Part 14

76 16 0
                                    

"Donghyuk," ujar seorang gadis cantik berambut panjang bergelombang yang tengah melihat seorang pria tampan yang sangat dicintainya tanpa berkedip. Ya, dialah Chaeyeon. Semilir angin malam dari laut yang berhembus kencang melewati dua insan yang saling mencintai terasa begitu dingin. Ditambah lagi mereka tidak bisa bersama selamanya karena berbeda alam membuat suasana semakin begitu mencekam, tetapi Chaeyeon tidak menghiraukannya. Yang dia fikirkan sekarang hanya Donghyuk, pria yang berdiri di depannya.

"Kenapa kau ada di sini?" ucapnya Chaeyeon bingung. Sebenarnya dia ingin sekali memeluk Donghyuk saat ini karena dia sangat merindukan sosok Donghyuk di sampingnya, tetapi niatnya diurungkannya karena dia tahu bahwa dia tidak bisa menyentuhnya. Donghyuk tersenyum dengan penuh kehangatan, membuat Chaeyeon semakin merindukan senyum itu.

"Maaf, aku tidak bisa di sampingmu lagi Chaeyeon." Senyum yang menyinari wajah tampan Donghyuk berubah menjadi kesedihan yang mendalam.

"Jangan berkata seperti itu! Walaupun kau tidak bisa bersamaku lagi di dunia ini, tetapi kau akan selalu hidup di dalam hatiku." Chaeyeon sedikit meninggikan suaranya. Dia tidak ingin mendengar kata-kata yang menyedihkan itu lagi dari mulut Donghyuk karena itu dapat menyayat hatinya yang sudah sangat terluka.

"Tolong lupakan aku Chaeyeon, hiduplah bahagia bersama orang la-"

"Cukup!" kata-kata Donghyuk dihentikan oleh Chayeon karena dia sudah tidak kuat lagi mendengar kata-kata itu.

"Jangan bicara seperti itu lagi Donghyuk." Tidak terasa air mata sudah menggenang di pelupuk mata gadis itu. Rasanya Donghyuk ingin menghapus air mata yang sudah menetes di pipi gadisnya itu, tetapi tidak bisa karena dia tahu bahwa dia tidak akan bisa menyentuhnya lagi.

"Chaeyeon, berjanjilah padaku bahwa kau akan selalu tersenyum. Berjanjilah padaku kau akan bahagia tanpa adanya diriku di sampingmu."

"Ak...aku...aku berjanji tapi tolong jangan paksa aku untuk melupakan dirimu dan mencintai orang lain. Karena aku hanya mencintaimu," ujar Chaeyeon sesenggukan. Tangisnya semakin menderas. Donghyuk semakin merasa bersalah. Seandainya kejadian mengerikan itu tidak terjadi. Mereka berdua hanya bisa meratapinya.

"Baiklah," ujar Donghyuk di sela suara tangisan Chaeyeon.

"Aku tidak akan memaksamu untuk melupakan aku, tetapi kau harus berjanji untuk bahagia Chaeyeon. Itu adalah permintaan terakhirku," lanjutnya.

"Donghyuk, kenapa ada asap di kakimu? Dan kenapa ada suara alarm?" tanya Chaeyeon bingung. Dia menghentikan tangisannya.

"Mungkin aku akan menghilang, aku mencintaimu Chaeyeon."

"Menghilang? Kenapa begitu? Tidakkah kau bisa tinggal lebih lama?" Donghyuk hanya menggeleng.

"Selamat tinggal Chaeyeon."

"Tidak, tolong jangan pergi, jangan pergi Donghyuk! Donghyuk!"

Kring.....

"Huh... huh... huh...." Nafas Chaeyeon tersenggal-senggal. Keringat dingin bercucuran di badannya. Setelah tersadar dari mimpinya, Chaeyeon melihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30.

"Seandainya kau tidak berbunyi," gumam Chaeyeon kesal kepada jam wekernya.

....

Dongchan tengah merenung di kamarnya, tepatnya di tempat tidurnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia alami semalam. Dia masih merasa jika kejadian semalam hanyalah mimpi, tetapi dia yakin kejadian itu adalah kenyataan. Belum pernah dia mengalami hal semalam. Bahkan dia tidak percaya dengan adanya makhluk halus atau roh. Dia tidak percaya jika arwah Donghyuk muncul dihadapannya. Dongchan ingat betapa terkejut dan takutnya dia setelah melihat arwah Donghyuk menghantuinya semalam.

ApologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang