24. Family

806 110 5
                                    

SEHUN

Hari ini gue sedang di rumah ayah. Kangen. Walopun selama gue kuliah ini ayah ngediemin gue terus tapi gue selalu kangen sama ayah.

Teringat masa kecil gue ayah dan bunda selalu merawat gue dengan penuh kasih sayang gue adalah anak yang beruntung tumbuh diantara kedua orang tua yang sangat menyayangi gue ketambahan Haechan adek gue yang sangat gue sayangi walopun suka usil dan jail.

Yang masih mengganjal di hati gue adalah gue kurang paham sama maksud ayah yang terkesan ngotot banget memaksa gue untuk menjadi dokter dan nanti nyuruh ngambil buat ngambil alih rumah sakit lagian masih ada Haechan juga.
Padahal waktu kecil dulu ayah selalu ngebebasin gue melakukan segala sesuatu asal tidak menyimpang dan tau aturan.
Ayah adalah dia tipe orang tua yg sangat care sama anaknya tapi semenjak gue tidak memilih jurusan kedokteran ayah berubah mendiami gue.

Akhiran ini setiap gue berkunjung ke rumah ayah selalu sibuk di raung kerja sepertinya sesuatu sedang terjadi di rumah sakit.

"bun ayah kayaknya sibuk terus kenapa?" gue menghampiri bunda yang tengah mencuci sayur di dapur.
"eh ... Nggak ada apa - apa nak" jawab bunda kikuk. Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyiin.
"beneran?" gue mastiin.
"iya hun kamu mau makan apa nanti bunda buatkan yang spesial" bunda mengalihkan pembicaraan.
"apa aja makanan bunda selalu spesial kok. Tapi sayurnya jangan banyak"
"dasar karnifora" bunda mencubit pipi gue.
"hehe Sehun ke kamar Haechan ya bun"
"iya"

Langsung aja gue nyelonong masuk ke kamar Haechan. Dia lagi sibuk di meja belajar gue rebahan di kasurnya.

"chan" panggil gue ke Haechan yang terlihat sedang ngitung persoalan matematika.
"apa bang?" jawab dia tanpa menoleh.
"ayah kayaknya sibuk lo tau kenapa?" tanya gue ke Haechan siapa tau dia ngerti penyebab dari kesibukan ayah.
"mmm gue gatau bang" jawab dia menghentikan aktivitas mencoretnya. Kok gue gak percaya kayaknya Haechan tau sesuatu.

"jangan boong lo sama gue chan" gue merubah posisi dari rebahan menjadi duduk.
"ya bang gue emmm nggak tau" Haechan kikuk dia tu paling nggak bisa ngeboongin gue dan rautnya terlihat dia lagi boong.
"gue ini abang elo chan walopun gue sekarang nggak tinggal disini sama kalian tapi lo masih nganggep gue abang lo kan?"
"apa si lo bang. Ya iya lah lo kan abang gue"

"jadi kenapa chan?"
"sebenernya... Emmm. Rumah sakit kayaknya lagi ada ada masalah keuangan deh bang gue nggak sengaja denger obrolan ayah dan bunda"
"kok bisa?" tanya gue kaget.
"gue juga kurang tau bang tapi kayaknya serius si permasalahan kali ini sebagai pempinan rumah sakit ayah terkena imbasnya juga"
"nanti gue coba bicara sama bunda dan ayah elo belajar ja ya"
"iya bang"

Permasalah keuangan? Kenapa dengan rumah sakit? Ini nggak pernah terjadi sebelumnya.

Setelah makan malam gue langsung ke ruang kerja ayah gue memberanikan diri dengan segala kegugupan menemui beliau.

"yah" kata gue gugup.
"ya?" jawab ayah tanpa menoleh dari berkasnya.

"yah Sehun mau nanya boleh?"
"nanya apa?" ayah mulai menatap gue.

"Sehun denger rumah sakit lagi ada masalah ya yah?"
"denger dari mana?"
"denger ja yah terus akhiran ini ayah sibuk terus. Bener yah?"
"nggak. Lagian kalo ada masalah dengan rumah sakit juga bukan urusan kamu hun kamu kan nggak tertarik dengan rumah sakit"

Dan seketika jawaban ayah membuat gue merasa menjadi anak yang nggak berguna. Nyelekit.
Ayah bener gue emang nggak tertarik dengan rumah sakit tapi masalah ayah juga masalah gue sebagai anaknya gue ingin membantu atau sekedar mendengarkan.

"yah" setelah beberapa saat terdiam dalam keheningan gue mulai berbicara.
"ya?"

"maafin Sehun yah Sehun udah jadi anak yang nggak berguna banget buat ayah" kata gue penuh penyelasan kemudian gue memutuskan untuk pergi.

Just Friend? [SEULHUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang