Imagination // NCT Imagine

Jisung : Penganggu Kecil

Kamu sedang mengerjakan laporan praktikum biologi mu kemarin. Duduk tenang berhadapan dengan belahan jiwamu-laptop-di meja belajar.

"Nun?"

"Apa?"

Kamu menjawab tanpa menoleh ke arah Jisung. Tetap fokus pada layar laptopmu.

"Pinjem bolpoin yang warna-warni."

"Ambil aja di tas."

Keadaan kembali hening dan kamu kembali mengetik di laptopmu.

"Nun..."

"Astaga! Jisung jangan ngagetin ah."

Kamu terlonjak kaget karena Jisung tiba-tiba muncul di samping kirimu. Pake acara bisik-bisik lagi manggilnya. Kan jadi merinding.

"Di tas Nuna ngga ada."

Kamu lalu berdiri dan menuju tas sekolahmu yang berada di atas ranjang. Jisung lalu duduk di kursi tempatmu duduk tadi sambil memperhatikanmu yang menggeledah tas mencari bolpoin warna.

"Bolpoin warnanya mau dibuat apa emang, Dek?"

"Buat bikin mind map tentang pernapasan, Nun."

Kamu lalu kembali mencari dan menemukannya di balik buku cetak matematika.

"Ada nih di belakangnya buku cetak mat. Adek mah kebiasaan sih, buru-buru kayak dikejar maling."

Kamu berdecak dan memberikannya pada Jisung.

Jisung hanya meringis.

"Pinjem dulu ya, Nun."

Lalu berlari keluar kamarmu. Kamu pun kembali berkutat dengan laptopmu.

Lima menit kemudian Jisung kembali muncul.

"Nuna pinjem penggaris yah?"

"Iya, cari aja di tas."

Terdengar suara grasak-grusuk pelan.

"Pinjem dulu ya, Nun."

Dan Jisung kembali lagi ke tempat ia mengerjakan mind mapnya.

Sepuluh menit kemudian Jisung kembali lagi.

"Nuna punya spidol hitam ngga?"

Kamu menghela nafas pelan.

"Ada, di tempat pensil."

Kembali terdengar suara grasak-grusuk.

"Ngga ada yang kecil Nun spidolnya?"

"Ada kok, cari lagi."

"Oh iya ada. Pinjem dulu ya, Nun~"

Dan Jisung kembali menghilang.

Sepuluh menit kemudia ia muncul kembali. Kamu memutar kursimu dan melihat sosok adik kandungmu itu hanya terlihat kepala nya dari balik pintu.

"Sung?"

"Iya, Nun?"

"Kamu gimana kalo ngerjain disini aja biar ngga ribet bolak-balik?"

Jisung memandangmu sebentar lalu mengangguk antusias.

"Oke! Jisung ambil dulu barang-barangnya."

Ia lalu berlari lagi. Menghilang entah kemana mengambil barang-barangnya. Kamu lalu berjalan menuju ranjang untuk mengecek ponselmu. Kamu duduk bersandar pada kepala ranjang saat Jisung kembali dengan gulungan kertas, penggaris, buku gambar A3, bolpoin warna, dan banyak hal lagi dalam dekapannya. Ia menaruh semua itu di ranjangmu. Dan tengkurap mulai mengerjakan kembali tugasnya.

Kamu tersenyum dan mengusak rambut mangkok pirangnya. Jisung itu emang kadang bikin gemes tapi bikin kesel juga.

"Kalo butuh apa-apa langsung ambil aja."

"Oke, Nun."

Kamu lalu duduk lagi di depan laptopmu.

Lima belas menit kemudian. Jisung berdiri di dekatmu dengan kepala miring. Supaya kamu dapat melihat wajahnya.

"Jisung haus mau ambil minum, Nuna mau ngga?"

"Iya ambilin ya, Dek."

"Oke."

Tangan kananmu lagi bergerak mengarahkan pointer, untuk mengecek hasil pekerjaanmu.

"Nun?"

"Apa?"

Kamu menoleh ke arah pintu.

"Mau minum apa?"

"Jus jeruk aja."

"Oke."

Lalu kamu kembali sibuk. Membuat kolom untuk memasukkan data.

"Nun?"

Kamu menoleh lagi ke arah pintu. Terdiam sambil menatap Jisung. Menunggu kelanjutan ucapan anak lelaki kelas dua SMP itu.
"Jus jeruknya habis."

"Ya udah air putih aja."

"Oke."

Kamu memijit pelipismu. Lama-lama pusing melihat Jisung.

"Nun?"

"Apalagi, Sung?"

Kamu menjawab tanpa menoleh.

"Air putihnya dingin apa ngga?"

"Yang dingin."

Kamu menjawab sambil menahan kesal. Tanpa sadar menekan keyboarmu terlalu keras.

"NUN?"

"Ngga usah teriak jisung! Kan kamu di depan pintu!"

Kamu memarahi Jisung yang berteriak namun tanpa sadar balas berteriak.

"Kamu daritadi gangguin Nuna terus deh, ini ngga kelar-kelar Nuna ngejain tugasnya!"

Kamu menenggelamkan wajahmu ke meja.

"JISUNG NGGA DI DEPAN PINTU KAMAR NUNA. JISUNG MAKAN DI DAPUR. NUNA DIPANGGIL BUNDA. MINUMNYA AMBIL SENDIRI YA, NUN."

"IH JISUNG!!!"

Ps : Dek Jisung selamat hari lahir ya, jangan cepet gede dulu, ya baby chick~ 😚🐤