제 10 화 - Bukan Sekedar Ucapan

3.5K 377 2
                                    

"Bisa kita pergi ke rumah eommonim?"

Jimin terdiam. Pandangannya kosong. Dia tak melihat apapun, bahkan sebuah truk yang sedang berkendara di jalur seberang.

Tinnn!!!

Cittt!!!

"Jim!? Apa kau sudah gila!? Kau ingin membuatku mati muda!?" tanya Minjung pada Jimin yang sedang mengerjapkan matanya.

Jika saja, Minjung tak membanting stir ke kiri, mungkin mereka sudah berakhir di rumah sakit, dengan tubuh yang penuh luka.

Jika saja, Minjung tak membanting stir, mungkin mereka telah menabrak truk yang tadi membawa barang bawaan cukup berat.

"Jim? Jim kau mendengarku?" tanya Minjung seraya mengguncang tubuh Jimin.

"Iya? Ada apa?" tanya Jimin.

"Kau gila!? Kau kasih menanyakan ada apa!? Kita hampir mati, Jim! Jika saja aku tak membanting stir, kita pasti sudah mati!"

"Maaf." Ucap Jimin seraya menundukan kepalanya.

"Hei? What happen?" tanya Minjung seraya memegang kedua pipi Jimin untuk menatapnya.

Jimin menggelengkan kepalanya, lalu kembali menundukan kepalanya. "Kau bisa memberitahuku. Apapun itu Jim." Ucap Minjung.

"Aku belum siap untuk menemui eommaku."

"Apa ini alasanmu, belum mengunjungi eommonim sampai sekarang?"

Jimin menganggukan kepalanya, lalu menyandarkan tubuhnya pada jok kemudi mobil. "Eommonim merindukanmu. Kau sangat tahu, jika eommonim tak tahan, jika kau tidak mengunjunginya. Tapi kenapa kau menghindarinya?"

"Eomma pasti akan menanyakan kapan aku akan menikah? Kapan dia akan menimang cucu dariku? Aku ... Aku lelah akan pertanyaan itu."

"Sebelas tahun?" gumam Minjung lalu tersenyum dan ikut menyandarkan tubuhnya pada jok mobil.

"Bukankah waktu yang tidak sebentar? Selama itu, aku selalu mendengar pertanyaan yang sama seperti dirimu. Terutama eomma dan appaku." Ucap Minjung.

"Ditambah lagi, eomma yang tak sabar untuk segera menimang cucu. Tapi, beruntung, Minhyung akan memberi eomma cucu. Bagaimana dengan Jihyun?" tanya Minjung seraya menatap Jimin.

"Dia baik. Dan dia masih melakukan kewajibannya. Hanya tinggal menunggu beberapa minggu lagi, lalu dia akan keluar dari wamilnya."

"Baguslah. Aku senang mendengarnya."

"Jung?"

"Iya?"

"Janjimu ... bukan sekedar ucapan bukan?"






A/n: publish lagi, mau sedikit cerita tentang orang ketiga hehehe ...

Banyak kan yaa yang bilang kalau orang ketiga itu PHO, tapi

Jangan selalu salahin orang ketiga, buat rusaknya suatu hubungan.

Karena tamu akan tetap menunggu di depan rumah, jika dia menginginkannya.

March 12, 2017

[5] Wedding For Jimin | P.J.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang