Kemunculan Adams yang tidak diduga seolah merusak segalanya. Termasuk, menghalangi jalanku untuk lebih dekat pada Thorn.
Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya. Pada Thorn seorang.
Tentang ilusi, bayangan, gambaran atau apapun itu yang melintas di dalam kepalaku.
Ya Tuhan. Betapa aku sangat berharap orang yang tertidur di samping kemudi itu adalah Thorn dan bukan alter egonya.
"Mom, Dad melakukan hal yang menyeramkan, Ben takut pada Daddy..." keluh Ben. Jemarinya yang mungil mencengkeram erat bajuku.
Aku menatap anak berusia tiga tahun berwajah pucat yang sejak tadi berada di dalam pelukanku.
"Ben, malam ini tidur bersama Mommy ya." Ucapku.
Ben menatapku sejenak dan beralih pada Thorn. "Aku ingin tidur dengan Daddy, Ben selalu tidur dengan Daddy..."
"Hanya malam ini saja ya Ben," ujarku lagi.
"Ben akan tidur bersamaku Honey."
Nyaris aku terlonjak saat mendengar suara itu.
Adams menoleh dan bergantian menatapku lalu Ben. "Kau takut pada Daddy?"
Ben mengerucutkan bibirnya sambil tertunduk.
"Apa yang pernah Daddy katakan padamu tentang laki-laki?" Tanya Adams.
Ben menatap sang Ayah. "Laki-laki tidak boleh takut Daddy," jawab Ben setengah berbisik.
"Kau benar, jadi malam ini kau tidur bersamaku." Adams kembali melihat keluar jendela mobil.
Sementara Morris yang kali ini menyetir hanya diam seribu bahasa.
Dan aku sendiri, sama sekali tidak percaya. Baik Adams maupun Thorn, selalu bersikap lembut setiap kali berhadapan dengan Ben.
Satu kesamaan yang sulit untuk dipahami.
Ah, nyaris aku lupa. Ada hal yang sejak tadi mengganjal di dalam pikiranku. "Ben, kau bilang tadi Aunty Bella bersama dengan Uncle bukan?"
Ben menatapku dan memasang ekspresi seperti sebelumnya. Ekspresi yang sungguh aneh dan tidak wajar.
"Uncle?" Kali ini Morris membuka mulutnya.
"Ada apa Ben, siapa uncle yang kau maksud?" Tanyaku lagi.
Sayangnya Ben tidak menjawabku dan hanya terus diam. Anak itu bahkan berusaha mengalihkan pembicaraan dengan berpura-pura memejamkan matanya.
Sama seperti Ben. Adams pun terlihat memejamkan matanya.
Apa ini. Mengapa situasinya menjadi sangat aneh. Rasanya seperti ada yang mereka ketahui, tapi tidak untuk orang lain tahu.
***
Cukup lama perjalanan, kami pun tiba di kediaman Thorn yang lain. Tempat Aidan terbaring.
Sambil mengikuti langkah Adams yang terlihat mengantuk di depanku. Samar-samar aku merasa janggal.
Seolah, sejak tadi ada yang tengah mengawasiku.
Takut, aku pun akhirnya menyamakan langkah Adams. Syukurlah, Adams sepertinya tidak menyadarinya.
"Malam ini kau juga tidur di bersamaku." Gumam Adams.
Tanpa berpikir panjang. Aku langsung mengiyakan.
Entah karena shock atau bagaimana. Bayang-bayang Arnera serta Bella seolah terus membayangiku.
Mereka tidak mati di tanganku. Tapi, secara tidak langsung mereka mati karena aku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thorn Mc Adams
RomanceCinta kami dipertemukan dalam keadaan tidak terduga. Dia, yang bernama Thorn Mc Adams. Adalah bangsawan tampan yang memberikan penawaran dengan harga tertinggi. Penawaran yang akan membawaku ke dalam jeratnya. Terperangkap di dalam permainannya. Dia...