Johnny : Bus Pembawa Berkah

9.9K 1.1K 35
                                    

Hari ini memang hari tersial kamu deh kayaknya. Udah tadi bangun kesiangan, kena hukuman mautnya Chwe Saem--nyiramin tanaman di rumah kacanya klub lingkungan hidup yang jejeran kayak pasukan paskibra--, terus ketiduran di kelas dan berakhir di ruang konseling-- tapi bukannya diceramahin malah kamu dijadiin tempat curhat Guru Konseling kelasmu--, terus capek-capek naik tangga ke lantai empat eh taunya meeting club kamu ga jadi, kan bikin kesel. Dan puncaknya dengan seluruh badan remuk sekarang kamu desek-desekan di bus. Akhir yang manis bukan?

Sebenernya gapapa sih kamu kalo disuruh berdiri. Beneran gapapa. Walau badan dalam kondisi daya yang tinggal dua puluh persen kayak sekarang sekalipun. Yang jadi masalah adalah badan kamu yang mungil. Ya badan kamu yang pendek.

Masih nyampe sih dipake ngenggam pegangan tangan yang udah disediain buat penumpang yang berdiri. Tapi tetep aja meski pegangan itu kamu tetep terombang ambing nantinya. Jadinya ya kamu hanya bisa menggantungkan nasib dengan megang senderan kursi penumpang.

Setelah kamu masuk, kamu sibuk ngomel-ngomel dalam hati dan ga sadar kalo cowok yang duduk di jejeran kursi belakang dari tadi ngeliatin kamu nahan senyum. Cowok itu lalu berdiri, ngasih kursinya ke ibu yang baru naik dan berdiri disamping kamu.

Kesialan kamu bertambah dengan pak supir yang entah kenapa ugal-ugalan nyetirnya hari ini. Sebenernya bukan sepenuhnya salah pak supir sih, sekarang rush hour sih jadi jalanan penuh. Karenannya berkali-kali tubuh kamu sama cowok itu tubrukan. Kamu sih dari tadi mejamin mata erat-erat pengen cepet nyampe halte tujuan aja.

Dan kamu yang baru buka mata, setelah bus berjalan normal selama beberapa menit, kaget dengan bus yang berhenti tiba-tiba. Semua penumpang cewek teriak histeris. Ternyata ada motor yang tiba-tiba motong jalan bus. Kamu sih cuma bisa teriak histeris dalam hati. Bersyukur sih dan kaget juga. Bersyukur karena kamu terselamatkan dari gerombolan orang yang berdesakan didepan kamu. Dan kaget karena sekarang kamu berada di pelukan orang asing belakang kamu.

"Kamu baik-baik aja?"

Kamu masih kehilangan fokus. Mata kamu melebar sepenuhnya. Lengan kamu yang tanpa kamu sadari udah melingkari pinggang cowok itu, mempererat disana.

Lengan kanan cowok itu yang tadi ngelingkari bahu kamu, pindah ke bahu kanan kamu buat sedikit ngelonggarin pelukan kalian. Itu namanya pelukan kan?

"Baik-baik aja kan?"

"Iya."

EUREKA! JACKPOT!

Mimpi apa kamu semalen bisa dipeluk gini sama gebetan kamu?! Kenapa kamu ga sadar ada Kak Johnny dibus ini?!

Reflek kamu langsung melepas kedua lengan kamu yang ada dipinggang Johnny. Terus nundukin kepala kamu.

"Iya, ngga papa Kak. Makasih atas pertolongannya. Dan maaf udah lancang."

Kamu angkat kepala kamu, kan ngga sopan ngomong tanpa lihat lawan bicara. Dan kamu dapet jackpot lagi! Mansaeeeeee!

Johnny senyum manis banget ke kamu. Tangan kanannya ngusap-ngusap puncak kepala kamu. Duh kaki apa jelly ini.

"Iya, santai aja dek."

Kamu mau ngomong sesuatu saat Kak Johnny narik lengan kiri kamu hingga kamu berada dipelukannya untuk kedua kalinya. Dan sedetik kemudian bus berhenti mendadak lagi. Memang bener ngga akan ada pelangi kalo ga turun hujan. Bersedih-sedih dahulu, bersenang-senang kemudian. Kalo tiap hari begini sih kamu rela. Rela banget!

"Kenapa sih orang-orang sore ini?!"

Kamu denger dia ngomel pelan tepat di depan telinga kamu. Aduh rasanya kamu pengen pingsan, udah ga kuat lagi.

Johnny geser badan kalian, yang masih pelukan. Dan ngelepasin pelukannya. Jadi kamu sekarang berdiri diantara kursi penumpang sama badannya Johnny.

"Biar lebih aman hehe"

Aduh mamaaaaaaaaaaaaa! Adek udah ga kuat!

-----------------------------------------------


A/N :
Update lagi~
Gimana? Wkwk 😂
Pas mikir-mikir bang John jadi inget kejadian beberapa hari lalu pas di Solo naik BST, tentunya kejadiannya ga kek yg di chapter ini lah, ini sih 75% imajinasi wkwk

Imagination // NCT ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang