah dia ingin menikah denganku? "
" Ha-i.. tolong maafkan Sasuke-sama.. Hyuuga-sama "
Satu kata, menyebalkan.
Tapi sungguh, apa sih yang dia pikirkan. Tinggal di apartemen yang besar, juga memiliki wajah yang lumayan.
Dengan semua itu, bukankah dia bisa dengan mudah mendapat wanita yang se-level dengannya.
Kenapa dia malah memilih gadis miskin sepertiku?
Yah, apapun alasannya aku tetap mengambil pekerjaan itu. Menikah. Ini hanya pura-pura kan?
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - By my side
FanfictionDiantara cinta dan benci hanya terdapat benang tipis yang memisahkan. Sangat tipis hingga mudah dihancurkan. Jadi jangan katakan benci karna mungkin nanti kau akan jatuh cinta padanya