Juno mendecih, lekas menjejakkan langkah menyusuri jalan setapak sambil menghentakkan kakinya kasar.Di belakangnya, Jiya bisa mendengar seluruh gumaman cewek itu. Juno mengumpat. "Chae Hyungwon bajingan. Brengsek, bedebah dasar tukang php!"
Jiya menghela napas kasar. Kenapa lagi sih temannya ini?
Tadi sewaktu di bus ditengah-tengah tidur ayamnya, Jiya dengar dengan jelas suara cekikikan cewek itu dan suara berat Hyungwon. Lalu tiba-tiba saja saat ia bangun, Juno sudah bertampang kusut seperti habis dilanda badai. Badai perasaan.
"Heh. Lo kenapa sih? Perasaan tadi masih hahahihihoho deh... Kok sekarang udah kayak nggak semangat hidup gitu?"
"Au ah klepon."
"Lo ngambek apa lapar sih?"
"Mau boker."
Goblog.
××
Sehabis mendirikan tenda, semua orang berbaris di tanah lapang tak jauh dari tenda. Masih dengan wajah memberengut Juno berdiri tak bisa diam sementara dua-tiga seniornya bercuap-cuap ria di depan sana.
Ditariknya pelan rambut Sowon.
Menekuk-nekuk lutut dari belakang agar Ji Dam jatuh.
Menyodorkan ekornya ke belakang hingga Jiya menjeplaknya gemas.
Atau membisikkan kata-kata ambigu super menyebalkan pada Juyeon.
Kelakuannya benar-benar nggak normal selama acara pengarahan. Nggak heran ketika ia dibanjiri makian atau teriakan tertahan karena eneg dengan tingkah abstraknya.
Sua bahkan dengan gemas menjambak pelan rambutnya. "Lo tuh kenapa sih hah? Sehari aja waras, bisa?"
"Hm. Nggak bisa kayaknya.. Soalnya waktu pembagian otak yang waras, gue cabut. Makanya dapet ampasnya doang."
"SERAH!"
"Yeu, orang baper mah bebas!" ia berbisik. Tak sadar beberapa pasang mata melirik kearahnya.
"Mingkem dulu napa Jun, Kak Hyungwon mau pidato noh."
Juno makin memutar bola matanya kesal. Demi dewa cewek itu mendadak muak melihat wajah Hyungwon yang tengah tersenyum manis pada adik-adik kelasnya.
"Giliran sama gue aja baru keluar mulut cabenya," cewek itu berbisik dalam hati.
Kekesalannya makin menjadi-jadi ketika mengingat apa yang dikatakan cowok itu sewaktu di bus tadi.
"Kalau gue punya hubungan sama Xiao, emang kenapa?"
YA PASTI KENAPA-KENAPALAH! Kok masih ditanya......................
Hyungwon nggak tau apa Juno sudah jedar-jedur mendengar pertanyaan balik dari cowok itu plus muka tripleknya yang nyaris bikin Juno ngumpat.
Tapi untung saja, berkat kemungilan Tapassya ia nggak jadi melakukan hal memalukan itu di depan calon masa depannya.
"...nah mungkin hanya itu saja pengarahan dari saya, untuk jadwal malam ini kita akan mengadakan acara api unggun."
Selepas pemberitahuan dari Hyungwon, semua orang heboh. Membuat cowok itu lagi-lagi tersenyum.
Mampus lo Jun, mati, mati lo karena diabet. Senyumnya gula banget masyaallah—
"HE TOPLES RENGGINANG NGAPAIN MASIH BENGONG SIH? MAKAN NGGAK LO?"
Teriakan Hayoung menyadarkannya. Bergegas ia menyusul Hayoung, Jiya dan Sua yang sudah berjalan duluan.
"Gue nggak laper. Tapi baper."
"Ngomong nih sama tangan gue!" Sua menoleh malas. "Ngomongnya baper, tapi nasi segentong ludes sama lo."
"Orang baper mah bebas,"
Jiya dan Hayoung melengos. Keinginan untuk mendamprat Juno naik pesat menjadi 105%
.
.
Juno nggak suka acara api unggun.
Bukan, dia bukannya nggak suka dengan api yang dikelilingi orang-orang sambil ikut menyanyi meramaikan penampilan Sowon dan Yuta.
Yang tidak dia suka itu, suasana seperti ini mengingatkannya pada kenangan masa lalu.
"Ada yang mau tampil lagi nggak?"
Cewek itu mendengus, merapatkan selimut yang melingkari punggung lebarnya. Api unggunnya sudah cukup besar, tapi kenapa masih terasa dingin?
Cewek itu mengusap lengannya lalu tersentak ketika ada sesuatu yang jatuh ke atas kepalanya. Juno menoleh ke belakang,
"Dipake, dingin."
Hyungwon berkata nyaris tanpa ekspresi, berlalu setelah memberikan selimut tambahan untuk Juno.
Baper.
Juno menipiskan bibir selepas kepergian Hyungwon. Seneng sih diperhatiin, tapi ya kok mukanya waktu ngasih selimut tadi kayak nggak ikhlas gitu?
"Sadar, Jun, pacar orang.." ia menggumam kecil. "Tuh liat, sekarang aja mojok berduaan." mukanya sinis memperhatikan Hyungwon yang menghampiri Xiao dan duduk berdua di bawah pohon agak menjauh dari kerumunan.
"Trus buat apa gegayaan ngasih gue selimut segala? Mau bikin gue baper? Nggak. Gue tuh nggak bisa diginiin! Dasar Hyungwon terong-terongan!"
Cewek itu mendengus, kembali memandangi api unggun dengan tatapan kosong. Nggak sadar bahwa Hyungwon menatapnya tanpa berkedip. Nggak mendengarkan Xiao yang bersungut-sungut karena tak diperhatikan.
××
Pagi lagi. Cepet banget rasanya, padahal semalam Juno merasa acaranya berlangsung lama. Dia nggak mau bangun lagi rencananya..
Tapi karena paksaan Hayoung laknat mau tak mau Juno beranjak, masih dengan mata bengkak dengan nyawa belum berkumpul seluruhnya ia mengikuti ketiga teman setendanya untuk membasuh wajah dan gosok gigi.
"Laper,"
Sua mendelik. "Iya nanti makan. Makanya cuci muka gosok gigi dulu biar mungil kek Tapassya."
"Ini Juno yang belum bangun tapi kok lo yang nggak waras Su?"
Sua meringis. "Kobam gue habis marathon Uttaran seminggu ini. Ah anjir si Meeti goblog banget dah,"
Di sebelahnya Hayoung menjerit. "Lah iya! Neneknya Tapassya juga nyeremin woi. Mak gue aja kalah serem."
Kening Jiya berkerut heran. "Ini napa malah bahas Uttaran sih?"
Juno mengangguk setuju. "Nah bener. Cuma si Jiya yang waras otaknya."
"Kan sekarang yang seru itu Gopi,"
"NAH IYA BENER!"
![](https://img.wattpad.com/cover/97603525-288-k723108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket; Hyungwon, C
Romantik(n.) the euphoria you experience when you are first falling in love