Jam makan siang telah dimulai sejak 15 menit yang lalu dan sekarang di sinilah Nara, di bangku taman kantor yang rindang.
Nara hanya mengaduk-aduk makanan di depannya tanpa minat. Padahal di depannya ada tupperware dari Zia berisi rendang yang notabene-nya adalah makanan favoritnya.
Kalau kondisinya normal pasti rendang tersebut sudah bisa dipastikan disposisi ke dalam perut Nara dalam waktu 10 menit.
Tapi sekarang justru nafsu makan Nara menguap entah kemana.
Semua bermula semenjak Nara didaulat menjadi MC dalam acara kerjasama dengan perusahaan yang menangani sengketa Hutan Adat di Riau pagi tadi.
Nara sudah mempersiapkan materi presentasi dengan matang. Dia bahkan sempat men-download beberapa jurnal internasional yang menangani kasus serupa guna memperluas wawasannya.
Semuanya dia lakukan semata-mata agar tidak mengecewakan kantornya. Karena sesuai yang dia dengar, perusahaan yang akan bekerja sama dengan kantornya ini bukan sembarang perusahaan.
Sebut saja IFC -Indonesia Forest Company-. Berdiri hampir kurang lebih 50 tahun yang lalu, tepatnya beberapa tahun semenjak Indonesia merdeka.
Perusahaan ini merupakan salah satu BUMN -Badan Usaha Milik Negara- terbesar di Indonesia dan membawahi ratusan ribu karyawan.
Yang paling mengejutkan, kabarnya, Senior Analyst yang nantinya digadang-gadang akan terjun langsung dalam kerja sama ini masih terbilang cukup muda.
*flashback on
"Nara, setelah ini langsung ke ruang rapat direksi ya." ucap Bu Ambar, senior Nara di bagian pengendalian ekosistem hutan.
"Siap, Bu. Ada yang perlu saya bawa lagi, Bu?"
"Tidak usah. Cukup bawa mental saja. Karena Senior Analyst-nya ternyata mirip MinHo Oppamu itu hihihi."
Hah?
Sebelum sempat bertanya lebih lanjut maksud dari perkataan Bu Ambar, beliau sudah meninggalkan Nara terlebih dahulu ke ruang rapat direksi di lantai 1.
Nara segera membereskan peralatan kerjanya. Dia membawa laptop di sisi kanan dan agenda pribadi yang biasa dia bawa kemanapun di sisi kiri.
Nara menaiki lift untuk turun ke lantai 1. Ketika pintu lift terbuka, dia langsung melangkahkan kaki menuju ruang rapat direksi.
Dari yang Nara lihat, sudah banyak orang yang berkumpul disana.
Beberapa diantaranya Nara kenal sebagai rekan kerjanya. Sisanya yang tidak dia kenal bisa dia pastikan sebagai wakil dari IFCs
Nara terlalu fokus dengan persiapannya menjadi MC sampai tidak sadar kalau sedari tadi ada yang memperhatikannya dari kejauhan.
Namun ketika Nara menengok ke belakang tidak ada siapa-siapa.
Oh mungkin hanya perasaannya saja.
Sampai di meja paling depan, Nara membuka tas laptop dan langsung mencolokkan laptop dengan proyektor untuk menampilkan slide presentasinya nanti.
Tepat ketika bunyi pintu ruangan tertutup, Nara melihat Bian.
Ya begini efek tidak sarapan. Jadi mudah berhalusinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un) finished Business - END
Romance"Saya tidak tahu tujuan Bapak hadir kembali di hidup saya. Bersikap seolah kita tidak saling mengenal sebelum ini. Asal Bapak tahu, saya justru berharap kita tidak pernah saling mengenal. Saya permisi." "Silahkan. Asal setelah ini tatapan kamu tidak...