Forelsket; Hyungwon, C

[8] Gagal Modus

Pagi-pagi buta Juno sudah ada disekolah, berangkat lebih cepat dibandingkan biasanya.

Minhyuk berdiri di depan pintu kelasnya, bersandar ganteng tak menyadari kehadiran cewek itu.

"Woi,"

Minhyuk menoleh. "Oh." ia nyengir ganteng. "Kok nggak bareng gue sih? Kemana dulu lo?"

"Gue kabur dari rumah. Kak Mino ngamuk gue pulang nggak kasih kabar kemarin."

Minhyuk mengangguk kecil. "Eh, semalem payungnya Hyungwon ketinggalan di mobil gue," ia mengeluarkan payung biru tua dari balik punggungnya.

"Bisa tolong balikin nggak?"

Alis Juno bertaut. "Dih, kok gue? Lo aja, kan lokal sebelahan."

"Hyungwon belum datang. Gue juga mau cabut."

Juno melotot mendengar jawaban cowok imut itu.

"Cabut mau ke gelanggang, ambil nilai praktek renang." Minhyuk terkikik, berhasil mengelabui Juno.

"Nih, balikin nanti."

Juno menelan ludah.

Balikin payungnya Hyungwon? Huhu, nggak tau deh dia kuat iman apa enggak.

Dengan ragu ia menjulurkan tangannya perlahan, menerima payung itu.

"Nah, gue pergi. Dah."

××

Istirahat. Koperasi. Juno, seperti kebiasaannya nongkrong bareng Kak Nayeon sambil minum susu coklat.

Jiya dan Raena rusuh berebut kotak tango terakhir. Kalau soal makanan ya emang nggak bisa berbagi mereka.

Cewek itu mengintip dari celah perbatasan antara koperasi dan ruang siaran. Ada Hyungwon. Dengan gantengnya sedang bersiap melakukan siaran jam makan siang.

Ia merogoh ponselnya, mengetik chat untuk cowok itu.

Juno: kak dimana?

Kedengaran sok akrab nggak sih? Hm. Ah bodoamatlah, biasanya juga dia nggak tau malu.

Nggak lama chat balasan masuk.

Hyungwon: di ruang siaran

Senyum cewek itu merekah. Ia bangkit dari kursinya, membuat Nayeon menoleh heran. "Mau kemana?"

"Bertemu kesayanganku."

Jijik banget tau, Jun.

.
.

Pintu ruangan diketuk, seisi ruangan menoleh. "Permisi, Kak Hyungwonnya ada?"

Hyungwon otomatis menoleh. Senyumnya terkembang–

–lantas langsung luntur begitu saja.

"Siapa?" nadanya dingin.

Bukan Juno yang datang, seperti harapannya, tapi seorang cewek berwajah mungil dan cantik.

"Saya Chengxiao kelas X-1."

"Maksud gue lo siapa berani-beraninya ngancurin ekspektasi gue?!" ia melengos dalam hati, namun hanya tersenyum kecil kearah si cewek.