K for -eleven-

1.7K 114 12
                                    

"Percayalah,
suatu saat, 'nanti' akan bertemu
dan 'seandainya' akan terjadi, lalu 'semoga' bukan lagi angan."


the second chance•11

"Kamu serius mau kerja?" suara Sarah hampir melengking mendengar keputusan Radit.

Dasar keras kepala. Untuk menyewa apartement baru saja ia bersikeras untuk bekerja dulu dan gak mau pakai uang dari Opanya sedikitpun.

Padahal ia bisa tinggal dengan Sarah, lama pun tak apa. Kalau berani meminjam uang, Sarah pun juga akan memberinya. Berapa pun itu.

"Aku cuma titip barang. Malamnya aku kerja. Begitu seterusnya,"

"Di bar milik Alex?" tanya Sarah terkejut. Alex teman Sarah, dan ia tahu semua cerita tentang Sarah dan Radit dulu.

"Are you fuckin' kidding me?" Sarah benar-benar emosi, perkataannya tidak terkontrol lagi, "Radit kamu harus sekolah juga,"

Kadang-kadang Sarah bisa perhatian dan lemah lembut, terkadang juga bisa emosional, juga kadang ia bisa menjadi perempuan gila seperti di dalam bar, persisnya simpulkan sendiri dengan pemikiranmu.

"Aku akan coba bagi waktu?" jawab Radit, tapi terkesan belum pasti.

Sarah mendengus dan duduk kursi sebelah Radit. Menurutnya itu khayalan seorang remaja yang labil, "Percaya denganku, tak akan bisa. Lebih baik kamu tinggal disini, terus fokus dengan sekolahmu," kata Sarah.

Radit tetap menggeleng, "Terimakasih sarannya. Tapi nanti malam aku sudah mulai bekerja," jawab Radit enteng.

Sejujurnya Sarah ingin memakan Radit hidup-hidup. Dasar tukang keras kepala.

•••

Radit hanya tidur tiga jam. Dan sekarang ia terpaksa membuka matanya saat ruangan tempatnya tidur telah di tembus sinar matahari.

Sebelum berangkat ke sekolah ia menatap dirinya di depan cermin, melihat mata merahnya dan lingkaran hitam di bawah matanya.

Untung Radit laki-laki, jadi ia tidak terlalu memikirkannya.

Tadinya ia ingin menyusul Farah untuk berangkat sekolah bersama. Tapi rasanya Farah sudah berangkat duluan. Bisa jadi nanti ia akan bungkam saat bertemu dengan Radit.

'Badboy gue udah masuk, anjir.'

'Kok tambah ganteng aja sih,'

'Dia lagi bertengkar sama ceweknya, rasain'

Setidaknya hanya itu yang bisa tertangkap di telinga Radit waktu berjalan di koridor menuju kelasnya. Saat sudah hampir sampai, tak sengaja ia berpapasan dengan Ovia.

Perempuan itu berhenti sejenak dan tersenyum kikuk untuknya. Radit tahu pasti Ovia nanti pergi ke kelas Farah dan memberitahu bahwa Radit hari ini masuk sekolah.

"Superman is back!!!!" teriak Rio, teman sekelasnya yang pertama kali melihat Radit pagi ini.

Kelas bersorak sorai saat melihat Radit masuk ke dalam kelas, tak terkecuali Leo dan Rangga yang langsung ber-high five.

The Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang