제 1 화 - Harapan

5.3K 474 7
                                    

"Jangan terlalu berharap, Rae. Jimin tak akan berubah pikiran. Bahkan jika kau melontarkan seribu harapan kepadanya."

"Harapan itu akan berubah menjadi kenyataan jika Tuhan mengkehendakinya. Maka kita harus sering berdoa, agar Tuhan mendengar doa kita." Ucap Raehwa setelah menyamakan langkahnya dengan Minjung.

"Kurasa Tuhan tak akan mengkehendaki keinginanmu tentangku dan Jimin. Maksudku, bagaimana kau berharap itu terjadi, jika kau yang harapkan, tidak mengharapkannya."






——Wedding For Jimin——







"Kita hanya mempunyai beberapa hari lagi untuk membujuk Jimin agar menikah sebelum kembali mengelar tur."

"Hyung! Kau selalu diam jika membahas tentang pernikahan Jimin, apakah kau tidak memiliki ide untuk ini?" tanya Jungkook kepada Namjoon yang hanya mengadahkan kepalanya memandang langit-langit.

"Dia sangat keras kepala, aku sudah lelah membujuknya. Dan ... Tentang rencana kalian menggunakan Park ahjussi untuk membujuk Jimin, itu tak akan berhasil."

"Apa?" tanya member BTS serempak –kecuali Jimin dan Namjoon—.

"Iya, aku sudah pernah mencobanya, dan itu tidak berhasil. Jadi sebelum kalian melalukannya, aku sudah pernah melakukannya."

"Park ahjussi ayo, lakukan!" bisik Namjoon pada Park ahjussi yang sedang berbaring di ranjang.

"Satu ... Dua ... Tig-,"

"Appa jangan melakukannya. Appa tak mempunyai penyakit asma bukan? Tentang pernikahanku, aku akan menikah jika sudah waktunya." Ucap Jimin lalu memasuki kamar Ayahnya.

"Apa yang appa inginkan?"

"A-appa hanya ingin tteoppokki."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"






——Wedding For Jimin——







Saat ini, Eifel tengah diterpa angin yang cukup kencang, tapi tetap aman untuk menaikinya.

Dan disinilah Minjung berada, menuruti keinginan sahabatnya, untuk berada di puncak Eifel pada malam hari.

Raehwa yang sedang memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan yang saling bertaut, dan setelah itu, dia membuka matanya. "Keinginanku masih sama." Gumam Raehwa. "Aku berharap itu terjadi."

"Silahkan berharap sebisamu, Rae. Aku juga berharap itu terjadi." Minjung lalu menggengam erat besi pembatas Eifel yang berada di depannya. "Jika itu memang tidak terjadi ... Apakah aku akan bisa untuk terus hidup? Bahkan untuk sekarang, aku sangat ingin melihatnya."

Ctinggg!!!


Ponsel Minjung berdering, tanda ada pesan masuk.

"Kau tak melihatnya? Mungkin saja itu dari Jimin." Ucap Raehwa.

Minjung tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Itu dari suamimu, Jungkook. Dia pasti mengirim foto Jimin. Kau," Minjung menolehkan kepalanya, memandang Raehwa yang juga sedang memandangnya. "kau yang meminta Jungkook untuk melakukannya bukan?"

Raehwa dengan cepat menggelengkan kepalanya seraya menggerakan kedua tangannya menyilang. "Kau tidak bisa berbohong, Rae." Ucap Minjung.

"Maaf. Aku hanya ingin me-"

"Aku mengetahuinya." Minjung lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. "Apa ada yang ingin kau lakukan lagi? Jika tidak lebih baik kita kembali ke hotel. Ini sudah sangat larut, besok kita harus pergi menuju Jepang."

"Tidak. A-ayo kita kembali." Ucap Raehwa lalu berjalan bersama dengan Minjung.

Menuruni Eifel dengan perasaan sedih yang menerpa mereka. Terutama Minjung.

Apa aku masih bisa menahanmu lagi ... Jimin?


A/n : Tinggalkan jejak kalian. Saran dan masukan dinantikan, oke?

February 1, 2017

[5] Wedding For Jimin | P.J.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang