Part 4

15.3K 995 12
                                    

-Elina Desma Gloria-

Minggu yang cerah. Aku meregangkan otot-ototku, mengerjap-ngerjapkan mata lalu melirik jam di dinding kamar. Disana tertera pukul sepuluh lewat empat puluh lima menit. Bagus sekali. Siap-siaplah telingaku menerima semua omelan mama.

Aku beranjak ke kamar mandi. Mencuci muka lalu menyikat gigi. Urusan mandi nanti saja, perutku sudah tidak bisa menunggu lagi.

Aku keluar dari kamar dan menuruni tangga, sayup-sayup terdengar suara orang mengobrol dari arah ruang tamu. Siapa yang bertamu di jam segini ? Aku mengabaikan suara itu dan meneruskan langkah menuju dapur.

Aku memeriksa kulkas, melihat apa saja yang bisa kumakan. Pilihanku jatuh kepada sereal dan susu. Aku menuangkan sereal ke mangkok disusul dengan menuangkan susu. Setelah itu baru duduk dikursi meja makan.

"Baru bangun kak ?"

Aku menoleh dan mendapati Fajar, adikku satu-satunya dengan kaos oblong yang basah. Sepertinya dia habis bermain basket di lapangan kecil samping rumah.

"Jar, minta minum dong." Aku kaget mendengar suara itu.

"Kamu ? Ngapain kamu disini ?" Tanyaku heran. Bagaimana bisa ada Gavin disini. Fajar masih SMA kelas tiga, tidak mungkin dia berteman dengan Gavin.

Dia menaikkan sebelah alisnya.

"Anak gadis bangunnya jam segini." Ucapnya datar.

Aku mendengus kesal.

"Kak Gavin nganterin tante Merlin kak, terus aku ajakin main basket deh." Jelas Fajar sambil memberikan segelas air mineral buat Gavin.

Aku hanya ber-oh-ria. Melanjutkan makan sereal sambil berusaha menutupi debaran di jantungku.

Gavin duduk dikursi yang bersebrangan denganku. Dia menaikkan sebelah alisnya sambil menatapku. Tunggu. Dia tidak menatap wajahku melainkan menatap...Aku mengikuti arah pandang matanya. Oh shit. Dia menatap ke arah dadaku.

Aku lupa kalau aku masih menggunakan tank-top serta hot pans buat tidur semalam. Selesai mencuci muka aku langsung turun ke bawah. Lagian mana aku tau kalau Gavin ada disini.

"Dasar mesum ! Apa yang kau lihat ?" Ucapku sambil menyilangkan kedua tanganku didada, berusaha menutupi aset berhargaku.

"Melihat apa yang kau suguhkan." Jawabnya datar sembari menyandarkan badan kekursi serta bersidekap.

"KAMU ??" Geramku.

Aku beranjak dari sana dengan kesal. Membiarkan serealku yang masih tersisa sedikit. Pria itu benar-benar membuat moodku hancur. Menyebalkan sekali.

"Kemana kak ?" Tanya Fajar yang baru keluar dari kamarnya.

Aku berdecak kesal. Bisa-bisanya tadi Fajar meninggalkanku berdua saja dengan pria mesum bernama Gavin itu.

"Ke Jogja." Ucapku asal.

"Lah ngapain ?" Tanyanya polos.

"Kepo !"

Dikamar, aku langsung merebahkan diri diatas kasur. Mengambil ponsel di atas nakas lalu menghidupkannya. Aku mengecek beberapa sosial media. Ada notifikasi di akun instagramku.

@JustinAlexis mulai mengikuti anda.

Aku mengecek akun dengan nama @JustinAlexis. Lalu mengklik tombol follow saat mengetahui kalau itu adalah Justin, pria yang pernah mengantarkanku pulang.

Aku melihat-lihat foto yang di uploadnya. Semuanya bagus-bagus, diambil dengan posisi yang pas. Dia juga terlihat tampan disetiap foto.

Teringat dengan Gavin si pria mesum, aku mencoba mencari akun instagramnya di pencarian instagram. Aku mengetik "Gavin" disana. Beberapa saat kemudian muncullah akun-akun dengan nama Gavin.

Aku menggeser sampai kebawah, namun tidak menemukan akun si pria mesum itu. Mungkin dia tidak menggunakan instagram. Iya. Mungkin.

Aku beranjak dari kasur. Meletakkan ponsel di atas nakas. Lalu mengambil handuk yang tergantung di gantungan belakang pintu kamar.

Aku butuh mandi sekarang. Siapa tahu setelah mandi fikiranku jadi ikut bersih dari manusia dingin mesum bernama Gavin itu.

Bersambung

Love me, pleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang