Materi: POV 2 (Sudut Pandang Orang Kedua)
Date: 10 Januari 2017
Tutor : alvisyhrn
Notulen : irmaharyuni
Disclaimer : theWWG---------->>>>>=====<<<<<---------
Sudut pandang orang kedua
Menggunakan kata ganti orang kedua: Kamu, kau, milikmu, milik kamu.Hindari penggunaan "aku", "saya", karena meskipun kamu meletakkan kata ganti "saya" dan "kamu" dalam sebuah kalimat/paragraf, jatuhnya tetep pov 1. Karena, dalam sudut pandang orang kedua, jelas kalau si pencerita tidak boleh terlibat dalam cerita itu sendiri.
Fokus ke "kamu", si tokoh utama, dan "dia".
Sudut Pandang Orang Kedua (Second Person Point Of View)
Ini adalah sudut pandang yang tidak enak. Kenapa saya bilang tidak enak? Sebab sang pencerita harus memahami segala tingkah laku “Kamu” bukan tingkah laku si pencerita. Tokoh utamanya adalah “Kamu” tetapi yang bercerita adalah orang yang memandang “Kamu”. Saya sendiri jarang melihat sudut pandang ini pada sebuah cerita, baik novel maupun cerpen. Namun pada surat, pidato, surat bisnis atau tulisan non fiksi lainnya, sudut pandang ini justru sering dipakai.
Contoh POV 2 :
Sesi Tanya Jawab:Q1: Jadi, kita membuat seolah pembaca adalah tokoh utamanya gitu?
A1: Iya. Kurang lebih. Tapi harus detail berdasarkan pengamatan (tidak serba tahu.)
Q2: Melihat dari contoh seolah mengubah Aku jadi Kau saja ya,
A2: Nah itu yg melintas di kepalaku. Tapi ternyata tidak.
Iya, sepintas memang begitu.... Namun, ketika kita menulis menggunakan POV 2, kita nggak jadi sang tokoh, kita jadi stalker, yang mengintai gerak-gerik tokoh utama tsb.Q3: Cara membuat cerita dengan POV 2, yang mudah dan asik, gimana Kak Alvi? Mohon pencerahan.
A3: Kebanyakan penulis larinya ke POV1 dan POV3 , mengingat POV 2 lumayan sulit, tetapi saya tahu, pasti ada pola untuk membuat POV 2 itu mudah.
Disclaimer: Aku bukan ekspert dlm menulis POV 2, ya, hehe, tapi, menurutku, cara terbaik adalah dengan banyak membaca naskah yg menggunakan POV 2. Dan, sering-seringlah latihan. Lama-lama, kamu akan menemukan cara yg membuatmu nyaman, yg nantinya bakal menghasilkan POV 2 yang mudah dan asik. ^_^
Q4:
Jadi apa pun yg "kamu" rasakan kita tau semua ya? Misal: Kamu menikmati kopi pahit itu setiap kali datang ke sana, padahal kamu sama sekali tak menyukainya.A4: Iya, seperti yg kusebutkan tadi, sebagai penulis, kamu jadi stalker kelas berat.
Q5: Kalau tokoh utamanya "kamu",tapi masih ada unsur "aku". masuk ke pov2 atau pov1. aku sendiri menganggap itu pov2
A5 :
Menurutku, pov 1.Q6 : Pov 2 itu menggunakan kamu dan dia tapi, yang menceritakan ini tidak ikut terlubat di dalam ceritanya. Begitu bukan?
A6 : Iya.
Q7 : Jadi si pencerita ini tau semua tentang 'kamu? Atau hanya pandangan yang di lihat pencerita tentang 'kamu?
A7 : Secara logis, harusnya secara pandangan aja. Tapi si pencerita tau banget, ya, macam stalker sejati.
Perbanyak baca naskah pov 2 supaya dapat pendekatan terbaik.
Q8 : Dan gak ada kata aku atau -ku, ya?
A8 : Harusnya, tidak.
Q9 :Contoh begini udah betul belum?
Lihatlah, dia duduk di bangku Taman. Untuk apa? Menunggu kamu. Iya, benar! Menunggu kamu. Kenapa malah kamu ragu? Ada apa? Bukankah selama ini kamu menantinya? Berapa tahun? Sepuluh tahun? Kurangkah waktu untuk mengumpulkan keberanian itu? Ayolah, kamu pasti bisa.
Itu gimana?
A9: Lebih berasa kayak surat/pesan, ya.
Kalau contoh di atas itu seperti si pencerita ngmg ke kamu. Ini artinya si pencerita terlibat. Harusnya enggak sama sekali.
***
Satu lagi. Ada hal yang ingin kusampaikan mengenai POV 2. Sebelum memutuskan menulis POV 2, kita harus menemukan alasan kuat: mengapa harus pake POV 2, kenapa nggak POV 1 aja, atau POV 3. Harus ada alasan kuat.
Lalu, ini pendapatku, ya, bisa jadi salah, tapi ketika kita memutuskan menulis dengan POV 2, kita nggak bisa sekadar mengganti "aku" jadi "kamu". Tetap ada "jarak", sehingga kamu nggak bisa mendeskripsikan isi hati si "kamu", sebagaimana kamu mendeskripsikan isi hati si "aku". Kalau si "aku", kan kamu bisa bebas. Tapi, kalau pake "kamu", kamu harus bisa lebih jelas dalam mendeskripsikan gerakgeriknya, airmukanya, dst, utk mengetahui isi hati "kamu". Ini menurutku, sih. Tapi, secara logis, ini yg paling masuk akal.
Tambahan :
Sudut pandang orang kedua akan membuat pembaca hadir di cerita (karena kita menggunakan “Kamu”). Jika “Kamu” disini adalah penjahat, maka anda sama saja memposisikan pembaca sebagai penjahat. Tentu saja perkataan jelek kepada “Kamu” akan membuat pembaca merasa jelek juga dan ujung-ujungnya membangkitkan emosi pembaca. Antara narator dan pembaca akan terjalin hubungan yang dekat. Seperti seseorang yang bercerita kepada temannya atau detektif dengan penjahatnya.
***
Terima Kasih atas waktu, kesempatan dan ilmunya. Jazakallahu Khoir. alvisyhrn
--
Mohon maaf apabila ada salah kata, tulisan, dsb.Bye admin irmaharyuni
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Menulis The WWG
RandomBuku ini berisi kumpulan pelajaran, teknik menulis, tips-tips, dan langkah-langkah dalam menulis yang dikumpulkan dari pembelajaran kelas di grup @theWWG dan mungkin beberapa sumber lainnya. Materi pembelajaran kami di sini menjadi disclaimer 'Wri...