"Yaelah. Gosok gigi aja belum bener dah sok-sokan pengen di notice doi. Dasar bocah,"
Juno mengusap mulutnya dengan air keran. "Kepundung lo setan goa Jepang!"
××
Selesai cuci muka gosok gigi semua orang duduk mencari tempat untuk sarapan. Dahyun dan kawan-kawan menjadi sukarelawan untuk menyiapkan sarapan pagi ini.
Juno memicing, menyuap lagi kuah supnya yang masih panas. Namun di lidahnya tak berasa panas, sebab hatinya lebih panas lagi memperhatikan Hyungwon dan Xiao yang duduk sarapan berdua.
"Buaya,"
Cewek itu kembali menuang cuka ke dalam supnya. Sontak membuat Jiya dan Sua yang tengah bergibah ria menoleh. "Lah Jun, itu supnya napa dicukain lagi?"
"Ambyar."
"Ambyar? Hambar, bego."
Juno bersungut-sungut. Mengunyah potongan kentangnya dengan begitu bar-bar. Ia kembali menuang cuka ketika lidahnya tak merasakan apapun.
"Eh udah dong!" Sua lekas menjauhkan botol cuka dari jangkauan Juno. "Itu sup lo udah jadi rasa raksa tau!"
"Su.."
Sua melengos. "Apa lu sa-su-sa-su.. Lo pikir gue asu."
"Dih, emang nama lu gitu.. Masa mau gue panggil Pevita Pearce. Ogah."
Jiya menyeruput kuah supnya. "Udah ah, gausah rebutin gue, makan cepet. Habis ini mau jelajah alam."
"Lebih seru menjelajah cerita masa depan kita padahal,"