Part 2

24.6K 1.2K 14
                                    

-Elina Desma Gloria-

Aku mencari nama Ayu di kontak ponselku lalu menekan tombol dial. Setelah itu mendekatkan ponsel ke telinga. Menunggu Ayu menerima panggilanku.

"Halo Lin."

"Tega ya kalian. Gak ngabarin aku kalo mau bolos. Sahabat macam apa kalian !" Aku langsung mengeluarkan unek-unekku tanpa menjawab sapaan Ayu. Aku tau dia pasti bersama Risa sekarang.

Ayu tertawa diseberang sana. "Sorry Lin. Lagian salah kamu juga, kenapa ponselnya gak aktif semalem ? Aku udah nyoba telpon kamu ya."

Aku berdecak. "Alesan !"

"Nyusul kesini aja. Kita lagi di mall. Belanja sekalian cuci mata ngeliatin cowok cakep."

"Aku gak minat. Bye !"

Aku memutuskan sambungan telepon. Berniat untuk pulang kerumah, lagian aku tidak ada jadwal kuliah lagi hari ini.

Sebenarnya ajakan Ayu untuk menyusul ke mall lumayan menggoda imanku, tapi aku tidak bisa. Aku sudah janji akan mengantarkan mama ke rumah sakit untuk membesuk teman arisannya yang sakit.

Aku melangkahkan kaki menyusuri lorong kampus. Menyebalkan sekali rasanya berjalan sendirian tanpa ditemani Ayu dan Risa. Aku jadi tidak bisa menggosipkan mahasiswa yang terlihat aneh oleh mataku.

Aku menunggu taxi didekat gerbang kampus. Tumben sekali tidak ada taxi yang menunggu disini. Aku mengambil ponsel di dalam tas lalu memainkannya. Lumayan, untuk mengurangi rasa bosan.

"Hai. Butuh tumpangan ?"

Aku kaget saat ada seseorang yang memanggilku. Aku menoleh dan mendapati cowok yang kemaren aku lirik di kantin sedang duduk di atas motornya. Lengkap dengan helm dikepalanya.

"Engga. Makasih." Jawabku pelan.

"Kamu takut ?"

Aku mengernyitkan dahi. "Takut ? Takut kenapa ?" Tanyaku bingung.

Dia mengedikkan bahunya lalu mengulurkan tangannya, mengajakku bersalaman. "Aku Justin. Kamu ?"

"Elina." Aku membalas uluran tangannya sambil tersenyum.

"Karena sekarang kita udah kenal, jadi mari aku antar pulang."

Aku berfikir sebentar, lalu menganggukan kepalaku. "Baiklah." Ucapku.

Dia menyodorkan satu helm lagi yang tersisa.

"Kamu bawa dua helm ?"

Dia mengangguk. "Jaga-jaga kalau ada cewek cantik yang butuh tumpangan." Ucapnya sambil terkekeh.

Aku memakai helm, lalu naik ke atas motornya Justin. Untung hari ini aku memakai celana jeans. Bakalan ribet banget kalau aku memakai rok span yang biasa aku pakai ke kampus.

"Siap ?"

"Iya." Ucapku lalu menyebutkan alamat lengkap rumahku.

Dia mengangguk lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Sepanjang perjalanan kami habiskan dengan mengobrol ringan. Dia menanyakan beberapa hal tentangku yang ku jawab dengan apa adanya. Aku pun menanyakan beberapa hal tentangnya.

Ternyata kami seumuran, hanya saja dia mengambil jurusan yang berbeda denganku. Kalau aku mengambil jurusan ekonomi, dia mengambil jurusan teknik sipil.

"Itu rumah aku." Aku menunjuk sebuah rumah ber cat warna putih. Justin lalu memberhentikan motornya di depan pagar rumahku.

Aku turun, melepaskan helm lalu mengembalikannya kepada Justin.

Love me, pleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang