J for -ten-

1.6K 120 11
                                    

ps: Coment dong kasih saran gitu. Bakal di next Sabtu! Jangan lupa vote

•••

"Karena rasa sakitnya kehilangan
tanpa memiliki impas dengan
rasa kehilangan karena terlambat berjuang."


the second chance•10


UNTUK menemukan meja nomor sembilan bukanlah hal yang sulit bagi Radit. Walaupun lampu warna-warni dan  remang ini mengganggunya, ia masih bisa melihat Sarah dan teman-temannya yang lain berkumpul disana.

Sarah duduk di paling pinggir, menyilangkan kakinya dan satu tangan cantiknya memegang gelas cocktail.

"Radit! Is that you?"

Sarah langsung berdiri dan berjalan memeluk Radit. Ia sangat tidak percaya bahwa Radit benar-benar datang dan mau menenemuinya lagi setelah kejadian yang lalu itu.

Sarah sempat menawarkan minuman pada Radit, tapi sayangnya Radit telah bersumpah untuk tidak meminum minuman sialan itu. Sempat terlihat raut wajah Sarah yang kebingungan saat Radit menolak gelas yang ia berikan. Tapi detik selanjutnya Sarah sadar, memang Radit benar berubah.

Dan yang Radit benci, di saat ia berada di tempat ini, pikirannya malah tertuju pada Farah. Sialan.

"We should talk, Sarah" ucap Radit.

Tapi Sarah masih asik berdiri dan kepalanya mengangguk-angguk mengikuti dentuman musik di dalam Bar. Ia menari sambil sedikit menggoda Radit, mengalungkan kedua tangannya pada leher Radit.

Laki-laki mana yang tidak tergoda dengan Sarah?

Radit melepaskan tangan Sarah dari lehernya, "Now," katanya dengan tegas dan membawa Sarah pergi dari ruangan itu.

Sarah bersandar pada tembok, ia menekan-nekan pelipisnya berulang kali dan kadang meracau tidak jelas. Dalam hati Radit bertanya memangnya ia sudah habis berapa botol? Ini saja masih belum jam dua belas malam.

Ia teler sebelum waktunya.

"Aku nggak bisa ngomong sama orang yang lagi mabuk," kata Radit.

Sarah mengerutkan dahinya, bibirnya mengerucut, dan ia mencoba membuka matanya lebar-lebar lalu berdiri tegak menghadap Radit, "I'm not drunk, Baby"  katanya sambil menyeringai. Radit benci dengan tatapan yang di berikan oleh Sarah.

"Okey, bawa aku pulang lalu ceritakan tentang semua tentangmu," kata Sarah, "Semuanya sampai alasanmu mau bertemu lagi denganku,"

Lalu saat itu juga Sarah jatuh pingsan dan tangan Radit sigap menangkapnya.

•••

Farah tidak tahu kenapa Radit belakangan ini sulit di hubungi. Pagi yang seharusnya indah untuk Farah kini berbalik seratus delapan puluh derajat saat Alenka menatapnya dengan sebelah mata tadi. Memangnya Farah salah apa?

"Latihan hari ini cukup, kalian bisa kembali ke rumah dan membaca naskahnya lagi ya! Aksa, perhatikan ekspresi kamu, Gita juga belajar ngomong pakai lafal yang jelas," Mas Gito menasehati mereka semua sebelum latihan ini berakhir.

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang