Additional Cast : Sato Shori (Sexy Zone)
*
Taiga berlari masuk aula, dia langsung mendorong keras Hagiya dan menarik Miyuki ke dekatnya. “Beraninya kau menyentuh adikku!” Taiga menggertak marah, dia akan meninju Hagiya tapi beberapa orang langsung menahannya. “Astaga, Kyomoto-Kun, tahan emosimu!” Kai berusaha menahan Taiga, “dia sudah menolong Miyuki-Chan!” “Kau harusnya berterimakasih dia tidak meninggalkan adikmu sendirian di kelasnya tadi!” sahut Haru, “Oi, Jesse! Bantu aku menahan temanmu ini!”Jinguji menyeruak maju, dia langsung meninju muka Taiga. “Kau memang tidak tahu terimakasih,” geramnya, “kalau Hagiya tidak menolong adikmu, dia sudah mati sekarang.” Jinguji menatap Hagiya yang terdiam, dia berkata, “Sudah kubilang, kau biarkan saja dia disana! Kau tidak mau mendengarkanku!”
“Jadi kau menyesal sudah membantunya? Kau menyesal sudah menolongnya?” sahut Jesse.
“Kalau dia tidak marah-marah tidak jelas, Jinguji tidak akan mengatakan hal itu,” Yugo menyahut dari jauh, “sadarlah, temanmu itu yang tidak bisa mengontrol emosinya.”
“Tidak ada yang bertanya pendapatmu,” sahut Kishi.
Yugo menatap Kishi, dia berkata, “Bicaralah yang sopan kepada seniormu, Kishi Yuta. Apa perlu aku memberimu pelajaran tata krama?”
Jinguji mendengus, dia menoleh dan langsung menarik Chika kearahnya. “Jangan berdekatan dengan mereka, kau bisa terluka nanti,” ucap Jinguji dingin, dia langsung melangkah pergi dengan menarik Chika bersama Kishi. Hagiya menatap Taiga yang member tatapan benci kepadanya, dia memberi salam dan berlalu menyusul yang lain.
Taiga menghela napas, dia menoleh dan berkata, “Aran, Reo, bawa Miyuki.” Taiga melangkah dan duduk di bangku penonton, Haru, Kai, dan Jesse duduk di dekatnya. “Ayolah, Taiga,” ucap Haru, “sebenarnya ada apa denganmu? Kau ada masalah apa dengan mereka sampai kau selalu mencari masalah dengan mereka?”
“Aku tidak mencari masalah! Mereka yang mencari masalah denganku!” sahut Taiga, “aku…” “Jadi menolong adikmu kau anggap mencari masalah? Kau punya otak atau tidak, hah?” sahut Kai, “dia menolong adikmu. Bayangkan saja, ada monster-monster aneh yang entah muncul dari planet mana menyerang sekolah kita. Kau pikir apa yang akan terjadi kepada Miyuki kalau Hagiya tidak menolongnya, hah?” “Kau sama saja dengan Kaede,” ucap Haru, “kau membenci seseorang dan selalu beranggapan kalau dia mencari masalah denganmu. Menyebalkan.”
“Kau tidak mengerti masalahnya, Miyazaki,” ucap Juri, “kalau kau mengerti kau tidak akan mengucapkan hal tadi.”
Haru mendengus, dia berdiri dan menatap Juri dengan kesal. “Kau selalu mengatakan aku tidak mengerti, aku tidak tahu,” ucapnya, “ayolah, Tanaka. Bagaimana aku bisa mengerti kalau tidak ada yang menjelaskan kepadaku apa masalah kalian? Kaede selalu memintaku menjauhi Hokuto, Hokuto selalu memperingatkanku agar tidak terlalu dekat dengan Taiga, dan aku tidak bisa mengobrol dengan Chika karena Kishi selalu menyamakanku dengan kalian. Sebenarnya ada apa ini?”
Shori menatap Haru yang terlihat sedang adu argumen dengan Juri. “Jadi… Matsumura-Kun dan Kyomoto-Kun masih bermusuhan sampai sekarang?” tanya Shori. Ryosuke mengangguk, dia mengerang pelan dan berkata, “Mereka itu ibarat air dan minyak. Ada di tempat yang sama, tapi tidak pernah bisa menyatu.” “Kasihan Haru-Chan,” sambung Yuto, “dia berteman dengan dua orang yang bermusuhan.” Yuto menoleh, dia beranjak dan menyodorkan botol minum kepada Haru yang mendekat bersama Kai. “Aku tidak mengerti bagaimana otak mereka bekerja,” Haru mengomel, “kenapa mereka selalu bertengkar karena masalah sepele?” Haru meneguk minumannya, dia menghela napas. “Sial sekali diriku, harus ada diantara mereka.”
“Aku juga tidak bisa terlalu dekat dengan Jinguji-Kun karena dia selalu menganggapku bagian dari kalian,” gumam Kai.
Haru tersedak, dia menatap kaget Kai. “Wo, wo, wo,” Haru menginterupsi, “jadi maksudmu kau menyesal berteman denganku? Kau menyesal berada di dekatku dan menyalahkanku karena Jinguji menganggapmu sama seperti yang lain?” Haru akan mengomel, tapi Inoo langsung menggeplak kepala gadis itu dengan papan alas menulis. “Senpai!” Haru memekik, dia berusaha membalas Inoo yang dengan apik menangkis pukulannya. “Kenapa jadi kau yang marah-marah?” sahut Inoo, “sudahlah, kelihatannya suasana sudah membaik, kita keluar dan membereskan sisa-sisa kekacauan.” Inoo melangkah keluar aula bersama beberapa murid lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster √
FanficSelama ribuan tahun, tiga kelompok monster berselisih. Sebuah kesalahpahaman merusak kedamaian yang mereka jaga. Siapa yang sebenarnya bertanggungjawab dalam hal ini? * Title : Monster Author : Veve Octavia Genre : Fantasy, Romance, Friendship Lengt...