*ps: update next chap kalau readers per chap reach 100 dulu. ty
•••
"Teruntuk Kamu; orang yang terdekat tapi tak bisa ku gapai,
orang yang pergi menjauh juga tak pernah sanggup ku kejar,"the second chance•15
FARAH bangun dari tidurnya. Masih pagi, bahkan terbilang sangat pagi jika bangun jam setengah lima di Hari Minggu. Ia mengerjap-erjapkan matanya berulang kali, dan saat merasakan nyawanya sudah terkumpul sempurna ia bangkit dari tempat tidurnya dan segera membuka jendela kamarnya lebar-lebar.Tapi nggak jadi. Di tutup lagi sama Farah karena langit masih gelap dan udara Jakarta masih terasa dingin.
Ia segera mencari charger dan menyalakan ponsel yang nyawanya tinggal enam persen itu. Seingat Farah, semalam setelah membalas pesan dari Radit, Farah langsung benar-benar tertidur. Bahkan ia sampai lupa untuk gosok gigi dan mengkunci pintu kamarnya.
LINE
You have a new message!
Bisquad : 74 messages unread
raditya.bastian : 3 messages unreadBisquad itu multichat yang sengaja di bikin Farah, Ovia dan Rachel. Tempat mereka bertiga gabut, chat yang random talk, sampai galau bareng-bareng bahkan share jawaban kalau ada PR.
Farah tau, pasti bahasan mereka semalam adalah tentang dirinya dan Radit. Ia hanya membacanya dan senyam-senyum sendiri membaca chat konyol dari teman-temannya dari awal sampai akhir.
Di tempat lain,
Setengah lima pagi yang berbeda bagi Radit.Ia memilih duduk di atas kursi panjang di balkon kamar apartement. Memandang lagit Jakarta yang hitam tapi tidak seluruhnya. Setidaknya masih meninggalkan beberapa bintang dan bulan sabit yang masih terlihat jelas.
Dalam diam ia tersenyum sendiri saat melihat wallpaper ponselnya yang baru ia ganti semalam, itu foto Farah yang tidak Farah ketahui saat Radit diam-diam mengambilnya. Kalau mau buka galeri Radit boleh saja, pasti kalian akan menemukan foto Farah dari berbagai ekspresi dan di sendirikan di sebuah folder oleh Radit.
"Mau teh?" Radit menoleh ke belakang dan menemukan Sarah membawakan secangkir teh. Bukan ide buruk juga kalau dingin-dingin begini minum teh hangat. Kalau Jakarta masih sepi begini, kadang Radit merasa sedang berada di negara lain, bukan di Indonesia. Konyol sih, tapi memang begitu.
"Another Radit here, right?" tanya Sarah. Karena sejak semalam Sarah melihat tingkah Radit yang mendadak berubah, apalagi barusan Radit lagi senyam-senyum sendiri melihat layar ponselnya, "Ini pasti ada hubungannya dengan pesta semalam. Apa kamu..." Sarah sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Aku ngapain?" tanya Radit cepat.
Sarah terkekeh sebentar, "Mungkin kamu baru saja menyatakan cinta dengan cewek yang ada di layar hp-mu itu?" tebak Sarah.
Gotcha!
"Kamu tahu? Kamu buka hp aku tadi malem ya?" tebak Radit. Sarah langsung menggeleng dan hampir tersedak. Tidak percaya bahwa tebakannya benar akan hal itu.
"I know u so well, Radit" jawab Sarah sambil memukul-mukul dadanya berulang kali, berharap batuk karena tersedaknya segera berhenti, "Terus jawabannya apa?" tanya Sarah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Chance
Teen Fiction[BELUM DI EDIT] Ini tentang masa di Putih Abu-Abu, juga tentang perasaan abu-abu yang berganti menjadi satu warna terang. Tentang perempuan yang bertemu dengan dua laki-laki yang jauh berbeda. Belajar mengetahui arti detak jantung yang tak beraturan...