In the name of love (part 1)

12.3K 920 33
                                    

Flashback

"Pertemuan kita adalah sebuah tragedi."

Hembusan angin menyapu wajah gadis berkulit pucat itu. Yang tengah menangis tersedu, dibalik tirai besar yang menutupi seluruh tubuhnya.

Ya, gadis itu dengan sengaja menyembunyikan tubuhnya di balik tirai itu.

Ia tak kuasa menahan keterkejutan ketika menjumpai sosok yang berada di rumah pria yang baru saja menjadi kekasihnya.

"Jadi kau-"

"THORN", teriakan seseorang membuyarkan segalanya.

Thorn segera berbalik dan menutupi siluet gadis itu dengan tubuhnya. "Aidan..."

Aidan terlihat cemas. "Kau melihat Layla?"

"Layla?" Thorn mengulangi. "Ah", dan barulah ia menyadari kalau Layla yang dimaksud adalah gadis berwajah pucat yang saat ini bersembunyi dibalik tirai.

"Aku tidak melihatnya." Tegas Thorn, berusaha keras untuk menyembunyikan apa yang harus disembunyikan.

Aidan mengernyitkan dahinya sejenak. "Beritahu aku jika kau menemukannya." Ucapnya singkat dan pergi begitu saja.

Sementara Thorn masih bergeming di tempatnya. "Namamu.... Layla?"

"Ya. Dan kau-"

"Thorn." Sela pria itu.

Tidak ada yang menyangka. Jika takdir ternyata kembali mempertemukan keduanya.

Setelah percintaan panas mereka di malam itu, tidak ada yang terjadi setelahnya.

Thorn hanya mengantar gadis itu kembali ke rumahnya. Dan Layla memutuskan untuk berusaha melupakan apa yang telah terjadi.

Mengapa setelah satu bulan berlalu, keduanya kembali dipertemukan lagi.

Terlebih, sungguh ini adalah pertemuan yang teramat menyakitkan.

"Kuharap kau sudah melupakan apa yang telah kita lakukan dimalam itu." Ucap Thorn.

Layla menyeka air mata yang nyaris mengalir. "Aku memang sudah lupa. Tidak sedikitpun aku mengingatnya."

"Tapi mengapa kau menangis?" Bisik Thorn parau.

Tubuh Layla perlahan meluruh ke lantai. "Yang kutangisi adalah Aidan. Bagaimana mungkin aku memberikan hal yang paling berharga bagiku kepada sang kakak dan bukan untuknya!"

Sebelah tangan Thorn terkepal. Ia berbalik dan menyingkap tirai berwarna zamrud itu.

Sekali ini saja, ia ingin melihat dengan jelas bagaimana sosok yang selama ini selalu dibicarakan sang Adik.

Layla mendongak menatap Thorn. Sementara Thorn balas menatap mata gadis itu tanpa sedikitpun berkedip.

"Berdiri." Thorn mengulurkan tangannya.

Layla tertunduk.

"Kubilang, berdiri." Kali ini Thorn menarik tangannya.

Layla bangkit dengan perlahan seraya menyeka air matanya. Rasanya, ia begitu tak kuasa mengangkat wajahnya saat ini.

"Apa yang harus kulakukan..." gumam Layla.

Thorn menangkup wajah gadis itu dan mengusap lembut pipinya. "Yang kau cintai bukan aku, jadi kau akan dengan mudah melupakannya." Bisik Thorn.

Layla termangu. Ini adalah kali pertama ia menatap wajah pria itu dengan jelas.

Rupanya seperti ini wajah Thorn jika tidak berada di dalam kegelapan.

Thorn Mc AdamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang