Chapter Six

101 11 10
                                    

Additional Cast : Shigeoka Daiki
*
“Shigeoka-Kun?”

Chika menatap bingung dua orang itu. “Kalian saling kenal?” tanyanya.

Taiga mengangguk, dia menatap bingung sosok didepannya ini. Taiga mengenalnya, dia Shigeoka Daiki, teman sekelasnya di tempat bimbingan belajar. “Kau kenal dengan Ch… Konno-San?” tanya Taiga.

“Dia sepupuku,” jawab Chika tersenyum.

Taiga terkejut dan menatap Chika, dia ganti menatap Daiki yang tersenyum. Daiki menoleh, dia lantas tersenyum cerah kepada Miyuki yang menatapnya berbinar. “Astaga, kau Miyuki-Chan?” tanya Daiki, “kau sudah besar ternyata. Aku masih ingat dulu kau selalu mengekor Taiga-Kun kemana-mana. Sampai sekarang masih begitu?”
“Lebih tepatnya sekarang Nii-San yang mengikutiku kemanapun,” jawab Miyuki, “astaga, aku tidak mengira kau dan Konno Senpai bersaudara. Itu artinya kau…”

“Ah, aku lupa harus menemui Jinguji,” Daiki menginterupsi Miyuki, “aku permisi dulu.” Daiki melangkah keluar kamar. Taiga memicingkan mata, dia langsung berlari menyusul Daiki. “Kau tidak pernah memberitahuku kalau kau seorang Haguro, Shigeoka-Kun,” sahut Taiga. Daiki menoleh, dia tersenyum menatap Taiga dan membalas, “Memang apa perlunya memberitahumu? Tidak masalah seseorang berasal dari klan Haguro, Nogumi, atau Yahagi, kan?”

Taiga diam menatap Daiki, kesunyian menyelimuti keduanya. “Apa kau akan memusuhiku setelah ini?” tanya Daiki. Pertanyaan itu membuat Taiga terhenyak. Daiki tersenyum, dia berkata, “Kau pasti akan membenciku setelah ini, ne, Kyomoto-Kun?”

“Aku tidak tahu,” jawab Taiga pelan. Daiki tersenyum, dia melangkah meninggalkan Taiga yang masih berkutat dengan pikirannya sendiri. Dia tidak percaya Daiki bagian Haguro, padahal dulu mereka selalu bersama dan dia sudah tahu kebencian Taiga terhadap Haguro. Taiga mendengus, dia mengacak rambutnya kesal dan akhirnya kembali menuju kamar Chika.
*
Shoki berjalan pelan bersama Chiru, dia melirik dan menghela napas melihat wajah Chiru yang terlihat kesal. “Iya, aku minta maaf tidak memberitahumu soal keadaan Hideyoshi-San,” sahut Shoki, “jangan cemberut begitu, dong.”

“Kau seharusnya memberitahuku,” Chiru membalas, “kalau begini aku, kan, terkesan tidak setia kawan. Harusnya aku sudah menjenguknya jauh-jauh hari.” Chiru mempercepat langkahnya, dia kesal sekali dengan Shoki. Kenapa Shoki harus merahasiakan kondisi Sora darinya? Chiru jadi merasa bersalah baru menjenguk Sora tadi, walaupun dia lega kondisi Sora sudah jauh lebih baik. Shoki menahan Chiru, dia berujar, “Aku tidak memberitahumu karena saat itu kondisimu juga sedang tidak baik, kan? Makanya aku tidak bicara apa-apa.”

“Tapi aku baik-baik saja,” Chiru memprotes.

“Jadi tidak sadar selama tiga hari itu kau sebut baik-baik saja?” balas Shoki.

Chiru terdiam, dia menggeleng pelan. Shoki menghela napas, dia memegang bahu Chiru dan berkata, “Sebelum kau mengkhawatirkan kondisi orang lain, pastikan kondisimu juga baik-baik saja. Kalau kau sendiri terluka, bagaimana kau bisa menjenguknya?” Shoki tersenyum, dia merangkul Chiru dan kembali berjalan. Chiru tersenyum kecil, dia menghela napas dan menatap langit yang tampak cerah. “Aku masih tidak paham dengan kejadian belakangan ini,” ucap Chiru, “sebenarnya apa yang menyerang kota ini? Datang dari mana monster-monster itu?” Chiru menatap Shoki, dia meneruskan, “Apa legenda itu benar-benar ada?”

Shoki terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Akan sangat aneh kalau dia mengatakan dia adalah salah satu monster legenda itu kepada Chiru. “Kau tahu, aku masih tidak menyangka kau memiliki tenaga sebesar itu untuk menolongku,” ucap Chiru, “itu keren sekali. Tapi, bagaimana kau bisa mengalahkannya?”

“Oh, itu kan karena aku mencintaimu,” Shoki mengeluarkan rayuan recehnya, “bukannya kau pernah mengatakan kalau cinta itu bisa membuat seseorang menjadi kuat?”

Monster √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang