Udara dingin di musim dingin terasa menembus tulang dan menusuk jantung di badan Chaeyeon. Dia mengencangkan tali yang melingkar di pinggangnya agar jaket yang dia kenakan lebih kencang. Chaeyeon berjalan menyusuri koridor sebuah apartemen yang ditinggali oleh Eun Bi. Rencananya mereka berdua akan berlibur bersama di pulau Jeju, setiap musim dingin, pulau Jeju terlihat sangan indah dan bagus untuk dijadikan tempat untuk berfoto ria bersama teman atau keluarga. Banyak juga pasangan yang mengunjungi pulau Jeju pada musim dingin untuk menghabiskan waktu berdua di waktu senggang mereka.
Kali ini, Chaeyeon mendapat kesempatan untuk berlibur bersama Eun Bi karena jarang sekali Chaeyeon berlibur. Terakhir kali dia berlibur pada usia 15 tahun. Bahkan dia belum pernah berlibur bersama Donghyuk. Mereka juga akan merayakan natal di sana, berhubung Chaeyeon membutuhkan teman untuk merayakan hari natal, maka Eun Bi mau untuk menemaninya merayakan natal bersama. Chaeyeon sangat berharap selama berada di sana, dia dapat melupakan semua masalah dan dapat menyegarkan pikirannya kembali.
Sampai di depan pintu, Chaeyeon mengetuk pintu apartemen Eun Bi, tapi sebelum mencapai ketukan pertama, Eun Bi sudah membukakan pintu. Dia mengeluarkan kopernya dan tersenyum kepada Chaeyeon seraya menyeka peluh di dahinya.
"Ayo kita berangkat," ujarnya."Apa kau perlu bantuan?" tawar Chaeyeon melihat Eun Bi sedang memerlukan bantuan.
"Tidak, hanya saja koperku agak berat. Tapi tidak masalah, aku bisa menariknya sendiri." Eun Bi tersenyum masam dan berusaha menarik kopernya yang cukup besar.
"Kalau kau tidak kuat membawanya, biar aku bawa. Kau bisa membawa koperku yang tidak terlalu berat."
"Tidak usah, ayo cepat kita berangkat." Mereka berdua berjalan keluar apartemen menuju tempat parkir. Eun Bi berjalan dengan cepat seakan dia sedang dikejar seseorang, Chaeyeon mempercepat langkah kakinya dan berusaha menyamakan posisinya dengan Eun Bi.
Setelah menaiki mobil milik Eun Bi, Chaeyeon menyalakan ponselnya dan memasang earphone di telinganya agar tidak merasa bosan. Dan dia berusaha untuk mengajak Eun Bi mengobrol.
"Eun Bi, apakah aku boleh bertanya?" gumam Chaeyeon dengan nada bersalah. Eun Bi tetap fokus dengan pandagannya karena dia sedang menyetir.
"Boleh, kau ingin bertanya tentang apa?" Eun Bi memasang wajah ketakutan, tetapi Chaeyeon tidak menyadarinya. Sebenarnya Eun Bi ingin bercerita kepada Chaeyeon apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi dia mengurungkan niatnya karena melihat Chaeyeon sedang bergembira ingin berlibur. Eun Bi sudah menduga bahwa Chaeyeon akan bertanya mengenai sikapnya barusan. Dia segera memikirkan jawaban apa yang akan dia jawab. Tidak mungkin jika dia menceritakan semuanya dalam situasi seperti ini. Dia takut Chaeyeon tidak bisa menikmati saat-saat liburannya dan akan bersedih kembali.
"Sebenarnya begini, aku ingin bertanya apakah kau sudah memesan kamar hotel atau belum." Eun Bi menghela nafas lega karena pertanyaan yang dia takutkan tidak keluar dari mulut sahabatnya itu. Sesegera mungkin dia menggeleng dan menyunggingkan seulas senyum dan kembali tatapannya tertuju pada jalan di depan.
....
Chaeyeon dan Eun Bi berjalan menuju loket bandara untuk membeli tiket pesawat menuju ke pulau Jeju. Karena antrean masih panjang, jadi mereka memutuskan untuk duduk sebentar di ruang tunggu. Chaeyeon memakan cemilan yang dia bawa untuk mengganjal perut, tidak lupa dia membaginya dengan Eun Bi. Jam menunjukkan pukul 09.45, dan terlihat antreannya sudah tidak terlalu panjang. Segera saja mereka membeli tiket untuk penerbangan pertama menuju pulau Jeju dan kebetulan sebentar lagi adalah waktu penerbangan. Mereka berjalan menuju ke pesawat karena pesawat akan segera berangkat.
Mereka berdua masuk ke pesawat dan segera duduk di tempat duduk mereka. Chaeyeon kembali memasang earphonenya.
"Kau suka mendengarkan musik ya?" tanya Eun Bi memulai pembicaraan mereka di pesawat.
"Iya, apa kau tidak tahu?"
"Tentu saja aku tidak tahu. Kau tidak memberi tahu aku dan kau juga tidak pernah memakai earphone pada saat kuliah. Terlebih lagi aku tidak pernah mendengarmu bernyanyi." Eun Bi memanyunkan bibirnya yang berwarna pink karena memakai lipstik.
"Chaeyeon, kau adalah sahabatku, dan aku sahabatmu. Jadi aku harap kau memberi tahu aku semua tentangmu. Bukankah aku juga memberi tahu kepadamu semuanya tentang aku?" Chaeyeon hanya mengangguk dan tersenyum.
Pesawat mendarat dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun. Semua penunpang termasuk Chaeyeon dan Eun Bi turun dari pesawat dengan teratur. Setelah turun, Chaeyeon dan Eun Bi keluar dari bandara dan berjalan menuju ke hotel tempat mereka menginap. Kebetulan hotel tersebut letaknya tidak jauh dari bandara sehingga dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki saja.
Mereka berhenti setelah sampai di depan hotel. Alangkah terkejutnya Chaeyeon karena betapa besar hotel yang dipesan oleh Eun Bi.
"Apa benar ini hotelnya?" tanya Chaeyeon terkagum-kagum.
"Yups! Ini hotelnya. Kau jangan khawatir, hotel ini milik ayahku. Jadi kita tidak dikenai biaya apapun. Bukankah aku sudah memberi tahumu?"
"Benar, kau memang sudah memberi tahuku, tetapi kau tidak bilang jika hotel ayahmu sebesar ini."
"Besar katamu? Ini masih termasuk hotel terkecil di jeju dan hotel ini adalah hotel termurah di sini." ujar Eun Bi sembari menarik Chaeyeon untuk masuk ke hotel. Chaeyeon hanya pasrah ditarik oleh Eun Bi karena pandangannya hanya tertuju pada arsitektur bangunan yang terkesan seperti bangunan kuno tetapi menarik dan tidak lekang oleh budaya Korea yang kental.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" ucap salah satu pelayan perempuan yang terlihat masih sangat muda dan belum menikah. Dia terlihat sangat cantik, sehingga orang yang dilayani olehnya merasa senang.
"Oh, hai Hyun!" Eun Bi merangkul pelayan yang dipanggilnya Hyun itu. Mereka terlihat sangat akrab.
"Kenalkan, ini sahabatku Chaeyeon. Chaeyeon, ini Hyuna, dia saudara sepupuku." Chaeyeon mengerutkan dahinya.
"Aku tahu kau pasti bingung. Hyuna ini memang bekerja di sini. Dia direkrut oleh ayahku karena dia sangat pintar dan sopan dengan orang. Kebetulan dia belum memiliki pekerjaan dan akhirnya dia mau bekerja di sini."
"Salam kenal Hyun," ujar Chaeyeon menyunggingkan seulas senyum kepada Hyuna, dan sebaliknya.
"Hyun, sudah kubilang jangan panggil aku nona, aku tidak suka dengan panggilan itu. Panggil namaku saja ya." Hyuna hanya mengangguk.
"Ayo aku antar kalian ke kamar," ajak Hyuna dan mereka bertiga pergi ke kamar.
Dalam perjalanan, entah kenapa Chaeyeon merasa ada seseorang yang memperhatikan mereka. Dia semakin mempercepat langkahnya. Tetapi lama-kelamaan dia tidak terlalu memikirkannya. Yang dia pikirkan sekarang adalah beristirahat sejenak dan melupakan segala masalah yang membebani pikirannya.
Tanpa Chaeyeon sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya dari awal mereka datang ke pulau Jeju.
~~~~
Hai hai^^
Author up date lagi, semoga para readers puas dengan part ini. Aku tahu kalo part kali ini gaje banget. Ya, setidaknya kalian wahai para readers punya waktu cuma buat menyentuh gambar bintang di bawah.
Makasih 🙏Please vomment ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Apology
FanfictionMaaf, maafkan aku karena aku tidak bisa menepati janjiku. Aku mencintaimu, walau aku tidak bisa berada di sisimu selamanya. Aku mohon maafkan aku. MIANHAE, SARANGHAE. 미안해, 사랑해. #3 namgyuri (17 Desember 2021)