Sang mentari tersenyum cerah di pagi buta membuat cuaca yang dingin menjadi lebih terasa hangat. Chaeyeon dan Eun Bi bersiap-siap untuk pergi ke tempat-tempat yang wajib di kunjungi jika kita pergi ke pulau Jeju.
"Eun Bi, kita akan pergi ke mana saja?" tanya Chaeyeon yang sedang mengemas barang barang yang akan dia bawa terutama kamera dan uang.
"Kau ikut saja." Perkataan Eun Bi membuat Chaeyeon bingung. Kenapa Eun Bi tidak memberi tahu mereka akan pergi kemana? Setelah berkemas, mereka keluar dari kamar dan tidak lupa mengunci pintunya.
Mereka turun dari lantai 7 menggunakan lift. Saat sampai di lantai 5, pintu lift terbuka dan seorang pria memasuki lift. Pria itu memakai jaket hitam dan mengenakan topi serta masker, sehingga membuat Chaeyeon dan Eun Bi heran. Tetapi mereka memganggap hal itu seperti hal yang wajar karena sekarang adalah musim dingin, jadi wajar kalau semua orang mengenakan jaket karena kedinginan. Dan mungkin pria itu sedang flu, jadi dia memakai masker.
Tidak lama kemudian, lift sampai di lantai dasar. Mereka bertiga keluar dari lift. Chaeyeon dan Eun Bi berjalan keluar dari hotel dan menuju ke stasiun kereta bawah tanah. Selama perjalanan, mereka merasa sedang diikuti oleh seseorang. Saat Chaeyeon melihat ke belakang, tidak sengaja sorot matanya tertuju kepada pria yang yang tadi menaiki lift yang sama dengannya.
"Eun Bi, apa kau merasa curiga kepada pria itu? Sepertinya dari tadi dia mengikuti kita," ujar Chaeyeon berbisik.
"Mungkin dia tidak bermaksud mengikuti kita, bisa saja dia memang searah dengan kita." Walaupun Eun Bi berkata begitu, Chaeyeon tetap saja curiga dengan pria tersebut. Pertama dari caranya berpakaian, pakaiannya sangat tertutup seakan dia sengaja menutupi wajahnya agar Chaeyeon dan Eun Bi tidak bisa melihat wajahnya. Yang kedua adalah, kenapa Chaeyeon merasa bahwa pria itu mengikutinya? Jika pria itu tidak mengikutinya, kenapa waktu Chaeyeon berhenti berjalan, pria itu juga menghentikan langkahnya?
Karena rasa ingin tahunya sangat besar, Chaeyeon memutuskan untuk menghampiri pria itu yang diduga telah mengikutinya. Pria itu tampak sedang berdiri di tepi jalan seraya memainkan ponselnya.
"Permisi, bolehkah saya berbicara sebentar dengan Anda?" ujar Chaeyeon membuat pria itu memandangnya.
"Boleh, silahkan."
"Tapi, bolehkah saya meminta Anda membuka masker Anda? Sebenarnya saya tidak terlalu mendengar dengan jelas apa yang Anda katakan," pinta Chaeyeon dengan tatapan tajam.
"Tapi nona, saya sedang terkena flu. Saya tidak bisa membuka masker saya," tukas pria itu membuat Chaeyeon mengerutkan dahinnya.
"Tapi tidak masalah kan jika maskernya dibuka sebentar?"
"Tapi-"
"Chaeyeon, kau sedang apa?" suara Eun Bi memotong perkataan pria itu dan membuatnya senang.
"Tidak, aku hanya sedang mengobrol dengan pria ini." Eun Bi segera menarik Chaeyeon menjauh dari pria itu dan berbisik kepadanya.
"Kau masih curiga dengannya?" Chaeyeon hanya mengangguk.
"Tuan, perkenalkan, nama saya Hwang Eun Bi, dan ini teman saya Jung Chaeyeon. Saya tidak tahu ada masalah apa antara Anda dengan teman saya, tetapi bolehkah saya tahu siapa Anda?" Perkataan Eun Bi sontak membuat pria itu terkejut.
"Emh... sa... saya, saya Park Bo Gum," ucap pria itu terbata-bata. Eun Bi juga mulai curiga dengannya.
Chaeyeon yang mendengar percakapan itu semakin curiga dan ingin sekali membuang masker itu dari wajah pria itu dan melihat wajahnya. Tetapi dia tetap bersikap tenang agar tidak terkesan curiga.
"Maaf, bolehkah saya meminta Anda membuka masker Anda tuan? Karena perkataan Anda tidak terlalu jelas," ujar Eun Bi tidak tahan.
"Maaf, tapi saya tidak bisa mmembukanya."
"Kenapa?" Eun Bi sedikit meninggikan perkataannya dan memasang wajah garang.
"Apakah Anda sedang mengikuti kami?" Chaeyeon angkat bicara.
"Tidak, saya tidak sedang mengikuti kalian. Mungkin kebetulan kita searah," jawab pria itu dan berusaha untuk setenang mungkin.
"Jika tuan tidak merasa mengikuti kami, tolong buka masker Anda karena Anda membuat kami curiga kepada Anda." Eun Bi menatap tajam.
"Baiklah, jika kalian memaksa." pria itu melepas topinya. Chaeyeon dan Eun Bi tidak memalingkan pandangan mereka. Setelah itu dia membuka maskernya. Chaeyeon dan Eun Bi sangat terkejut setelah melihat wajah pria itu.
Pria itu mempunyai wajah yang sangat dikenal Chaeyeon dan Eun Bi. Wajah yang antara Chaeyeon sayangi, dan Chaeyaon benci. Tetapi tidak mungkin dia adalah orang yang dia sayangi selama ini. Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pria tersebut adalah orang yang tidak ingin dia lihat wajahnya di dunia ini.
"Apakah kau Dongchan?" ujar Chaeyeon berhati-hati dengan raut wajah yang masih terkejut.
"Dongchan? Kau saudara kembar Donghyuk?" tanya Eun Bi bingung.
"Ya, aku saudara kembar Donghyuk." Kali ini tatapan Dongchan lebih hangat dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu. Karena sangat membencinya, Chaeyeon pergi meninggalkan Dongchan dan Eun Bi segera mengejarnya, begitupun Dongchan yang ingin mengatakan sesuatu kepadanya.
Akhirnya Eun Bi berhasil menghentikan Chaeyeon dan disusul oleh Dongchan.
"Maaf," ujar Dongchan menatap Chaeyeon lekat-lekat. Sehingga Chaeyeon menatapnya bingung.
"Maafkan aku atas perkataanku waktu itu. Aku tidak bermaksud menghina Donghyuk seperti itu. Aku sadar aku adalah orang yang jahat. Sangat jahat, kepada Donghyuk, kepada orang tuaku, dan terutama kepadamu. Aku tahu kau pasti sangat terpuruk setelah meninggalnya Donghyuk, aku-"
"Cukup!" Perkataan Dongchan terpotong oleh Chaeyeon.
"Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Donghyuk, tapi di mana hati nuranimu? Ini bukan tentang aku, tapi tentang Donghyuk. Kau tahu dia telah meninggal, tapi kau, tetap saja membencinya. Jika dia berbuat kesalahan, aku mohon tolong maafkan dia," jelas Chaeyeon menautkan kedua telapak tangannya dan segera pergi.
"Ini juga tentang dirimu." Langkah Chaeyeon berhenti setelah mendengar perkataan Dongchan.
"Apa maksudmu?" ucap Chaeyeon tanpa menoleh sedikitpun. Eun Bi yang tidak mengetahui apa-apa tetap diam dan menyimak.
"Ini juga tentang dirimu," ulang Dongchan lagi.
"Beberapa waktu yang lalu arwah Donghyuk menemuiku. Dia menyadarkanku jika aku telah menjadi seseorang yang jahat. Jadi, aku benar-benar minta maaf atas perkataanku beberapa waktu yang lalu." Chaeyeon akhirnya menoleh dan mendapati tatapan pria itu tulus.
"Aku minta maaf Chaeyeon, tolong beri aku kesempatan untuk berteman denganmu, dengan kalian." Dongchan juga menatap ke arah Eun Bi.
"Baiklah, aku akan memberimu kesempatan untuk berteman dengan kami. Tapi jika kau berbuat jahat lagi atau menyakiti salah satu diantara kami, aku tidak segan-segan untuk memusuhimu." Wajah Dongchan seketika terlihat senang.
"Terima kasih!" Tanpa sadar Dongchan memeluk Chaeyeon dan setelah tersadar dia melepaskan pelukannya. Chaeyeon dan Eun Bi pergi melanjutkan perjalanan mereka.
"Tunggu! Kalian mau kemana?" Chaeyeon dan Eun Bi menghentikan langkah mereka.
"Kami ingin mengunjugi beberapa tempat di sini, apa kau mau ikut?" ujar Eun Bi membuat Chaeyeon menatap Eun Bi dengan tatapan yang seolah berkata 'kenapa kau memberi tahu dia?'
"Aku akan ikut."
"Apakah dia boleh Ikut, Chaeyeon?"
"Terserah kau saja," ujar Chaeyeon dengan wajah datar. Lalu mereka bertiga berjalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah.
"Kita akan kemana?" ujar Dongchan dalam perjalanan.
"Kau lihat saja nanti," jawab Eun Bi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apology
FanfictionMaaf, maafkan aku karena aku tidak bisa menepati janjiku. Aku mencintaimu, walau aku tidak bisa berada di sisimu selamanya. Aku mohon maafkan aku. MIANHAE, SARANGHAE. 미안해, 사랑해. #3 namgyuri (17 Desember 2021)