Materi : Menajamkan Konflik dan Memperkuat Karakter
Tutor : Gita Romadhona Gitaromadhona
Notulen : irmaharyuni
Disclaimer: thewwg=====>>>>>=====<<<<<=====
Materi kali ini diadakan terbuka bersama Member dan Non Member yang telah mendaftar kelas sebelumnya. Dan Alhamdulillah, kelas berjalan lancar dan tertib. Semua sangat antusias, meski anggota kelasnya banyak. Terima kasih sebesar-besarnya bagi yang telah mengikuti kelas dengan tertib dan antusias. :)
***
Materi Menajamkan Konflik dan Memperkuat Karakter
Karakter adalah pusat dan inti penggerak ceritanya. Tanpanya, pembaca tidak akan peduli dengan sehebat apa pun konflik atau alur yang diceritakan.
Cara mengembangkan karakter itu sebenarnya bebas tidak ada salah atau benarnya. Semua tergantung bagaimana penulis merasa enak "mendekati" si karakter.
Beberapa penulis punya karakter asli--yang diam-diam dia wawancarai. Ada penulis yang membuat karakter 3d, ada yang mengimitasi selebritas, ada yang menyimpan berbagai foto. Bebas aja, dan nggak ada yang salah dari sana.
Tapi yang harus diperhatikan, setiap karakter, sekecil apa pun perannya, haruslah punya dimensi dunianya sendiri. Siapa dia, apa pekerjaannya, bagaimana latar belakangnya,
====****====
Sesi Tanya-Jawab:
Q1: Bagaimana membuat karakter yang kuat, selain bantuan teknik karakter 3 D? kadang planing sudah akurat, tapi eksekusi dalam ceritanya tidak bagus. kuat di rencana, tapi gagal memindahkannya.
A1: Teknik karakter 3D jika dibuat dengan benar adalah acuan terbaik saat membuat karakter. Agar akurat, konsistenlah sedari awal.
Jika di bagan karakter disebutkan dia perempuan pemalu, rapuh, dan tidak percaya diri, jangan bikin dia di bab 3, dia sudah berani memeletkan lidah saat bercanda dengan karakter cowok. Atau, tiba2, ada kalimat, Dia sebal mendengarnya, dientakkannya kaki meninggalkan ruangan.>>> (karakter yang rapuh, pemalu, tidak percaya diri, saat marah tidak akan mengentakkan kaki.)
Jadi, bikin karakter dengan teknik 3D, lalu konsisten.
Q2: Kan kita udah bikin outline termasuk gimana konflik di dalam cerita, terus takutnya pas kita eksekusi di naskah, konfliknya kurang greget. Apa sih tips atau cara untuk mengatasi hal ini?
A2: Riset. Kembangkan alur dengan menambahkan detail-detail deskripsi. Baca lagi konflik, benarkah jika konfliknya begini, akan mengubah alur hidup karakter, jika tidak (jika solusinya sangat gampang) berarti konflik tidak tajam.
Misal: konflik sebuah cerita: seorang perempuan nggak bisa melupakan masa lalunya. Lalu dia bertemu laki-laki baik, jatuh cintalah dia.
Apa masa lalunya? Kalau cuma patah hati doang, yang bisa dilupakan dengan bertemu laki-laki lain, konflik berarti nggak tajam.
Masa lalunya adalah dia pernah menikah dengan seorang laki-laki, dan dari pernikahan itu, dia punya anak. Dia berpisah karena diselingkuhi. Untuk kenal lagi dengan laki-laki lain dia perlu cara untuk percaya. <-- konflik bisa dibilang tajam.Cara mengeksekusi: perhatikan detail, kekonsistenan karakter, dan logika-logika cerita.
Q3: Bagaimanakah menciptakan tokoh yang dinamis? Yang selalu berubah2 dari satu waktu ke waktu lain, dari satu situasi ke situasi lain, dari satu tempat ke tempat lain, tanpa terjerumus ke penokohan yang plin plan maupun tidak konsisten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Menulis The WWG
RandomBuku ini berisi kumpulan pelajaran, teknik menulis, tips-tips, dan langkah-langkah dalam menulis yang dikumpulkan dari pembelajaran kelas di grup @theWWG dan mungkin beberapa sumber lainnya. Materi pembelajaran kami di sini menjadi disclaimer 'Wri...