제 2 화 - Permainan dan Taruhan

4.3K 446 10
                                    

"Jungmi jangan nakal saat bersama halameonni dan halabeoji ya? Dan Jeon Junghan, jaga adikmu." Pinta Jungkook pada Junghan yang sedang asik bermain playstation bersama Jimin.

"Hyung! Ayo!" pekik Jungkook kepada Jimin.

"Sebentar."

"Samchon? Bagaimana jika kita bertaruh?" tanya Junghan pada Jimin.

"Apa yang ingin kau pertaruhkan?" tanya Jimin.

"Jika aku kalah, samchon bisa meminta apapun dariku."

"Jika aku kalah?"

"Samchon harus menikah dengan Minjung Imo."

Jimin tersenyum miring lalu meraih joystick dihadapannya dengan cepat. "Baiklah, mari kita lihat hasil akhirnya. Jungkook aa? Beri aku waktu, hanya lima menit, setelah itu kita pergi."

"Iya baiklah. Hanya lima menit, oke?"

Jimin menganggukan kepalanya lalu mulai menekan tombol start pada joystick miliknya. Aku akan menikah denganmu, tapi bukan sekarang.






——Wedding For Jimin——







"Samchon kalah!" pekik Junghan kepada Jimin. "Jadi kapan samchon akan menikah?"

Jimin berdiri lalu memakai jaket miliknya dan tersenyum kepada Junghan. "Aku akan menikah. Bukan sekarang, tapi nanti. Jadi, tunggu saja." Jawabnya lalu berjalan membawa tas ranselnya keluar dari rumah.





——Wedding For Jimin——





Jimin kini tengah duduk, memandangi gedung-gedung pencakar langit yang tengah di lewati oleh mobil yang dinaikinya bersama member BTS yang lainnya.

Dia sengaja duduk dipojok, agar tak diusik oleh siapapun. Jika biasanya dia duduk didepan bersama Taehyung dan Jungkook untuk membuat keributan, berbeda dengan sekarang.

Dia memilih untuk berangkat bersama Jungkook, Seokjin dan Yoongi dalam satu mobil.

"Mungkin, mobil sebelah sedang membuat keributan. Apakah hyung tak ingin membuatnya juga?" tanya Jungkook.

"Membuat apa? Aku sudah memiliki satu. Min Yoonwan, bidadariku setelah eommanya, Son Seungwan." Ucap Yoongi.

"Bukan tentang anak, hyung. Jika itu, maka aku sudah memiliki dua. Dan kalian, masing-masing sudah memiliki satu."

Mendengar perbincangan tersebut, Jimin menarik kupluk hoodienya, menutup kedua matanya lalu menaikan volume pada earphone yang digunakannya.

Dia tahu, hanya dia yang belum memilikinya. Anak, Jimin belum mempunyainya. Bahkan menikah saja belum, bagaimana bisa dia memiliki anak?

"Bangunkan aku jika kita telah sampai." Ucapnya lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.






——Wedding For Jimin——





"Saat di Jepang nanti, bisakah aku hanya menemanimu saat rapat sedang berlangsung saja?" tanya Minjung kepada Raehwa yang sedang duduk disampingnya.

Kini mereka tengah berada diatas pesawat, yang baru saja lepas landas di bandara Charles de Gaulle, untuk pergi menuju Jepang. Melanjutkan perjalan bisnis, yang tak kunjung selesai.

"Kenapa?" tanya Raehwa.

"Aku kurang fit. Tubuhku sangat lelah beberapa hari ini. Mungkin karena aku terlalu sering tidur larut malam."

"Iya kau memang sering tidur larut malam, dan akan berakhir di meja kerjamu, dengan sticky notes yang tertempel pada dahimu."

"Benarkah?" tanya Minjung yang mendapat anggukan dari Raehwa.

"Minjung aa?"

"Iya?"

"Kondisimu ... Apakah hanya sebagai alasan, agar kau tak menemui Jimin?"



A/n : tinggalkan jejak kalian. Saran dan masukan sangat berarti untuk saya.

February 4, 2017

[5] Wedding For Jimin | P.J.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang