SEHUN
Setelah ngebatalin makan malam bareng Seulgi gue langsung pergi ke rumah ayah dengan berbagai macam rasa penasaran setelah bertemu nyokap Irene tadi.
Dan setibanya dirumah semua orang pada bersiap mau makan malam walopun gue udah nggak sabar ingin segera bertanya tapi gue tahan sebentar karena gue gak mau merusak mood semua orang di meja makan.
Setelah makan ayah dan bunda kebetulan lagi ngumpul sambil makan buah di ruang keuarga sementara Haechan belajar di kamarnya. Ini waktu yang sangat tepat.
"yah Sehun mau nanya"
"nanya apa Hun?"
"tadi Sehun nggak sengaja ketemu sama ibunya Irene""nyonya Bae? Apa yang dia omongin ke kamu Hun?" tanya bunda penasaran raut wajahnya terlihat sangat khawatir.
"dia biacara soal tawaran yang ayah dan bunda tolak. Emang tawaran apa yah? Bun?"
"bukan apa - apa Hun kamu jangan peduliin omongannya" jawab ayah datar."Sehun ingin tau pasti ada sesuatu yang ayah dan bunda sembunyikan?"
"enggak nak udah jangan di pikiran"Jawaban ayah dan bunda sama sekali enggak membuat rasa penasaran gue tertenangkan malah membuat gue semakin bersikeras ingin tau.
"selain itu ibunya Irene juga bilang kalo rumah sakit itu milik sebenernya milik Sehun ayah cuma ngejaga maksudnya gimana yah?"
"astaga keterlaluan sekali nyonya Bae. Dia sudah sudah lancang" kata bunda dengan emosinya yang sudah nggak tertahankan membuat gue semakin yakin kalo emang bener ada sesuatu yang sangat mereka sembunyiin.
"tenang bun..." ayah mencoba menahan emosi bunda.
"kenapa bun?"
"nggak ada apa - apa jangan pernah kamu dengerin ucapan keluarga Bae mereka terlalu terobasesi pada kamu"
"iya bun obsesi kenapa? Kasih tau supaya Sehun paham dengan kondisi kita""udah Hun!!! Sekali bunda bilang nggak usah ikut campur ya nggak!!! Jangan ngelawan bunda!!!" bentak bunda dengan emosi yang meledak.
Kenapa bunda segitunya sampai marah bunda nggak pernah emosi gini sebelumnya apalagi sama gue.
"tapi bun Sehun kan anak bunda dan ayah Sehun wajib ngerti permasalahan kalian" gue nggak menyerah untuk bertanya walaupun bunda sudah terlihat marah.
"iya karena kamu anak bunda jadi jangan pernah dengerin apa kata keluarga Bae"
"dengarkan bunda mu Hun" perintah ayah."apa Sehun anak yang nggak berarti buat kalian sehingga kalian nggak mau Sehun ikut campur urasan kalian. Apa Sehun bukan anak kandung kalian?" kata gue spontan karena mulai kesal dengan ayah dan bunda yg bertele - tele menyembunyikan sesusuatu dari gue.
"plakkk" satu tamparan keras dari tangan bunda membekas di pipi gue.
Seketika gue terdiam pipi gue nggak terasa begitu sakit tapi gue cukup kaget dengan perlakuan bunda barusan.
Dari kecil sampai segede gini bunda dan ayah nggak pernah sekalipun ngasarin gue. Ini kenapa bunda sampai menampar gue? Begitu fatalkah ucapan barusan gue sampai bunda murka?
"apa yang bunda lakukan" ayah berusaha nenangin bunda yang terlihat shock atas perlakuannya sendiri.
"Sehun maafkan bunda nak. Bunda nggak bermaksud..." dengan air mata yang berlinang bunda langsung memeluk erat gue.
"..." gue cuma diam."bunda sayang kamu nak. Kamu anak bunda jangan pernah bilang kalo kamu bukan anak bunda hati bunda sakit" kata bunda tersedu.
Dan gue tersadar. Ucapan gue barusan ternyata emang sangat melukai hati bunda sebagai ibu gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend? [SEULHUN]
FanfictionBerawal dari pertemanan biasa antara Seulgi dan Sehun.